Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hidroponik Sistem Fertigasi Sebagai Upaya Optimalisasi Budidaya Buah Melon Di Kebun Sumber Berkah M, Fulkha Tajri; Ngabito, Olivia Febrianty; Faisal, Alief Dhafa; Aziza, Ariesta Robiatul Alifia; H, Ester Marsella Novita .; Azhary, Muhammad Fachrul; Meylinda, Nanda; Akmal, Maulana Bayu; Mohammad, Aditya Kharisma; Hara, Muhammad Fahrul
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 2 No. 6 (2024): Agustus
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v2i6.1129

Abstract

Pengabdian kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk implementasi tridharma perguruan tinggi, di mana dosen dan mahasiswa menerapkan ilmu pengetahuan mereka untuk memberdayakan potensi sumber daya di wilayah tertentu. Salah satu lokasi yang dipilih untuk kegiatan ini adalah Kebun Sumber Berkah di Kota Balikpapan, yang terletak di RT. 37, Kelurahan Batu Ampar, Balikpapan Utara. Kebun ini merupakan kebun wisata edukasi yang ditanami berbagai jenis tanaman, dengan komoditas utama berupa melon, serta tanaman lain seperti jagung, labu, cabai, dan pepaya. Hasil panen dari kebun ini dijual langsung kepada masyarakat sekitar, pengunjung kebun, dan melalui media sosial Facebook. Namun, harga jual melon di kebun ini masih fluktuatif, bahkan di bawah harga pasar sehingga diperlukan inovasi untuk meningkatkan harga jual melon.Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan di Kebun Sumber Berkah melalui budidaya melon dengan metode hidroponik sistem fertigasi. Dengan metode ini, dapat meningkatkan nilai jual melon karena melon hasil hidroponik lebih higienis dan bebas dari hama serta pestisida, sehingga memiliki harga yang lebih tinggi dari harga pasar. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mengedukasi masyarakat sekitar mengenai manfaat dan teknik budidaya melon hidroponik, guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal melalui pertanian berkelanjutan.
Optimasi ekstraksi karagenan dari Kappaphycus alvarezii berbantu metode enzim selulase dan gelombang ultrasonik : Optimization of carrageenan extraction from Kappaphycus alvarezii using ultrasonic-assisted cellulase extraction (UACE) Kumalaningrum, Amalia Nur; Poeloengasih, Crescentiana Dewi; Azhary, Muhammad Fachrul; Sholihah, Ni’matus; Syafitri, Tatia Asnur; Sabillah, Hana; Nusantara, Bangun Garuda; Christyandari, Debora Ayu
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol. 28 No. 2 (2025): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 28(2)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17844/jphpi.v28i2.61454

Abstract

Karagenan merupakan polisakarida bernilai ekonomi tinggi yang diperoleh dari alga merah sebagai bahan pengental maupun penstabil diberbagai industri. Metode ekstraksi karagenan yang umum digunakan di industri melibatkan proses alkali panas dengan waktu cukup panjang sehingga tidak efisien dan menghasilkan banyak limbah. Oleh karena itu, perlu teknik ekstraksi yang dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum ekstraksi kappa-karagenan K. alvarezii menggunakan metode UACE berdasarkan persentase rendemen dan kualitas fisikokimia. Variabel yang diamati pada penelitian ini adalah rasio pelarut dan rumput laut (20–100 mL/g), konsentrasi enzim selulase (2–10%) dan waktu ultrasonikasi (20–100 menit). Karagenan dari K. alvarezii yang telah mendapatkan praperlakuan selanjutnya diekstrak pada suhu 80-90ºC selama 30 menit, dikarakterisasi dan dibandingkan dengan karagenan murni sesuai SNI 8391-1:2017. Kenaikan rasio pelarut:rumput laut, jumlah enzim dan waktu ultrasonik dapat menaikkan rendemen karagenan hingga mencapai 62%. Karagenan yang dihasilkan memiliki warna yang lebih gelap dibandingkan karagenan komersial. Karagenan memiliki kadar air, sulfat, viskositas, kandungan logam berat sesuai SNI, sedangkan kadar abu dan abu tak larut asam melebihi SNI serta kekuatan gel dari karagenan masih di bawah SNI. Karagenan masih mengandung unsur N yang menunjukkan ketidakmurnian karagenan. Hasil spektrum FTIR menunjukkan bahwa karagenan yang diperoleh merupakan jenis kappa-karagenan. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengevaluasi pengaruh UACE sebagai perlakuan awal dalam proses ekstraksi karagenan sehingga tidak hanya meningkatkan jumlah karagenan, tetapi juga mutu karagenan yang dihasilkan.