Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pentingnya Pendidikan Karakter Di Tingkat SMP Pada Era Globalisasi Fariz Aditya; Florensia Silaban; Raja Songkup Pratama; Putri Aprilya; Rahmi Siregar; Jamaludin Rumi
Pragmatik : Jurnal Rumpun Ilmu Bahasa dan Pendidikan  Vol. 2 No. 2 (2024): April : Pragmatik : Jurnal Rumpun Ilmu Bahasa dan Pendidikan
Publisher : Asosiasi Periset Bahasa Sastra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/pragmatik.v1i2.473

Abstract

Character education at the junior high school level is becoming increasingly important in this era of globalization. This research aims to explore the influence of globalization on the development of adolescent character at the junior high school level and to identify character values relevant to the demands of globalization. The research method used is a qualitative approach through literature review with descriptive analysis techniques. The findings of the research indicate that globalization has a significant impact on the development of adolescent character at the junior high school level, particularly in how adolescents express themselves, their mindset, and the values they adhere to. In this context, it is important to teach character values such as tolerance, diversity, cooperation, and critical thinking, which are relevant to the demands of globalization. Effective strategies for integrating character education into the junior high school curriculum include developing a curriculum based on character values, teacher training, and active involvement of parents and the community. Thus, character education at the junior high school level can become relevant to the demands of globalization and help adolescents build strong and adaptive characters.
PERAN GURU PPKN DALAM MENCIPTAKAN SUASANA PEMBELAJARAN YANG AKTIF DAN INOVATIF DI SMP N 35 MEDAN Alissa Putri Simbolon; Mantasia Hasibuan; Vinolya Lidevia Br Manik; Seevaira Chyta Simanullang; Rahmi Siregar; Florensia Silaban; Liber Siagian; Fazli Rachman
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1 No. 2 (2024): Januari
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v1i2.164

Abstract

Seorang guru merupakan fasilitator dalam kelas yang akan mengarahkan murid untuk melaksanakan pembelajaran. Guru yang kreatif akan menyediakan pembelajaran yang menarik untuk membuat siswa paham dengan materi yang disediakan dan dapat menciptakan pembelajaran yang aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran guru PPKn dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan inovatif di SMP N 35 Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran guru PPKn sangat penting dalam menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan inovatif di SMP. Seorang guru PPKn harus memiliki kemampuan untuk menyampaikan materi pelajaran dengan cara yang menarik dan mendidik sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep yang diajarkan secara lebih baik.
Implikasi Penggunaan Bahasa Gaul terhadap Penurunan Kualitas Bahasa Indonesia Devi Permata Bangun; Florensia Silaban; Seevaira Chyta Simanullang; Ika Febriana
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1 No. 3 (2024): April
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v1i3.1172

Abstract

Bahasa gaul merujuk pada kumpulan kata atau frasa yang memiliki makna khusus, unik, atau bahkan bertentangan dengan norma yang umumnya diterima oleh suatu kelompok masyarakat tertentu. Penggunaan bahasa gaul kadang-kadang muncul di situasi resmi, yang mengakibatkan campur aduk dengan bahasa Indonesia standar, sehingga membuat komunikasi menjadi sulit dipahami secara umum. Meskipun kontroversial, penggunaan bahasa gaul juga memberikan dampak positif dengan meningkatkan kreativitas remaja. Namun, penggunaannya sebaiknya disesuaikan dengan situasi, media, dan konteks yang tepat. Metode penelitian literatur review atau penelitian adalah kepustakaan memuat teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang peneliti kaji. Penelitian kepustakaan atau penelitian kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang diperlukan dalam penelitian, khususnya penelitian akademis, yang tujuan utamanya adalah untuk mengembangkan aspek teoritis dan praktis. Penggunaan bahasa gaul di kalangan remaja sudah menjadi norma umum, dengan sebagian besar dari mereka menggunakan bahasa tersebut dalam kegiatan sehari-hari. Dampaknya terasa dalam penurunan penggunaan bahasa Indonesia yang baku, menyulitkan komunikasi, serta mempengaruhi cara belajar dan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam konteks pembelajaran, penting untuk memberi prioritas pada penggunaan bahasa Indonesia yang tepat dan baku, mengingat banyaknya faktor yang berkontribusi pada menurunnya keberadaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.Penggunaan bahasa gaul sangat berpengaruh terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar yang meyebabkan terjadinya kemerosotan terutama di kalangan remaja.
Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa Dan Bernegara Florensia Silaban; Yakobus Ndona
Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Vol. 1 No. 4 (2024): Juli
Publisher : Publikasi Inspirasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62017/jppi.v1i4.1417

