Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Training on the Utilization of Local Food into Snack Products to Prevent Anemia in At-Risk Groups in Silian I Village Southeast Minahasa Regency RANTI, IRZA NANDA; Paruntu, Olga Lieke; Tomastola, Yohanis; Isima, Cinthia Ulva; .Purba, Rudolf B
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KOMUNITAS KESEHATAN Vol 2 No 01 (2024): JUNI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jb.v2i01.1842

Abstract

ABSTRAK Anemia defisiensi besi merupakan salah satu masalah Kesehatan yang dialami semua kelompok usia, mulai dari balita sampai usia lanjut. Kelompok remaja putri dan ibu hamil rentan terhadap kekurangan gizi besi. Berdasarkan data awal Februari tahun 2020 di Puskesmas Silian Kabupaten Minahasa Tenggara, jumlah ibu hamil 29,58 % diantaranya mengalami anemia ringan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan gizi seimbang di kalangan masyarakat diantaranya upaya penganekaragaman menu dengan mengembangkan formula makanan bergizi berbasis pangan lokal yang mengandung protein dan tinggi zat besi, diantaranya berupa biskuit yang dibuat dengan formulasi khusus dan di fortifikasi dengan vitamin dan mineral. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat Program Pengembangan Desa Sehat (PPDS) produk yang akan dibuat adalah biskuit modifikasi bahan makanan campuran (BMC) dari bahan pangan lokal yaitu tepung ikan cakalang dan tepung pisang mulu bebe serta tepung bayam merah yang memiliki kandungan gizi tinggi protein dan zat besi, bisa menyumbang energy sebsar 4.13%, protein 3.44%, karbohidrat 5.17%, lemak 2.8% dan Fe 1,05% dari AKG remaja putri. Substitusi tepung ikan cakalang dalam pembuatan makanan selingan untuk ibu hamil anemia sebsar 6.049% memberikan nilai gizi zat besi sebesar 2.515 mg/l. Ketersedian pangan lokal di kabupaten Minahasa Tenggara sangat penunjang upaya penganekaragaman pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dalam rangka kesehatan yang optimal. Untuk menunjang program pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dalam mengupayakan Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, maka dilaksanakan program pengabdian masyarakat Poltekkes Kemenkes Manado melalui pusat penelitian dan pengabdian masyarakat, Bersama dengan Dosen dan Mahasiswa Jurusan Gizi dengan mengadakan pelatihan kepada kelompok sasaran yaitu ibu-ibu rumah tangga dalam pengembangan formula bahan makanan campuran tinggi protein dan zat besi berbasis sumber daya lokal untuk pencegahan anemia pada kelompok ibu hamil, remaja putri dan anak balita di desa Silian I Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil dari kegiatan pelatihan ini, seluruh kelompok sasaran memahami pentingnya pemanfaatan pangan lokal menjadi bahan makanan campuran sumber protein, vitamin dsn mineral (zat Fe) untuk pencegahan Anemia yang beresiko pada remaja putri dan ibu hamil. Kata Kunci: Anemia, Kelompok Beresiko, Formula Biskuit BMC Abstract Iron deficiency anemia is one of the health problems experienced by all age groups, from toddlers to the elderly. Groups of young women and pregnant women are vulnerable to iron deficiency. Based on data from early February 2020 at the Silian Health Center, Southeast Minahasa Regency, 29.58% of pregnant women experienced mild anemia. One of the efforts that can be made to optimize balanced nutrition among the community includes efforts to diversify the menu by developing a nutritious food formula based on local food that contains protein and is high in iron, including biscuits made with special formulations and fortified with vitamins and minerals. In the community service activity of the Healthy Village Development Program (PPDS) the products to be made are modified mixed food ingredients (BMC) biscuits from local food ingredients, namely skipjack fish meal and mulu bebe banana flour and red spinach flour which has high nutritional content of protein and iron. , can contribute 4.13% energy, 3.44% protein, 5.17% carbohydrates, 2.8% fat and 1.05% Fe from the RDA for adolescent girls. The substitution of skipjack tuna in the manufacture of snacks for anemic pregnant women of 6,049% provides a nutritional value of 2,515 mg/l of iron. The availability of local food in Southeast Minahasa district is very supportive of food diversification efforts to meet the nutritional needs of the community in the context of optimal health. To support the Southeast Minahasa Regency government program in pursuing the movement to accelerate the diversification of food consumption based on local resources, a community service program from the Manado Health Ministry of Health Poltekkes was carried out through a research and community service center, together with Lecturers and Students of the Department of Nutrition by holding training for the target group, namely mothers-to-be. housewives in the development of a high-protein and iron-based mixed food formula based on local resources for the prevention of anemia in groups of pregnant women, adolescent girls and children under five in Silian I Village, Silian Raya District, Southeast Minahasa Regency. As a result of this training activity, all target groups understand the importance of using local food as a mixed food source of protein, vitamins and minerals (Fe) for the prevention of anemia which is at risk for adolescent girls and pregnant women. Keywords: Anemia, Risk Group, BMC Biscuit Formula
UMUR SIMPAN MINUMAN PROBIOTIK YOGHURT LABU KUNING DENGAN KACANG HIJAU Isima, Cinthia Ulva; Gagu, Nivalayanti; Legi, Nonce Nova; Ranti, Irza Nanda; Paruntu, Olga Lieke
JOURNAL HEALTH AND NUTRITIONS Vol 10, No 1 (2024): Health and Nutritions
Publisher : Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jhn.v10i1.934

