Artyo, Yovereld Alexetty
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6/PUU-XXII/2024 Mengenai Syarat Jabatan Jaksa Agung Terhadap Independensi Kejaksaan Dalam Sistem Peradilan Pidana Artyo, Yovereld Alexetty; Aristyana, Novita; Sinaga, Aline Philia Antana
JATISWARA Vol. 39 No. 2 (2024): Jatiswara
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jtsw.v39i2.667

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 6/PUU-XXII/2024 yang menambahkan syarat baru bagi jabatan Jaksa Agung itu telah memberikan penguatan terhadap independensi bagi Kejaksaan. Kejaksaan Republik Indonesia merupakan bagian dari sistem peradilan pidana yang wewenang utamanya adalah melakukan penuntutan terhadap perkara pidana dan pelaksana putusan pidana. Wewenang yang sangat penting tersebut pada akhirnya mengharuskan institusi Kejaksaan untuk bebas dari intervensi pihak manapun agar dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Kejaksaan dapat melakukan penegakan hukum yang seadil-adilnya. Hal ini disebabkan karena penegakan hukum yang adil merupakan harapan dari warga masyarakat yang seyogyanya dilakukan. Dengan kata lain, institusi Kejaksaan harus memiliki independensi dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Namun mengingat pemimpin tertinggi dan penanggung jawab dari institusi Kejaksaan adalah Jaksa Agung, sedangkan Jaksa Agung itu sendiri tunduk pada Presiden karena merupakan bagian dari Lembaga Pemerintahan, maka proses penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan berpotensi di intervensi. Oleh sebab itu, untuk mencegah adanya potensi intervensi dari pihak lain, maka harus ada suatu aturan yang jelas mengenai kriteria ataupun syarat bagi jabatan Jaksa Agung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum (legal research) atau yang biasa disebut penelitian doktrinal (doctrinal research) dengan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), dan pendekatan historis (historical approach). Hasil penelitian menunjukkan bahwa putusan tersebut telah memberikan penguatan independensi bagi Kejaksaan karena telah menutup celah bagi pengurus Partai Politik (Parpol) untuk dapat diangkat menjadi Jaksa Agung kecuali telah berhenti sebagai pengurus Parpol sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebelum diangkat menjadi Jaksa Agung.
Kepastian Hukum Syarat Mantan Narapidana Calon Anggota DPD Pasca Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 12/PUU-XXI/2023 Artyo, Yovereld Alexetty; Salman, Radian
Wajah Hukum Vol 8, No 2 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/wjh.v8i2.1512

Abstract

General Election Contestation (Election) is one indicator of the implementation of the ideals of a democratic country. A democratic state certainly cannot be separated from the ideal of the rule of law, because in fact the state of law and democracy go together. This is because a state administration must be based on applicable law, and the law is implemented as much as possible for the community. In order to support the implementation of the rule of law in accordance with the wishes of the people, the concept of democracy is a concept that is no less important. In the context of statehood, it is appropriate for the voice of the people to be represented by representatives of the people in parliament, both central and regional. The people's representatives are elected through elections by stating the conditions that must be met. However, the conditions listed seem inconsistent and there are even aggrieved parties so that they do not show legal certainty. The purpose of this study is to see aspects of legal certainty regarding the requirements for ex-prisoner who want to run in election contestations, especially the selection of individual candidates for DPD members. The method used in this research is juridical-normative legal research or commonly called doctrinal legal research with statute approach and conceptual approach. The results showed that the requirements for ex-prisoner who wanted to run in the election contestation had changed several times as a result of material tests in the Constitutional Court. The change in requirements is the result of an inconsistent change in attitude by the Constitutional Court towards the existence of ex-prisoner requirements when they want to run in election contestations, including the selection of individual candidates for DPD members.