Abstract

Aktualisasi adalah bentuk kegiatan yang menghubungkan pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Aktualisasi Pancasila berarti menerjemahkan nilai-nilai Pancasila ke dalam norma dan merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Penjabaran nilai-nilai Pancasila ke dalam norma ditemukan dalam norma hukum kenegaraan dan norma-norma moral, dan aktualisasinya terkait dengan perilaku semua warga negara serta seluruh aspek penyelenggaraan negara.Metode penelitian yang digunakan oleh penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Sugiyono (2007), penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada objek yang alamiah dengan peneliti sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data yang beragam, analisis data yang bersifat induktif, dan hasil penelitian yang lebih menekankan pada makna daripada generalisasi. Tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia serta menganalisis karakteristiknya daripada mengubahnya menjadi unit kuantitatif. Penulis menggunakan metode deskriptif dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan wawasan tentang fenomena atau aspek tertentu dalam kehidupan orang-orang yang diamati. Masalah mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ideologi Pancasila ke dalam kehidupan praksis masyarakat dan negara bukanlah hal yang sederhana. Soedjati Djiwandono (1995: 2-3) mengindikasikan bahwa masih ada beberapa kesalahan mendasar dalam cara orang memahami dan menghayati Negara Pancasila dalam berbagai aspeknya. Tidak tepat untuk membuat berbagai konsep dan pengertian menjadi "sakral" dan tabu, seakan-akan sudah pasti benar dan sempurna, sehingga tidak boleh dipersoalkan lagi. Sikap seperti itu membuat konsep dan pengertian menjadi statis, kaku, dan tidak berkembang, serta berisiko ketinggalan zaman, meskipun beberapa prinsip dasar mungkin memang memiliki nilai yang tetap dan abadi.Belum teraktualisasinya nilai dasar Pancasila secara konsisten dalam tataran praksis perlu terus menerus diadakan perubahan, baik dalam arti konseptual maupun operasional. Banyak hal perlu ditinjau kembali dan dikaji ulang. Beberapa mungkin perlu diubah, beberapa lagi mungkin perlu dikembangkan lebih lanjut dan diperjelas, dan beberapa mungkin perlu ditinggalkan. Aktualisasi nilai Pancasila dituntut selalu mengalami pembaruan. Hakikat pembaruan adalah perbaikan dari dalam dan melalui sistem yang ada, atau dengan kata lain, pembaruan mengandaikan adanya dinamika internal dalam diri Pancasila. Adanya dinamika dalam menerapkan nilai Pancasila dalam kehidupan sosial, bangsa, dan negara merupakan suatu keharusan, agar Pancasila tetap relevan dalam memberikan arahan bagi pembuatan keputusan dan penyelesaian masalah dalam kehidupan bersama bangsa dan negara. Ini bertujuan untuk menjaga tingkat loyalitas masyarakat dan warga negara terhadap Pancasila, sambil juga mengurangi apatisme dan perlawanan terhadapnya. Inti dari dinamika dalam menerapkan nilai Pancasila dalam praktik kehidupan adalah adanya perubahan dan inovasi dalam mengubah nilai-nilai Pancasila menjadi norma dan tindakan hidup, sambil mempertahankan kesesuaian, relevansi, dan konteksnya.
Penerapan UU No. 18 Tahun 2008 Terhadap Etika Masyarakat Lingkungan V Kelurahan Sidorejo Dalam Membuang Sampah Tawarika M. Pandiangan; Alissa P. Simbolon; Mantasia Hasibuan; Mario Fany Manurung; Rahmi Siregar; Florensia Silaban; Ramsul Nababan; Maulana Ibrahim
Public Service and Governance Journal Vol. 5 No. 1 (2024): Januari : Public Service and Governance Journal
Publisher : Universitas 17 Agustus 1945 Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56444/psgj.v5i1.1216

Abstract

Littering has become a problem for environmental hygiene and health threatening people in the red zone. It is feared that it becomes a seductive ethic. The ward head serves as a local government geographically a territory closer to the community being led. As a result of his hand being extended to assist his duty, which includes the administration of environmental order and security surveillance and the dynamics of community life has been observed and faced by the ward's head. The study was aimed at getting information from a facto face perspective on the ethics of the environment community concurred with government policy on keeping the environment clean, including the disposal of trash in its place. This method of research uses qualitative research using data collection techniques through semi structured interviews. The results showed that there was no crucial problem with the people's ethic of removing garbage and local governments had undertaken socialization to maintain community hygiene and that garbage disposal workers had been radiating governments to help transport the garbage on a regular basis. The community's ethical cooperation and the attention of the government have succeeded in turning the neighborhood into a green zone on environmental hygiene.