Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IMPLEMENTASI PROGRAM KOMUNITAS PECINTA SENI DAERAH DI SEKOLAH PENGGERAK SMP NEGERI 1 PUPUAN TABANAN Dewi, Ni Putu Rahayu Mas Ruscita; Sustiawati, Ni Luh; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i1.3087

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Implementasi Program Komunitas Pecinta Seni Daerah di Sekolah Penggerak SMP Negeri 1 Pupuan Tabanan. Program Komunitas Pecinta Seni Daerah merupakan program yang dibuat dengan tujuan meningkatkan kreativitas peserta didik dalam bidang seni khusunya seni daerah/seni yang berkembang di daerah sekitar dengan tujuan untuk mewujudkan pendidikan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Pupuan yaitu Profil Pelajar Pancasila. Latar belakang dibentuknya program ini adalah sebagai pelestarian seni budaya daerah dengan kultur masyarakat Pupuan yang bernuansa keanekaragaman suku (Bali, Tionghoa/Cina, Jawa dan Madura) dan agama (Hindu, Islam, Budha dan Kristen). Rumusan masalah pada penelitian ini membahas tentang bagaimana kebijakan, implementasi serta apa faktor pendukung & penghambat Implementasi Program Komunitas Pecinta Seni Daerah di Sekolah Penggerak SMP Negeri 1 Pupuan Tabanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teori implementasi program menurut David C. Korten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi/menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (a) program, program Komunitas Pecinta Seni Daerah atau Kopi Sianida sudah baik dikarenakan beberapa aspek yaitu adanya alasan yang melatarbelakangi dibuatnya program serta adanya kebijakan yang diambil dalam mencapai tujuan program, (b) organisasi pelaksana, yaitu adanya organisasi pelaksana yang jelas mulai dari dibentuknya Komunitas Belajar sebagai perwujudan Sekolah Penggerak hingga diwujudkan melalui pelatihan melalui ekstrakurikuler oleh guru pembina serta kesesuaian antara tugas program dengan organisasi pelaksana hal ini dibuktikan dengan baiknya pelaporan dan pelaksanaan program Komunitas Pecinta Seni Daerah, (c) kelompok sasaran, target atau kelompok sasaran yang jelas dari program Kopi Sianida sehingga tujuan program dapat tercapai seperti meningkatnya kreativitas peserta didik serta kesadaran dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya.
PEMBELAJARAN SENI MUSIK ANSAMBEL PADA SISWA KELAS VII DI SMP SANTO YOSEPH DENPASAR Kaningsi, Skolastika Natalia; Mawan, I Gede; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i2.4532

Abstract

Sasaran pokok yang dicapai dalam pelajaran Seni Musik terutama musik ansambel adalah penanaman rasa musikalitas, mengembangkan sikap dan kemampuan berkreasi, menghargai seni, dan meningkatkan kreativitas. Proses pembelajaran musik ansambel di SMP Santo Yoseph Denpasar sangat baik dan memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran musik ansambel. Rumusan masalah yang diangkat terkait dengan konsep pembelajaran, tahapan pembelajaran, capaian pembelajaran dan kontribusi pembelajaran musik ansambel pada kelas VII di SMP Santo Yoseph Denpasar. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Hasil menunjukan bahwa pembelajaran musik ansambel di SMP Santo Yoseph Denpasar dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan (preparation), tahap penyampaian (presentation), tahap pelatihan (practice) dan tahap penampilan (performance). Tahap persiapan (preparation) yaitu pendidik mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, modul ajar, dan materi pelajaran. Tahap penyampaian (presentation) yaitu tahapan pemberian materi kepada peserta didik untuk membantu peserta didik mendapatkan materi atau pembelajaran yang baru. Tahap pelatihan (practice) yaitu kegiatan inti dari pembelajaran dimana peserta didik berlatih dalam kelompok kecil. Tahap penampilan (presentation) yaitu tahap akhir dari pembelajaran, dimana peserta didik menampilkan pertunjukan kelompok musik ansambel.
Peranan Tari Janger Klasik Dalam Penanaman Sikap Cinta Seni Budaya di Organisasi Kepemudaan Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Gianyar Ni Wayan Iriani; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD) Vol. 5 No. 2 (2025): Juli: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurdikbud.v5i2.5965

