Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan pada tahun 1602 oleh Belanda dengan tujuan utama untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Asia, khususnya di Nusantara. Awalnya, VOC berfungsi sebagai perusahaan dagang, tetapi kemudian berkembang menjadi instrumen kolonialisme dengan menguasai jalur perdagangan dan wilayah strategis di Nusantara. Kebijakan VOC, seperti monopoli perdagangan rempah-rempah dan intervensi politik di kerajaan-kerajaan lokal, memperkuat dominasi mereka di wilayah ini. Namun, pada pertengahan abad ke-18, VOC mengalami kemunduran akibat korupsi, biaya perang yang tinggi, dan persaingan dagang dengan negara Eropa lainnya. Pada tahun 1799, VOC dibubarkan dengan hutang yang besar, dan kekayaan serta wilayahnya diambil alih oleh pemerintah Belanda. Jurnal ini mengkaji transformasi VOC dari perusahaan dagang menjadi alat kolonial, serta faktor-faktor yang menyebabkan kejatuhannya dan dampaknya terhadap masyarakat Nusantara.