Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS PENGARUH EMPLOYEE ENGAGEMENT TERHADAP INOVASI KERJA KARYAWAN DI JAKARTA Amanda, Vania; Basaria, Debora; Fahlevi, Reza
PSIKOWIPA (Psikologi Wijaya Putra) Vol 5 No 1 (2024): PSIKOWIPA
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Wijaya Putra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38156/psikowipa.v5i1.143

Abstract

Organisasi merupakan entitas bisnis terstruktur yang memiliki tujuan, namun perkembangan zaman menjadi tantangan bagi organisasi dalam mencapainya. Oleh karena itu, organisasi membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas melalui tingkat employee engagement yang tinggi untuk menciptakan innovative work behavior. Innovative work behavior adalah minat karyawan dalam mengeksplorasi ide atau pemecahan masalah baru hingga mengimplementasikan untuk keuntungan organisasi. Employee engagement diartikan sebagai karyawan yang memaksimalkan kemampuan fisik, kognitif, dan emosional dalam melaksanakan aktivitasnya untuk mencapai kesuksesan organisasi. Dengan SDM yang memiliki sikap employee engagement dan innovative work behavior, organisasi dapat mempertahankan relevansi produk atau jasa di tengah perkembangan zaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara employee engagement dan innovative work behavior pada karyawan di Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif, dengan kuesioner yang disebarkan kepada 155 karyawan di wilayah Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara employee engagement dan innovative work behavior pada karyawan di Jakarta, dengan nilai r= 0.423, p < 0.05. Temuan ini menegaskan pentingnya meningkatkan employee engagement untuk mendorong perilaku kerja inovatif dalam organisasi, khususnya di wilayah yang dinamis seperti Jakarta.
RUANG KESEJAHTERAAN BERSAMA ANTARA MANUSIA-ANJING DALAM KONTEKS TERAPI PTSD Amanda, Vania; Gandha, Maria Veronica
Jurnal Sains, Teknologi, Urban, Perancangan, Arsitektur (Stupa) Vol. 6 No. 1 (2024): APRIL
Publisher : Jurusan Arsitektur dan Perencanaan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/stupa.v6i1.27453

Abstract

The phenomenon of Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) in the film To be of Service is a documentary film about several military veterans with various physical and psychological injuries. This becomes an issue how this disorder not only affects themselves but also the people around them. This film also shows that the main character is often considered a strange and unstable person by the people around him. This problem reflects that the negative stigma towards PTSD sufferers greatly affects a person's psychological condition. Recent studies on dog therapy prove that interacting with dogs can reduce anxiety. The aim of this research is to create a space of shared well-being including social support, a sense of bonding, and feelings of trust that are built between PTSD sufferers and dogs. In an architectural context, this research is not just about physical design, but also includes creating holistic well-being by focusing on empathetic spaces for dogs and PTSD sufferers. This research uses descriptive research methods with a qualitative approach. In this case, architecture is about designing life and this research is an effort to design spaces that can strengthen the relationship between humans and dogs. Keywords: dog; ptsd; space Abstrak Fenomena Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) dalam Film To be of Service merupakan film dokumenter kisah beberapa veteran militer dengan berbagai luka fisik dan psikologis. Hal ini menjadi sebuah isu bagaimana gangguan ini tidak hanya mempengaruhi diri mereka sendiri tetapi juga orang-orang di sekitarnya. Film ini juga menunjukan bahwa karakter utama sering dianggap sebagai orang yang aneh dan tidak stabil oleh orang-orang di sekitarnya. Masalah ini mencerminkan bahwa stigma negatif terhadap penderita PTSD sangat mempengaruhi kondisi psikologis seseorang. Adanya studi terbaru mengenai dog therapy membuktikan bahwa berinteraksi dengan anjing dapat menurunkan kecemasan.  Tujuan riset ini adalah untuk membentuk ruang kesejahteraan bersama termasuk dukungan sosial, rasa ikatan, dan perasaan kepercayaan yang terbangun antara penderita PTSD dan anjing. Dalam konteks arsitektur, penelitian ini bukan hanya sekedar desain fisik, tetapi juga mencakup penciptaan kesejahteraan yang menyeluruh dengan memfokuskan ruang empati bagi anjing dan penderita PTSD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dalam hal ini, arsitektur adalah tentang merancang kehidupan dan riset ini menjadi upaya untuk merancang ruang yang dapat mempererat hubungan manusia dan anjing.
Pengaruh Pandemi Covid-19 Terhadap Tingkat Okupansi Hotel Bintang Dan Non Bintang Di Daerah Istimewa Yogyakarta Fatikan, Melani; Nur Abidah, Salma; Salsabila Muryanto, Fadhillah; Amanda, Vania; Elok Puspita Jati, Fatwa
Jurnal Manajemen Aset dan Penilaian Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengembangan MAPPI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56960/jmap.v5i1.191

Abstract

Pandemi COVID-19 diperkirakan memberikan dampak signifikan terhadap perubahan tingkat okupansi hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta, baik pada hotel berbintang maupun non-bintang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat okupansi sebelum dan setelah pandemi dengan menggunakan metode Wilcoxon Signed-Rank Test. Data yang digunakan merupakan data sekunder mengenai tingkat okupansi hotel dari dua periode waktu, yaitu sebelum tahun 2020 dan setelah pandemi mulai mereda yaitu tahun 2022. Uji normalitas dilakukan terlebih dahulu menggunakan metode Kolmogorov Smirnov dan hasil pengujian menunjukkan bahwa data tidak berdistribusi normal, sehingga penggunaan Uji Wilcoxon dinilai paling sesuai. Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan tingkat okupansi yang signifikan secara statistik pada hotel berbintang sedangkan pada hotel non-bintang hasil menunjukkan tidak adanya perbedaan tingkat okupansi yang signifikan sebelum dan setelah pandemi COVID-19. Temuan ini tidak hanya penting bagi strategi pemulihan bisnis perhotelan, tetapi juga memiliki implikasi dalam bidang penilaian aset dan properti, mengingat tingkat okupansi merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan nilai pasar hotel.Kata kunci: okupansi, hotel, COVID-19, Uji Wilcoxon