Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Perkiraan Usia Berdasarkan Tulang Belulang Arief, Pamela; Gozali, Rowen Jayadi; Mulyono, Bethea Manuela; Widiastuti, Tri; Marcella, Laurie; Arfandi, Hanif; Karupukaro, Aprilda Yulifa Thalia Thomas; Kristhazshana, Zshananda; Precious, Heunice; Ethanelle, Lourdes; Yen, Liauw Djai
Jurnal MedScientiae Vol. 3 No. 2 (2024): Agustus
Publisher : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Ukrida

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/JMedScientiae.v3i2.3265

Abstract

Pendahuluan: Estimasi usia kerangka manusia merupakan aspek penting dalam profil biologis yang digunakan oleh antropolog forensik untuk identifikasi individu yang meninggal. Perkiraan usia dapat dilakukan melalui beberapa metode, seperti pemeriksaan makroskopis perkembangan dan erupsi gigi, penyatuan epifisis tulang panjang, degenerasi permukaan artikular panggul, ujung tulang rusuk, dan jahitan kranial, serta analisis mikroskopis struktur tulang. Tinjauan ini bertujuan untuk mengeksplorasi serta menganalisis berbagai teknik yang tersedia untuk tujuan ini. Metodologi: Tinjauan literatur ini menggunakan referensi melalui basis data PubMed dan ResearchGate. Pengambilan data dilakukan berdasarkan alur proses, dimana diperoleh 8 sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian. Hasil dan Pembahasan: Metode estimasi usia sering menunjukkan bias di mana usia individu yang lebih muda cenderung dilebih-lebihkan, sementara usia individu yang lebih tua diremehkan. Perubahan degeneratif pada struktur seperti ujung tulang rusuk sulit untuk ditafsirkan secara akurat dan berkontribusi terhadap kesalahan dalam estimasi usia terutama setelah usia 60 tahun. Variasi ini kemungkinan terkait dengan perbedaan gaya hidup, lingkungan, dan aktivitas. Metode menggunakan simfisis pubis lebih akurat untuk individu dewasa muda. Permukaan aurikular dapat memberikan estimasi yang memadai pada kelompok usia menengah. Gigi monoartikular dan ujung sternal iga keempat ditemukan sebagai metode yang akurat untuk individu yang lebih tua. Simpulan: Metode estimasi usia osteologis memerlukan penyesuaian dan evaluasi terus-menerus berdasarkan populasi dan faktor-faktor spesifik terkait usia. Kombinasi beberapa metode dan analisis mendalam terhadap variabel morfologis dapat meningkatkan akurasi estimasi usia, meskipun bias tetap ada terutama pada kelompok usia tua dan muda. Kata kunci: Age Estimation, Skeletal Age, Anthropology, Forensic
EVALUASI STRES DAN KECEMASAN PADA CAREGIVERS: PERAWATAN PALIATIF DI RUMAH SINGGAH Hananta, Linawati; Wijaya, Jullyany Waty; Suwangto, Erfen Gustiawan; Amelia, Margareta; Widodo, Jerico Tristan; Chandra, Gerard Justin; Theja , Berliana Elyza Suryadi; Eriady, Angely Margaretha; Marcella, Laurie; Yolanda, Ellysa; Gonga, Audrey Aprilia; Sulisthio , Manuel Omar Weki; Kesuma , Deony Maria; Labaran, Victor Carolus Christiputra
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i1.6042

Abstract

Perawatan paliatif merupakan elemen penting dalam memberikan perawatan berkualitas tinggi bagi pasien dengan penyakit kronis atau serius. Penyakit serius berhubungan dengan risiko kematian yang tinggi dan memberikan dampak besar pada aspek fisik, psikologis, maupun spiritualitas pasien, caregiver, ataupun keluarga. Peran caregiver dalam perawatan pasien dengan penyakit terminal atau serius sering kali membawa beban emosional dan fisik yang berat, yang dapat menimbulkan kecemasan dan stres. Perawatan paliatif berperan dalam mengelola gejala serta memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien, caregiver, maupun keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) ini dilaksanakan di lima rumah singgah di Jakarta (RHI, WNH, CISC1, CISC2, dan RSL), dengan melakukan terapi seni yaitu inkblot dan mengevaluasi menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) untuk menilai tingkat stres dan kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD) untuk menilai tingkat kecemasan caregiver. Hasil asesmen menunjukkan bahwa sebagian besar caregiver mengalami tingkat kecemasan rendah (44,8%) hingga sedang (20,7%) dan memiliki tingkat stres ringan (41,4%) hingga sedang (51,7%). Dukungan sosial, spiritual, dan religius sangat penting, disertai dengan beberapa teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan olahraga sehingga membantu mengurangi stres dan kecemasan.
EVALUASI STRES DAN KECEMASAN PADA CAREGIVERS: PERAWATAN PALIATIF DI RUMAH SINGGAH Hananta, Linawati; Wijaya, Jullyany Waty; Suwangto, Erfen Gustiawan; Amelia, Margareta; Widodo, Jerico Tristan; Chandra, Gerard Justin; Theja , Berliana Elyza Suryadi; Eriady, Angely Margaretha; Marcella, Laurie; Yolanda, Ellysa; Gonga, Audrey Aprilia; Sulisthio , Manuel Omar Weki; Kesuma , Deony Maria; Labaran, Victor Carolus Christiputra
Mitramas: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2025)
Publisher : Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitramas.v3i1.6042

Abstract

Perawatan paliatif merupakan elemen penting dalam memberikan perawatan berkualitas tinggi bagi pasien dengan penyakit kronis atau serius. Penyakit serius berhubungan dengan risiko kematian yang tinggi dan memberikan dampak besar pada aspek fisik, psikologis, maupun spiritualitas pasien, caregiver, ataupun keluarga. Peran caregiver dalam perawatan pasien dengan penyakit terminal atau serius sering kali membawa beban emosional dan fisik yang berat, yang dapat menimbulkan kecemasan dan stres. Perawatan paliatif berperan dalam mengelola gejala serta memenuhi kebutuhan pasien dan keluarga, yang pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien, caregiver, maupun keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) ini dilaksanakan di lima rumah singgah di Jakarta (RHI, WNH, CISC1, CISC2, dan RSL), dengan melakukan terapi seni yaitu inkblot dan mengevaluasi menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale (PSS) untuk menilai tingkat stres dan kuesioner Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD) untuk menilai tingkat kecemasan caregiver. Hasil asesmen menunjukkan bahwa sebagian besar caregiver mengalami tingkat kecemasan rendah (44,8%) hingga sedang (20,7%) dan memiliki tingkat stres ringan (41,4%) hingga sedang (51,7%). Dukungan sosial, spiritual, dan religius sangat penting, disertai dengan beberapa teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan olahraga sehingga membantu mengurangi stres dan kecemasan.