Tunarungu adalah orang yang tidak mampu mendengar dan menerima informasi suara. Penyandang tunarungu berkomunikasi satu sama lain dengan menggunakan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia). SIBI cukup efektif bila digunakan untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu. Masalah terbesar penyandang tunarungu adalah ketika mereka bergaul dengan masyarakat umum, karena hanya sebagian kecil masyarakat yang memahami SIBI. Jumlah penyandang tunarungu di Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sebanyak 116.844 orang. Hal ini terjadi karena penyandang tunarungu tidak dapat mengenyam pendidikan seperti masyarakat pada umumnya. Penyandang tunarungu rata-rata berpendidikan maksimal SMP. Sangat jarang orang tuli menghadiri kuliah. Hal ini terjadi karena sangat sedikit dosen yang memahami SIBI. Dari permasalahan tersebut ditemukan Kebaruan, kebaruan tersebut adalah dengan membuat sistem komunikasi satu arah (Speech to Video SIBI) untuk siswa tunarungu. Sistem yang dibuat digunakan untuk membantu penyampaian materi guru yang tidak dapat SIBI kepada penyandang tunarungu. Sistem komunikasi satu arah yang dibuat khusus untuk pengajaran di kelas. Masukan untuk sistem ini adalah suara guru mengajar, sedangkan keluarannya adalah Video SIBI. Sistem ini mengubah informasi (suara) yang disampaikan guru ke dalam teks, kemudian teks tersebut diubah menjadi SIBI (video). Materi berupa SIBI (Video) disampaikan kepada siswa tunarungu. Pengujian penelitian ini menggunakan Confusion Matrix dengan nilai presisi 92%, akurasi 96%, dan recall 100%. Dari hasil tersebut dapat dinyatakan bahwa “Sistem Komunikasi Satu Arah (Speech to Video SIBI) untuk Siswa Tuli” cukup baik dan layak menjadi dasar pengembangan sistem komunikasi satu arah di SMP-LB.