Motivasi belajar merupakan kekuatan pendorong yang memotivasi individu untuk melakukan kegiatan belajar guna meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya. Namun masih banyak siswa yang sering mengalami kendala dalam motivasi belajar, terbukti dari beberapa perilaku yang ditunjukkan, yaitu: siswa tidak fokus dalam belajar, cepat merasa bosan, siswa kurang mandiri dalam mengerjakan tugas, siswa kurang aktif dalam bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan layanan konseling kelompok menggunakan pendekatan person centered therapy untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Ini merupakan penelitian Pre- Experimental Design dengan jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Metode purposive sampling digunakan untuk mengumpulkan sampel. Penulis juga membagikan angket, untuk mengetahui apakah motivasi siswa untuk belajar telah meningkat atau tidak. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dari Uji Paired Samples T-tes (Program SPSS Versi 25). Dapat dilihat dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa sebelum diberikan layanan konseling kelompok menggunakan pendekatan person centered therapy jika dilihat dari nilai pre-test dalam kategori “Rendah” yaitu sebesar 55,69%, setelah mendapatkan perlakuan peneliti memberikan post-test nilai presentase rata-rata siswa meningkat menjadi 76,38% yang termasuk dalam kategori “tinggi”. Perbedaan tingkat motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan layanan konseling kelompok sebesar 20,69%. Kemudian dari hasil perhitungan nilai pre-test dan post-test dengan menggunakan Uji Paired Samples T-tes adalah 0,000. Jika 0,000<0,05, maka nol ditolak. Dengan kata lain hipotesis alternatif diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari penerapan layanan konseling kelompok menggunakan pendekatan person centered therapy dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X-11 SMAN 1 Palangka Raya.