Abstract

This study aims to determine the role of the Classical Janger Dance activity in fostering an attitude of love for arts and culture in the youth organization Sekaa Teruna Teruni (STT) Tri Dharma Bakti Banjar Pesalakan, Pejeng Kangin Village, Tampak Siring, Gianyar, Bali. This study uses a qualitative research method and was held in Banjar Pesalakan. Data were obtained through direct observation and documentation regarding the profile of STT Tri Dharma Bakti and interviews with the Kelian of Banjar Pesalakan and the Classical Janger Dance instructor. The results indicate that the role of the Classical Janger Dance activity is as a form to introduce arts and Balinese songs, which contains moral learning values, good character and national character education. Concerns about the absence of the younger generation preserving Balinese arts and culture due to economic needs, becoming tourism actors, studying far from the village are the reasons that drive the desire of kelian banjar to form a Classical Janger Dance group for young people at STT. Indirectly, learning the Classical Janger Dance has a very important role in shaping the character of the younger generation, a tolerance, a mutual respect for one another, patience, fostering self-confidence, a spirit of mutual cooperation and fostering a love for the attitude of the younger generation, continuing and preserving the Classical Janger Dance. Thus, the younger generation of STT can play a role and preserve Balinese traditional arts so that they are not eroded by the waves of globalization that are currently developing rapidly.
Peranan Tari Janger Klasik Dalam Penanaman Sikap Cinta Seni Budaya di Organisasi Kepemudaan Banjar Pesalakan, Desa Pejeng Kangin, Gianyar Ni Wayan Iriani; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD) Vol. 5 No. 2 (2025): Juli: Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan (JURDIKBUD)
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurdikbud.v5i2.5965

Abstract

This study aims to determine the role of the Classical Janger Dance activity in fostering an attitude of love for arts and culture in the youth organization Sekaa Teruna Teruni (STT) Tri Dharma Bakti Banjar Pesalakan, Pejeng Kangin Village, Tampak Siring, Gianyar, Bali. This study uses a qualitative research method and was held in Banjar Pesalakan. Data were obtained through direct observation and documentation regarding the profile of STT Tri Dharma Bakti and interviews with the Kelian of Banjar Pesalakan and the Classical Janger Dance instructor. The results indicate that the role of the Classical Janger Dance activity is as a form to introduce arts and Balinese songs, which contains moral learning values, good character and national character education. Concerns about the absence of the younger generation preserving Balinese arts and culture due to economic needs, becoming tourism actors, studying far from the village are the reasons that drive the desire of kelian banjar to form a Classical Janger Dance group for young people at STT. Indirectly, learning the Classical Janger Dance has a very important role in shaping the character of the younger generation, a tolerance, a mutual respect for one another, patience, fostering self-confidence, a spirit of mutual cooperation and fostering a love for the attitude of the younger generation, continuing and preserving the Classical Janger Dance. Thus, the younger generation of STT can play a role and preserve Balinese traditional arts so that they are not eroded by the waves of globalization that are currently developing rapidly.
IMPLEMENTASI PROGRAM KOMUNITAS PECINTA SENI DAERAH DI SEKOLAH PENGGERAK SMP NEGERI 1 PUPUAN TABANAN Dewi, Ni Putu Rahayu Mas Ruscita; Sustiawati, Ni Luh; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i1.3087

