Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan yang ada di desa tambah subur yaitu dua anak pemalu berusia 5-6 tahun. Rasa malu dianggap sebagai perilaku yang wajar oleh sebagian orang tua.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan ciri-ciri anak pemalu, peranannyaorang tua dalam menghadapi anak yang pemalu serta faktor pendukung dan penghambat dalam mengatasi hal tersebut orang tua anak itu pemalu. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif deskriptif, yaitu penelitian dilakukan secara intensif, mendalam dan berusaha mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya mengenai hal tersebutperan orang tua dalam mengatasi anak pemalu. Sumber data dikumpulkan dari peristiwa, kegiatan atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti, karakteristik anak yang menjadi subjek penelitian memenuhi karakter anak penakut yaitu anak kurang berani berbicara, lebih suka bermain sendiri, anak kurang terbuka, tidak berani menatap saat diajak berbicara, tidak mampu menjawab pertanyaan, peran orang tua yang dapat dikatakan cukup baik melihat persentase mencapai 70%, faktor pendukung dan hambatan yang datang dari luar dan dalam diri anak pemalu.Kata Kunci : Remaja, Agama, Kesehatan mental. Analisis data dilakukan melalui tahap reduksi data, display data, dan verifikasi serta penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan menggunakan metode triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Orang tua merupakan kunci utama dalam menghilangkan rasa canggung pada anak. Orang tua memiliki peranan dalam lingkungan keluarga, dan tidak dapat diberikan di lembaga pendidikan. (2) Orang tua harus mencari sumber letak dimana anak merasa canggung. (3) Kembangkan terus kelebihan dan keistimewaan anak pada teman barunya agar anak tidak merasa canggung dalam bersosialisasi.