Sulistio, Any
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFEKTIVITAS TEPUNG TEH DAN TEPUNG AMPAS TEH SEBAGAI FILLER PHENOL-FORMALDEHYDE RESIN TERHADAP KUALITAS PLYWOOD Afrillia, Ellysa Rahma; Sulha, Balgis; Santosa, Sandra; Prayitno, Prayitno; Sulistio, Any
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 3 (2024): September 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i3.6235

Abstract

Hasil polimerisasi kondensasi antara phenol dengan formaldehyde disebut phenol-formaldehyde resin yang diaplikasikan untuk merekatkan lapisan veneer pada kayu lapis kelas eksterior. Bahan pengisi atau filler ditambahkan pada phenol-formaldehyde resin untuk meningkatkan keteguhan rekatnya. Bahan ini biasanya mengandung selulosa. Ditinjau dari kandungan selulosa yang cukup besar pada teh 34%  dan ampas teh 43,87%, maka digunakan kedua bahan tersebut sebagai alternatif bahan pengisi (filler). Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi  pengaruh kadar filler tepung teh dan tepung ampas teh terhadap viskositas phenol-formaldehyde resin serta pengaruhnya terhadap kualitas plywood. Penelitian dilakukan menggunakan metode pengempaan dingin selama 30 menit dan pengempaan panas dengan suhu 125°C selama 330 detik. Variabel tetap yang digunakan yaitu jenis veneer berupa kayu meranti, phenol-formaldehyde resin sebagai perekat, dan waktu pengadukan selama 5 menit. Sedangkan, variabel bebas yang digunakan adalah tepung ampas teh dan tepung teh sebagai filler dengan kadar 12,5% dan 6%. Efektivitas penambahan filler dinilai dari hasil analisis bonding strength dan delaminasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar filler yang ditambahkan dapat meningkatkan viskositas campuran. Hasil bonding strength dan delaminasi menunjukkan bahwa tepung ampas teh dan tepung teh telah memenuhi JAS dengan nilai rata-rata tepung ampas teh yang lebih besar baik pada range viskositas 20-30 Poise (kadar filler 12,5%) dan 6-10 Poise (kadar filler 6%). Sehingga, tepung teh dan tepung ampas teh dapat dijadikan sebagi filler phenol-formalehyde resin.
PEMANFAATAN LIMBAH ECENG GONDOK, JERAMI PADI DAN BATOK KELAPA SEBAGAI FILLER PHENOL FORMALDEHID RESIN PRODUKSI PT PAMOLITE ADHESIVE INDUSTRI Wicaksana, Irsandra Diviandhira Salsabilla; Suhariyadi, Faradina; Chalim, Abdul; Sulistio, Any
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 8 No. 1 (2022): March 2022
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v8i1.321

Abstract

Plywood merupakan salah satu produk yang diperoleh dengan menyusun bersilangan tegak lurus minimal tiga lembar kayu lapis (veneer). Salah satu produk dari PT Pamolite Adhesive Industri adalah Phenol Formaldehyde Adhesive yang digunakan untuk merekatkan lapisan veneer tipe WBP (Weather Boil Proof) yang dapat memberikan kekuatan tinggi dan sangat tahan terhadap kelembaban, mencegah delaminasi dan memberikan stabilitas suhu yang sangat baik. Untuk meningkatkan kualitas perekat phenol, maka perlu ditambahkan pengaplikasian bahan pengisi (filler) dari limbah eceng gondok, jerami padi dan batok kelapa. Dengan penambahan kadar yang bervariasi mulai dari 5% hingga 22% (w/w) masing-masing dari bobot perekat cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis dan komposisi tepung eceng gondok, jerami padi dan batok kelapa pada phenol terhadap viskositas, bonding strength dan delaminasi. Metode awal yang dilakukan adalah penentuan kadar filler terbaik untuk menentukan kadar filler, kemudian dilakukan percobaan mulai dari pembuatan glue line hingga pengaplikasian pada plywood dilanjutkan dengan pengujian viskositas, bonding strength dan delaminasi. Hasil pengujian menunjukkan jenis filler berpengaruh nyata terhadap keteguhan rekat plywood. Semakin besar kadar filler yang digunakan maka terjadi kenaikan viskositas. Sementara itu untuk uji delaminasi dari semua sampel tidak terjadi delaminasi terbuka atau biasa disebut dengan passed. Dari ketiga jenis filler tersebut hasil yang didapatkan cukup baik, namun hasil terbaik dari keseluruhan yaitu pada tepung batok kelapa dengan kadar 19%.
PEMANFAATAN TUMBUHAN ECENG GONDOK DAN BATOK KELAPA SEBAGAI EKSTENDER PEREKAT UREA FORMALDEHID Muhtada, Detra Sifa Shal Sabila; Santosa, Sandra; Aribah, Salwa Fairuza Ayu; Sulistio, Any
DISTILAT: Jurnal Teknologi Separasi Vol. 10 No. 1 (2024): March 2024
Publisher : Politeknik Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33795/distilat.v10i1.4950

Abstract

Kayu lapis (plywood) adalah material yang tersusun dari 3 atau lebih vinir yang diikat dengan perekat. Perekat plywood yang banyak digunakan di Indonesia ialah Urea Formaldehid. Penggunaan perekat murni untuk industri plywood menyebabkan penggunaan biaya yang tinggi pada industri. Oleh karena itu penggunaan perekat untuk plywood dapat ditambahkan dengan ekstender. Selain itu penggunaan bahan ekstender dapat meningkatkan kualitas perekat seperti dapat meningkatkan daya rekat. Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif bahan untuk pembuatan ekstender yang berasal dari tumbuhan. Tumbuhan yang digunakan yaitu eceng gondok dan batok kelapa. Pemilihan tumbuhan tersebut dikarenakan tingginya kandungan selulosa yang dapat menaikkan viskositas, kandungan protein dan lignin untuk menambah daya rekat sehingga limbah tersebut digunakan sebagai tepung ekstender. Tahapan percobaan pada penelitian ini yang pertama adalah membuat tepung dari limbah eceng gondok dan batok kelapa, kemudian tepung tersebut akan dicampur dengan perekat Urea Formaldehida dengan kadar ekstender eceng gondok yaitu 3,5 %, 4,5 %, 5,2 % (b/v) dan ekstender batok kelapa 24%, 30%, 34% (b/v) masing-masing dari volume perekat cair. Setelah itu dilakukan pengaplikasian campuran perekat tersebut pada vinir sengon untuk membuat plywood, kemudian plywood tersebut akan dilakukan pengujian viskositas, bonding strength dan delaminasi untuk mengetahui keteguhan rekat dari perekat cair yang telah dicampur dengan tepung ekstender. Kadar penambahan ekstender terbaik pada penelitian ini adalah eceng gondok 3,5% dan batok kelapa 24%, hal ini dapat dilihat dari nilai bonding strength yang tinggi serta tidak mengalami delaminasi.