Penelitian ini bertujuan mengidentifikasikan strategi destination branding Kepulauan Seribu berbasiskan wisata bahari. Strategi destination branding menjadi kunci dalam memperkuat citra destinasi, melibatkan identitas dan keunikan Kepulauan Seribu. Penelitian ini menggunakan konsepsi teori dari identifikasi Kenneth Burke menyoroti peran kunci identitas dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap potensi pariwisata. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Informan penelitian terdiri dari pemerintah yaitu pihak Dinas Pariwisata DKI Jakarta, pelaku usaha yang mengoperasikan jasa pariwisata di Kepulauan Seribu, masyarakat sekaligus penggiat pariwisata di Kepulauan Seribu. Temuan penelitian menunjukkan bahwa, implementasi strategi destination branding Kepulauan Seribu berbasiskan wisata bahari didukung adanya program pariwisata, kearifan lokal, penggunaan media, dan infrastruktur. Hambatan dalam mewujudkan strategi destination branding Kepulauan Seribu berbasiskan wisata bahari terdapat 3 aspek yaitu (1) komunikasi primer (ketidakseimbangan informasi dan keterbatasan akses informasi); (2) komunikasi sekunder (respon negatif dan ketidakjelasan diferensiasi; dan (3) komunikasi tersier (ketidaksesuaian pesan dan medium komunikasi). Peran aktor pariwisata, seperti pemerintah daerah dan pengelola objek wisata, penting dalam menciptakan dan memelihara identitas brand destinasi. Destination marketing organization menjadi upaya pengoordinasian pemangku kepentingan, memastikan kolaborasi harmonis. Konsep identifikasi Kenneth Burke relevan dalam membentuk identitas dan komunikasi dalam konteks destination branding. Dengan keterlibatan terkoordinasi, Kepulauan Seribu dapat membangun citra yang kuat, meningkatkan dampak ekonomi lokal, dan mempromosikan keberlanjutan pariwisata Kata Kunci: Branding, Kepulauan Seribu, Strategi Destinasi, Wisata bahari