Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN RETINOPATI DIABETIK DI PMN RS MATA CICENDO 2021?2022 Naqiya, Wafa; Virgana, Rova; Kartasasmita, Arief Sjamsulaksan
Oftalmologi : Jurnal Kesehatan Mata Indonesia Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Oftalmologi Vol 5 No 2 2023
Publisher : Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11594/ojkmi.v5i2.54

Abstract

Pendahuluan: Retinopati diabetik (RD) merupakan komplikasi mikrovaskular penyakit diabetes melitus dengan angka pertumbuhan tinggi. Kepatuhan melakukan pemeriksaan rutin dan menjalankan tindakan khusus dapat mencegah progresivitas penyakit ini. Namun, penelitian mengenai gambaran kepatuhan berobat pasien retinopati diabetik belum pernah dilakukan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kepatuhan berobat pasien retinopati diabetik di PMN RS Mata Cicendo.  Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan metode cross sectional, menggunakan data sekunder dari EMR, dan dilakukan pada periode 1 Januari 2021–31 Desember 2022 di PMN RS Mata Cicendo. Kepatuhan dinilai berdasarkan kepatuhan menjalankan masa awal pengobatan dan diukur melalui data tanggal registrasi, tindakan, dan perencanaan. Hasil penilaian kepatuhan kemudian dikelompokkan berdasarkan derajat retinopati diabetik, tipe diabetes melitus, jenis tindakan, jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir, dan domisili.  Hasil: Penelitian ini melibatkan 887 rekam medis dan 533 (60,1%) di antaranya dikategorikan patuh. Data menunjukkan persentase kepatuhan >60% pada pasien derajat berat seperti Proliverative Diabetic Retinopathy (61,6%); berjenis kelamin perempuan (60,2%); berusia muda kelompok 25–34 tahun (77,4%); berdomisili di Bandung Raya (64,4%) atau luar Jawa Barat (63,5%); berpendidikan terakhir tinggi sarjana muda (68,9%); bekerja sebagai pegawai swasta (67,1%), pengajar (72,7%), wiraswasta (61,3%), atau pensiunan (66,7%); memiliki tipe diabetes melitus terspesifikasi non-insulin dependent (64,2%) atau insulin dependent (80,9%); serta mendapat rekomendasi tindakan laser (64,1%).  Kesimpulan: Secara umum kepatuhan berobat pasien retinopati diabetik di PMN RS Mata Cicendo sudah mencapai >60%. Kepatuhan pasien kontrol dengan jangka waktu menengah (1–3 bulan), panjang (>6 bulan) masih harus ditingkatkan.
PROMOSI KESEHATAN UNTUK MAHASISWA MELALUI MEDIA SOSIAL Wardhana, Wardhana; Melania, Amanda; Nazma, Anggia Nur; Syailendra, Salma Nurul Aliyah; Azzahra, Viona; Naqiya, Wafa
Jurnal Abdimas Sang Buana Vol 4 No 1 (2023): Jurnal Abdimas Sang Buana - Mei
Publisher : LPPM Universitas Sangga Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap individu memiliki kewajiban untuk menjaga kesehatannya agar dapat hidup dengan kualitas yang baik. Salah satu cara untuk menjaga kesehatan yaitu dengan melakukan aktivitas fisik. Namun, mahasiswa dengan segala aktivitasnya ditemukan memiliki jumlah aktivitas fisik yang kurang dari standar minimal. Kondisi tersebut juga berlaku  sbagi mahasiswa Universitas Padjadjaran. Untuk dapat meningkatkan aktivitas fisik pada mahasiswa, diperlukan suatu promosi kesehatan berupa edukasi untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mahasiswa seputar aktivitas fisik. Edukasi dilakukan dengan membuat konten video wawancara bersama dokter dan membahas pentingnya aktivitas fisik serta video rekomendasi tempat dan jenis olahraga yang bisa dilakukan oleh mahasiswa Universitas Padjadjaran. Video kemudian dipublikasikan di Instagram @klinik.unpad, Klinik Pratama yang menjadi stakeholder dan ikut berkolaborasi pada kegiatan ini. Hasil kegiatan didapatkan adanya peningkatan pengetahuan dan kesinambungan penerimaan informasi bagi mahasiswa Universitas Padjadjaran, sehingga kegiatan ini dinilai cukup berdampak. Dampak tersebut dalam jangka pendek selama masa KKN kemudian diukur dari jumlah likes dan viewers. Namun, agar kegiatan dapat lebih menjangkau mahasiswa Universitas Padjadjaran dan lebih terukur, sebaiknya dibuat kegiatan lanjutan yang diselenggarakan secara offline. DOI: https://doi.org/10.32897/abdimasusb.v4i1.2705