Secara geografis, Desa Laweyan merupakan bagian dari wilayah strategis yang mendukung ketersediaan sumber daya alam untuk pengembangan di bidang pertanian. Penduduk petani yang mayoritas adalah petani kecil dan buruh tani mendominasi di wilayah ini. Melalui produksi jamur tiram, program ini bertujuan untuk memberdayakan penduduk setempat. Namun, penduduk setempat kurang memiliki pengetahuan yang diperlukan untuk membudidayakan jamur tiram saat ini. Ketidakmampuan petani memanfaatkan serbuk gergaji dari limbah panen sengon untuk mendongkrak produktivitas usaha tani menunjukkan kurangnya keterampilan mereka. Hasil panen dan limbah pertanian belum dimanfaatkan secara maksimal di masyarakat untuk dukungan status. Jawaban dari permasalahan ini adalah dengan membekali para petani melalui keterampilan yang mereka butuhkan untuk membudidayakan jamur tiram dari limbah pengrajin kayu. Tujuan pemberdayaan kelompok mitra untuk menguasai teknologi produksi dan pemeliharaan, pengolahan produk yang berbeda, dan manajemen pemasaran serta keuangan untuk budidaya jamur tiram telah dicapai melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Beberapa pendekatan diperlukan untuk melakukan budidaya jamur tiram, adalah sebagai berikut: 1) pelatihan; 2) mendirikan kelompok wirausaha baru, 3) pendampingan hal tersebut bertujuan agar setelah program pemberdayaan masyarakat selesai pembudidayaan ini masih tetap berlangsung dalam memajukan desa Laweyan. Solusinya dapat diwujudkan melalui program sosialisasi dan penggunaan cara budidaya dan pengelolaan hasil panen jamur tiram berbasis pemanfaatan limbah kayu pekerja kebun sengon dalam bentuk pelatihan dan pendampingan.. Hasil akhir tersebut dapat meliputi berbagai produk olahan jamur, industri makanan jamur, dan peningkatan pendapatan rata-rata petani.