Saat ini, sistem pendidikan di Sekolah Dasar menggunakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengajarkan literasi numerik. Literasi numerik adalah kemampuan berpikir untuk menyelesaikan masalah matematika sehari-hari dengan menggunakan konsep, teknik, informasi, dan alat bantu. Salah satu keterampilan penting abad ke-21 yang harus dimiliki oleh siswa adalah kemampuan literasi numerik, terutama untuk membantu mereka menjalani kehidupan sehari-hari dan membuat keputusan. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa ada banyak masalah yang terkait dengan kemampuan literasi numerik siswa sekolah dasar di Indonesia, termasuk kesalahan yang dilakukan siswa saat mengerjakan soal matematika. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki masalah literasi numerik di sekolah dasar. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, yang menggunakan Systematic Literature Review (SLR), yang melibatkan penelaahan berbagai studi relevan secara sistematis dan terstruktur. Dari proses penelusuran awal peneliti berhasil mengidentifikasi 45 artikel melalui Google Scholar, artikel berbahasa Indonesia pada rentang tahun 2020-2025, ada 20 artikel yang relevan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang ketat yang menjadi dasar analisis mendalam. Hasil kajian terdapat tiga aspek utama sumber kesulitan siswa, yaitu: (1) kesulitan dalam menghitung bilangan bulat, terutama dalam operasi hitung dasar dan soal cerita; (2) kelemahan dalam memahami dan mengonversi bentuk persen, desimal, pecahan, dan perbandingan; serta (3) ketidakmampuan dalam memahami dan menerapkan konsep relasi serta pola bilangan. Ketiga aspek ini mengindikasikan masih banyak siswa yang belum memahami konsep dasar matematika secara menyeluruh. Maka jalan baru penelitian ini yaitu implementasi pendekatan Realistic Mathematics Education (RME), Concrete-Representasional-Abstract (CRA), membuat media pembelajaran inovatif dan tradisional, memberikan permainan edukatif, pembelajaran berbasis masalah, dan pembelajaran berbasis proyek.