Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Indonesia’s Roles in Myanmar’s Rohingya Crisis: Through the Lens of Public Diplomacy Marlina, Revy; Kurniawan, Yoseph Wahyu; Rafly, Muhammad
Journal of Communication and Public Relations Vol. 3 No. 1 (2024): Journal of Communication & Public Relations
Publisher : LSPR Institute of Communication & Business

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/105003120245

Abstract

Myanmar's Rohingya crisis remains unresolved, with the Rohingya minority suffering human rights violations from the majority Buddhist Rakhine population, supported by the central government. As a result, many Rohingya have fled to neighboring countries like Thailand, India, Indonesia, Nepal, and others in the region (UN Refugees, 2022). Indonesia, a founding ASEAN member, believes ASEAN should address the Rohingya crisis, but ASEAN faces obstacles due to the non-intervention principle and differing ideologies and interests among member states. Concerned with the crisis since its emergence in 1948, Indonesia has intensified its peace-brokering efforts as the current ASEAN host, utilizing shuttle diplomacy and engaging key players in Myanmar. Resolving the conflict is significant for Indonesia, as it seeks to enhance its regional reputation and revive its influential role from the Soeharto era. Public diplomacy will be used in this paper by seeing the efforts of the Indonesian government, especially during President Jokowi's second term. As Joseph S. Nye said “soft power is the ability to affect others to obtain the outcomes one wants through attraction rather than coercion or payment,” we can see the Indonesia effort through shuttle diplomacy, implementation of the Five-Point Consensus on Myanmar, and humanitarian aid to solve this conflict.
Kepentingan Nasional dan Strategi Kawasan: Analisis Neo-Realis atas Perbedaan Respons Kebijakan Luar Negeri Indonesia dan Malaysia Terhadap Konflik Gaza Marlina, Revy; Iqbal, Syarif; Jasmine, Mutiara
Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton Vol. 11 No. 3 (2025): Sang Pencerah: Jurnal Ilmiah Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Publisher : Lembaga Jurnal dan Publikasi Universitas Muhammadiyah Buton

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35326/pencerah.v11i3.7534

Abstract

Konflik Gaza yang kembali memanas tidak hanya menjadi isu kemanusiaan, tetapi juga menjadi ajang untuk menguji konsistensi politik luar negeri negara berpenduduk mayoritas Muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Kajian ini menyoroti bagaimana kedua negara merumuskan kepentingan nasional serta persepsi ancaman dalam konteks sistem internasional yang penuh dinamika, sekaligus memperlihatkan posisi struktural mereka di kawasan Asia Tenggara. Tujuan penelitian ini adalah memahami bagaimana perhitungan struktural dan kepentingan nasional membentuk respons diplomatik Indonesia dan Malaysia terhadap isu Palestina. Metode yang digunakan adalah studi kasus kualitatif dengan analisis dokumen resmi, pernyataan pemerintah, serta sumber akademik yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Indonesia lebih menekankan pendekatan multilateral yang legalistik, hati-hati, dan berfokus pada legitimasi hukum internasional. Malaysia justru menampilkan strategi simbolik yang bersifat konfrontatif sebagai wujud solidaritas politik. Empat variabel dalam kerangka defensive realism yaitu posisi struktural, persepsi ancaman, kepentingan nasional, dan kanal kebijakan dapat menjelaskan perbedaan strategi kebijakan luar negeri kedua negara. Penelitian ini memberikan kontribusi teoritis dalam studi hubungan internasional dengan memperkaya pemahaman mengenai perilaku negara berkembang di Asia Tenggara dalam menghadapi isu global yang berkaitan dengan politik, keamanan, dan solidaritas dunia.