Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI PRELIMINARY PENILAIAN PROFIL KELUARGA SEHAT DI KOTA SEMARANG Suryo, Anindyo Pradipta; Sebong, Perigrinus H; Rahardjo, Natalia; Soeprapto, Iveno Jonathan Arya; Aji, Sheilla Vita Kumala; Janmorani, Valensia; Restriyani, Nabila Kayana
Jurnal Pranata Biomedika Vol 3, No 1: Maret 2024
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/jpb.v3i1.11684

Abstract

Latar belakang: Capaian Indeks Keluarga Sehat secara nasional pada tahun 2021 mencapai 0,18 dan 0,22 tahun 2022 yang merupakan kategori keluarga tidak sehat. Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap hasil kesehatan dan sangat penting bagi sistem setiap komunitas sehingga penelitian prelimenary dibutuhkan untuk investigasi pencegahan penyakit di tingkat keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur indeks keluarga sehat.Metode : Penelitian ini menggunakan metode preliminary dengan unit analisis 10 kepala keluarga di Kelurahan Lamper Tengah, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian berlangsung dari Bulan Oktober sampai November 2023. Instrumen pengumpulan data dikembangkan sesuai dengan 12 indikator PIS-PK. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk grafik dan tabel memuat rata-rata (standard deviasi) dan proporsi.Hasil : Rata-rata indeks keluarga sehat dari 10 KK adalah 0.882 (± 0.107). Tiga KK memiliki indeks keluarga sehat  dan satu keluarga memiliki indeks keluarga sehat terendah yakni sebesar 0.714. Sedangkan masalah utama yang ditemukan dari analisis adalah rendahnya cakupan bayi mendapatkan ASI eksklusif, perilaku merokok, dan imunisasi dasar lengkap.Kesimpulan : Indikator ASI esklusif, imunisasi dasar lengkap dan perilaku merokok masih menjadi indikator yang harus diperbaiki cakupannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya cakupan ketiga indikator tersebut perlu dileiti lebih lanjut dengan parameter populasi yang lebih besar.
Pelindungan Hukum bagi Dokter atas Tindakan Penghentian atau Penundaan Terapi Bantuan Hidup yang Sia-Sia (Futile) pada Pasien Terminal Suryo, Anindyo Pradipta; Dewi, Trihoni Nalesti; Dhanardhono, Tuntas
Soepra Jurnal Hukum Kesehatan Vol 9, No 2: Desember 2023, Terakreditasi Nasional Peringkat 3
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/sjhk.v9i2.7156

Abstract

Abstrak: Terapi bantuan hidup (life-support therapy) dapat diberikan kepada pasien sesuai dengan indikasi medisnya. Apabila terapi bantuan hidup diberikan kepada pasien yang telah mencapai kondisi terminal, dan terapi bantuan hidup dinilai tidak ada manfaatnya lagi (sia-sia / futile), maka dapat dipertimbangkan untuk dilakukan penghentian (withdrawing) atau penundaan (withholding) terapi bantuan hidup tersebut.  Aturan pelaksana mengenai penghentian dan penundaan terapi bantuan hidup yang sia-sia terhadap pasien terminal, telah diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor. Meskipun sudah ada peraturan tersebut, masih ada pro dan kontra di profesional kesehatan, komunitas bioetika, dan pasien beserta keluarganya. Penelitian ini bertujuan adalah untuk mengetahui bagaimanakah pelindungan hukum dokter yang melakukan  tindakan penundaan dan penghentian terapi bantuan hidup yang sia-sia (futile) bagi pasien terminal. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian eksplanatif, dengan pendekatan yuridis sosiologis. Data yang digunakan adalah melalui studi pustaka dan studi lapangan berupa wawancara mendalam. Data dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan penelitian ini, ditemukan bahwa ada ketidakjelasan definisi hukum, inkonsistensi antar isi peraturan, belum ada peraturan yang jelas mengenai advanced directives, dan peraturan yang belum sepenuhnya dapat diterapkan di lapangan.  Dapat disimpulkan bahwa pelindungan hukum bagi dokter dalam melakukan tindakan penghentian dan penundaan terapi bantuan hidup yang sia-sia bagi pasien terminal, belum cukup. Apabila tidak diatur lebih lanjut, maka kemungkinan dapat menimbulkan pelanggaran hak-hak pasien.Kata kunci: Pelindungan hukum bagi dokter; penghentian dan penundaan bantuan hidup; pasien terminal; kesia-siaan medis. Abstract: Life-support therapy can be given to patients according to their medical needs. If life support therapy is given to a patient who has reached terminal condition, and life support therapy is judged to futile, then withdrawal or withholding of life support therapy may be considered. The rules about withdrawing and withholding of futile life support therapy for terminal patients have been regulated in the Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 37 Tahun 2014 tentang Penentuan Kematian dan Pemanfaatan Organ Donor. Despite these regulations, there are pros and cons from healthcare professionals, bioethics community, patients, and their families. This study aims to find out about the legal protection for doctors who withdraw or withhold futile life support therapy for terminally ill patients. The research method used is explanatory research with sociological juridical approach. The data used is through library research and in-depth field studies. Data gathered were analyzed qualitatively. Based on this research, it was found that there are some unclear legal definitions, inconsistency between the contents of the regulations, no clear regulations regarding advanced directives, and the regulations cannot be fully implemented in field. It can be concluded that the legal protection for doctors in withdrawing or withholding futile life support therapy for terminally ill patients, is not sufficient. If it is not regulated further, it may lead to a violation of the patient's rights.Keywords: Legal protection for doctors; withdrawing or withholding life support; terminally ill patient; medical futility.