Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implikasi Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Penurunan Kualitas Bahasa Indonesia Devi Permata Bangun; Florensia Silaban; Seevaira Chyta Simanullang; Ika Febriana
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1 No. 3 (2024): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v1i3.1172

Abstract

Bahasa gaul merujuk pada kumpulan kata atau frasa yang memiliki makna khusus, unik, atau bahkan bertentangan dengan norma yang umumnya diterima oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Penggunaan bahasa gaul kadang-kadang muncul di situasi resmi, yang mengakibatkan campur aduk dengan bahasa Indonesia standar, sehingga membuat komunikasi menjadi sulit dipahami secara umum. Meskipun kontroversial, penggunaan bahasa gaul juga memberikan dampak positif dengan meningkatkan kreativitas remaja. Namun, penggunaannya sebaiknya disesuaikan dengan situasi, media, dan konteks yang tepat. Metode penelitian literatur review atau penelitian adalah kepustakaan memuat teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang peneliti kaji. Penelitian kepustakaan atau penelitian kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya penelitian akademis, yang tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan aspek teoritis dan praktis. Penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja sudah menjadi norma umum, dengan sebagian besar dari mereka menggunakan bahasa tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Dampaknya terasa dalam penurunan penggunaan bahasa Indonesia yang baku, menyulitkan komunikasi, serta mempengaruhi cara belajar dan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam konteks pembelajaran, penting untuk memberi prioritas pada penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan baku, mengingat banyaknya faktor yang berkontribusi pada menurunnya keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Penggunaan bahasa gaul sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang meyebabkan terjadinya kemerosotan terutama di kalangan remaja.
PERSPEKTIF TOLERANSI BERAGAMA DI MEDIA SOSIAL Devi Permata Bangun; Yakobus Ndoana
ARIMA : Jurnal Sosial Dan Humaniora Vol. 1 No. 4 (2024): Mei
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/arima.v1i4.1505

Abstract

Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang beragam baik agama, budaya, adat istiadat, ras serta kebiasaan-kebiasaan dalam masyrakatnya yang beragam. Penelitian ini berbasis kualitatif dengan fokus pada metode studi kepustakaan. (library  research), penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan informasi berdasarkan   pengamatan.Peneliti   juga menggunakan penelitian kepustakaan (library research) sebagai pendukung literature untuk mendapatkan data-data dan informasi secara relevan terhadap bukuatau sumber lain yang berkaitan dengan strategi  dan  mengoptimalkan nilai  toleransi  antarumat  beragama di Indonesia. . Istilah toleransi berasal dari Bahasa Inggris, yaitu : “tolerance” yang artinya   sikap membiarkan, mengakui, menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan   persetujuan,  sedangkan   dalam   Bahasa arab  mengartikan  “tasamuh”  yang berarti  saling  mengizinkan  dan saling  memudahkan. Toleransi beragama merupakan hal yang penting karena ketika terdapat keberagaman/perbedan agama di suatu masyarakat maka toleransi dibutuhkan didalamnya agar terjalinya hubungan harmonis anatar pemeluk agama yang satu dengan pemeluk agama lainnya. Toleransi di media sosial dikaitakan dengan sila Ketuhanan Pancasila, Indonesia sebagai Negara yang berlandaskan Pancasila. Pancasila terdiri dari 5 sila, salah satu silanya yakni Ketuhanan Yang Maha Esa.Sila ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan bangsa yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan masing-masing. Dapat ditarik kesimpulan bahwasanya toleransi dimedia sosial dapat dikatan masing kurang bahkan banyak yang tidak tahu apa itu toleransi  sehinga sering terjadi cekcok dan adu komentar anatar warganet terkait masalah keagamaan.