Abstract

Penelitian ini membahas tentang Implementasi Program Komunitas Pecinta Seni Daerah di Sekolah Penggerak SMP Negeri 1 Pupuan Tabanan. Program Komunitas Pecinta Seni Daerah merupakan program yang dibuat dengan tujuan meningkatkan kreativitas peserta didik dalam bidang seni khusunya seni daerah/seni yang berkembang di daerah sekitar dengan tujuan untuk mewujudkan pendidikan karakter peserta didik di SMP Negeri 1 Pupuan yaitu Profil Pelajar Pancasila. Latar belakang dibentuknya program ini adalah sebagai pelestarian seni budaya daerah dengan kultur masyarakat Pupuan yang bernuansa keanekaragaman suku (Bali, Tionghoa/Cina, Jawa dan Madura) dan agama (Hindu, Islam, Budha dan Kristen). Rumusan masalah pada penelitian ini membahas tentang bagaimana kebijakan, implementasi serta apa faktor pendukung & penghambat Implementasi Program Komunitas Pecinta Seni Daerah di Sekolah Penggerak SMP Negeri 1 Pupuan Tabanan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teori implementasi program menurut David C. Korten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam serta dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi/menarik kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (a) program, program Komunitas Pecinta Seni Daerah atau Kopi Sianida sudah baik dikarenakan beberapa aspek yaitu adanya alasan yang melatarbelakangi dibuatnya program serta adanya kebijakan yang diambil dalam mencapai tujuan program, (b) organisasi pelaksana, yaitu adanya organisasi pelaksana yang jelas mulai dari dibentuknya Komunitas Belajar sebagai perwujudan Sekolah Penggerak hingga diwujudkan melalui pelatihan melalui ekstrakurikuler oleh guru pembina serta kesesuaian antara tugas program dengan organisasi pelaksana hal ini dibuktikan dengan baiknya pelaporan dan pelaksanaan program Komunitas Pecinta Seni Daerah, (c) kelompok sasaran, target atau kelompok sasaran yang jelas dari program Kopi Sianida sehingga tujuan program dapat tercapai seperti meningkatnya kreativitas peserta didik serta kesadaran dalam menjaga dan melestarikan seni dan budaya.
PEMBELAJARAN SENI MUSIK ANSAMBEL PADA SISWA KELAS VII DI SMP SANTO YOSEPH DENPASAR Kaningsi, Skolastika Natalia; Mawan, I Gede; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
PENSI : Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni Vol 4 No 2 (2024): Jurnal Ilmiah Pendidikan Seni
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/pensi.v4i2.4532

Abstract

Sasaran pokok yang dicapai dalam pelajaran Seni Musik terutama musik ansambel adalah penanaman rasa musikalitas, mengembangkan sikap dan kemampuan berkreasi, menghargai seni, dan meningkatkan kreativitas. Proses pembelajaran musik ansambel di SMP Santo Yoseph Denpasar sangat baik dan memiliki sarana dan prasarana yang dapat mendukung pembelajaran musik ansambel. Rumusan masalah yang diangkat terkait dengan konsep pembelajaran, tahapan pembelajaran, capaian pembelajaran dan kontribusi pembelajaran musik ansambel pada kelas VII di SMP Santo Yoseph Denpasar. Metode yang digunakan dalam pembelajaran ini yaitu metode ceramah, metode tanya jawab, metode demonstrasi, dan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Hasil menunjukan bahwa pembelajaran musik ansambel di SMP Santo Yoseph Denpasar dibagi menjadi empat tahap yaitu tahap persiapan (preparation), tahap penyampaian (presentation), tahap pelatihan (practice) dan tahap penampilan (performance). Tahap persiapan (preparation) yaitu pendidik mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri atas silabus, modul ajar, dan materi pelajaran. Tahap penyampaian (presentation) yaitu tahapan pemberian materi kepada peserta didik untuk membantu peserta didik mendapatkan materi atau pembelajaran yang baru. Tahap pelatihan (practice) yaitu kegiatan inti dari pembelajaran dimana peserta didik berlatih dalam kelompok kecil. Tahap penampilan (presentation) yaitu tahap akhir dari pembelajaran, dimana peserta didik menampilkan pertunjukan kelompok musik ansambel.
INNOVATION AND CREATIVITY IN GAMELAN MANDOLIN Mawan, I Gede; Kusuma, Putu Sandra Devindriati
Proceeding Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference Vol. 4 (2024): Proceedings Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/bbwp.v4i1.586

Abstract

Gamelan Mandolin is a type of traditional Balinese music that is played by plucking. The Mandolin gamelan, which is thought to have originated from China, is still preserved by the people of Pupuan Village, Tabanan. One form of application of creativity and innovation in the world of music is in the development of the mandolin gamelan. Gamelan mandolin is a form of musical experiment that combines Balinese gamelan instruments with the mandolin, a musical instrument originating from China. In the creation process, the mandolin gamelan presents new challenges in terms of playing techniques, harmony and timbre which are different from gamelan in general. This article aims to examine the creativity of musicians in designing and processing gamelan mandolin instruments, as well as how these innovations have had an impact on the development of traditional and contemporary Balinese music. Using a composition and performance analysis approach, this research shows that the mandolin gamelan is not just a musical experiment, but also a means of enriching the Indonesian musical repertoire through mixing different cultural elements. Through creativity and innovation in the development of the mandolin gamelan, space is created for the evolution of traditional music that remains relevant amidst global musical developments.