Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PASIEN GLAUKOMA DI PMN RS MATA CICENDO TERHADAP PENYAKIT GLAUKOMA Akbari, Anamika Lingga Anjani; Rifada, R. Maula; Gustianty, Elsa
Oftalmologi : Jurnal Kesehatan Mata Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Oftalmologi Vol 5 No 2 2023
Publisher : Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/ojkmi.v5i2.52

Abstract

Pendahuluan: Glaukoma merupakan penyebab kedua kebutaan terbanyak secara global. Sebagian besar kasus glaukoma bersifat asimptomatik, sehingga pasien tidak sadar dengan penyakitnya sampai munculnya gangguan penglihatan hingga kebutaan. Melalui pengetahuan, sikap, dan perilaku (PSP) pasien yang baik dapat mendukung pengendalian keparahan penyakit glaukoma. Akan tetapi, di Indonesia penelitian yang menunjukkan tingkat PSP pasien glaukoma terhadap penyakit glaukoma masih tergolong sedikit. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai tingkat PSP pasien glaukoma di PMN RS Mata Cicendo terhadap penyakit glaukoma. Metode: Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif cross-sectional melalui pengisian kuesioner pada 59 pasien glaukoma di PMN RS Mata Cicendo pada bulan Februari 2023. Pada penelitian ini terdapat tiga variabel yang dinilai, yaitu pengetahuan, sikap, dan perilaku. Hasil: Pasien glaukoma menunjukkan pengetahuan baik (35,6%), cukup (59,5%), dan kurang (5,1%) dengan hanya 42,4% pasien yang bersikap positif dan 49,2% pasien berperilaku baik. Secara keseluruhan tingkat PSP pasien adalah 47%. PSP yang baik banyak ditemukan pada pasien dengan durasi pengobatan ≥6 bulan.  Simpulan: Tingkat PSP pasien glaukoma terhadap penyakit glaukoma yang sudah cukup baik tetap harus ditingkatkan dengan strategi edukasi agar tingkat sikap dan perilaku pasien jauh lebih baik.
Edukasi dan Sosialisasi Pencegahan Skabies di Pondok Pesantren Modern Al-Aqsha Kabupaten Sumedang Akbari, Anamika Lingga Anjani; Laurence, Christopher; Permana, Noah Jefferson; Faiza, Tiara; Florine, Angela Chrisabel; Permatasari, Priska Dewi; Sukamto, Charissa Otniel; Adesandika, Egidia Listi; Suharman, Khuznul Khatimah; Fernanda, Keisha Arizka; Wiraswati, Hesti Lina
Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma Vol 6 No 3 (2025): Jurnal Abdimas Kartika Wijayakusuma
Publisher : LPPM Universitas Jenderal Achmad Yani

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26874/jakw.v6i3.759

Abstract

Skabies merupakan penyakit yang umum ditemukan di negara beriklim tropis, khususnya Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan bahwa prevalensi skabies bernilai sekitar 8,5-9% dan menduduki peringkat 3 dari 12 penyakit kulit yang sering terjadi di Indonesia. Salah satu lokasi yang sering dilaporkan memiliki kasus skabies dengan frekuensi cukup tinggi adalah pondok pesantren. Tingkat kepadatan, faktor pencahayaan, akses ventilasi, serta penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) menjadi faktor fundamental penyebaran skabies, termasuk di pesantren. Hal tersebut menjadi landasan untuk dilaksanakannya program pengabdian masyarakat kepada para siswa dan siswi pesantren agar dapat mengetahui langkah preventif serta kuratif terhadap skabies. Edukasi yang dilakukan berupa penyuluhan skabies terhadap siswa dan siswi Pondok Pesantren Al-Aqsha di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pengisian kuesioner juga dilakukan untuk mengetahui gambaran PHBS di lingkungan pesantren. Pengukuran pengetahuan partisipan dilakukan dengan mengadakan pre-test dan post-test yang diisi oleh 91 responden, terjadi peningkatan pengetahuan santri dari 73% menjadi 82,14%. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan partisipan. Selain itu, secara umum santri Ponpes Al-Aqsha memiliki perilaku yang baik dalam menjaga kebersihan diri. Harapannya, tindakan preventif serta kuratif terkait skabies dapat ditingkatkan baik di tingkat individu maupun lembaga sehingga dapat mengurangi prevalensi skabies khususnya di pondok pesantren.