Abstract

Yogurt is a product obtained from fermentation of milk or reconstituted milk using Lactobacillus bulgaricus and Streptococcus thermophilus bacteria or other appropriate lactic acid bacteria, with or without the addition of other food ingredients and permitted food additives (SNI 2981, 2009). Testing the symbiotic green bean and yellow pumpkin yoghurt using a starter with Biokul plain yoghurt which was stored at cold temperatures for 7 days of storage. This research aims to determine changes in the quality of symbiotic yoghurt during storage and determine the shelf life of symbiotic yoghurt. The quality limits and minimum limits for symbiotic yoghurt use SNI 2981-2009 regarding yoghurt to determine its shelf life. The data obtained was processed using microsoft excel and descriptive analysis. The lower the storage temperature, the slower the rate of decline in the quality of symbiotic yoghurt. The shelf life of yoghurt can be determined from the critical factor of fastest deterioration. From the results of the research which was carried out using characteristic analysis based on Yogurt Quality Requirements based on SNI 2981 2009, changes were found starting from the appearance, smell, taste and consistency for 7 days of 25 yoghurts placed in plastic packaging. The appearance was still a thick liquid, had a distinctive yoghurt smell and homogeneous, but bacteria are starting to appear on the surface.Yogurt adalah produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Sterptococcus thermophilus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai, dengan atau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan (SNI 2981, 2009). Pengujian yoghurt simbiotik  kacang hijau dan labu kuning menggunakan starter dengan yogurt plain yang biokul yang disimpan pada suhu dingin  selama 7 hari penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan mutu yoghurt simbiotik selama penyimpanan serta melakukan penentuan umur simpan yoghurt simbiotik. Batasan mutu dan batas minimum yoghurt simbiotik menggunakan SNI 2981-2009 mengenai yoghurt untuk penentuan umur simpannya. Data yang diperoleh diolah menggunakan microsoft excel dan analisis deskriptif. Semakin rendah suhu penyimpanan, semakin lambat laju penurunan mutu yoghurt simbiotik.  Umur simpan yoghurt dapat ditentukan dari faktor kritis kerusakan yang paling cepat. Dari hasil penelitian  yang disadarkan dengan analisis karakteristik berdasarkan dengan syarat mutu yogurt berdasarkan SNI 2981 2009  maka didapatkan perubahan mulai dari penampakan, bau, rasa dan konsistensi selama 7 hari dari 25 yogurt yang ditaruh didalam kemasan plastik penampakan masih berupa cairan kental, berbau khas yogurt dan homogen. 
Training on the Utilization of Local Food into Snack Products to Prevent Anemia in At-Risk Groups in Silian I Village Southeast Minahasa Regency RANTI, IRZA NANDA; Paruntu, Olga Lieke; Tomastola, Yohanis; Isima, Cinthia Ulva; .Purba, Rudolf B
JURNAL PENGABDIAN MASYARAKAT KOMUNITAS KESEHATAN Vol 2 No 01 (2024): JUNI
Publisher : Poltekkes Kemenkes Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47718/jb.v2i01.1842

Abstract

ABSTRAK Anemia defisiensi besi merupakan salah satu masalah Kesehatan yang dialami semua kelompok usia, mulai dari balita sampai usia lanjut. Kelompok remaja putri dan ibu hamil rentan terhadap kekurangan gizi besi. Berdasarkan data awal Februari tahun 2020 di Puskesmas Silian Kabupaten Minahasa Tenggara, jumlah ibu hamil 29,58 % diantaranya mengalami anemia ringan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan gizi seimbang di kalangan masyarakat diantaranya upaya penganekaragaman menu dengan mengembangkan formula makanan bergizi berbasis pangan lokal yang mengandung protein dan tinggi zat besi, diantaranya berupa biskuit yang dibuat dengan formulasi khusus dan di fortifikasi dengan vitamin dan mineral. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat Program Pengembangan Desa Sehat (PPDS) produk yang akan dibuat adalah biskuit modifikasi bahan makanan campuran (BMC) dari bahan pangan lokal yaitu tepung ikan cakalang dan tepung pisang mulu bebe serta tepung bayam merah yang memiliki kandungan gizi tinggi protein dan zat besi, bisa menyumbang energy sebsar 4.13%, protein 3.44%, karbohidrat 5.17%, lemak 2.8% dan Fe 1,05% dari AKG remaja putri. Substitusi tepung ikan cakalang dalam pembuatan makanan selingan untuk ibu hamil anemia sebsar 6.049% memberikan nilai gizi zat besi sebesar 2.515 mg/l. Ketersedian pangan lokal di kabupaten Minahasa Tenggara sangat penunjang upaya penganekaragaman pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dalam rangka kesehatan yang optimal. Untuk menunjang program pemerintah Kabupaten Minahasa Tenggara dalam mengupayakan Gerakan percepatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis sumber daya lokal, maka dilaksanakan program pengabdian masyarakat Poltekkes Kemenkes Manado melalui pusat penelitian dan pengabdian masyarakat, Bersama dengan Dosen dan Mahasiswa Jurusan Gizi dengan mengadakan pelatihan kepada kelompok sasaran yaitu ibu-ibu rumah tangga dalam pengembangan formula bahan makanan campuran tinggi protein dan zat besi berbasis sumber daya lokal untuk pencegahan anemia pada kelompok ibu hamil, remaja putri dan anak balita di desa Silian I Kecamatan Silian Raya Kabupaten Minahasa Tenggara. Hasil dari kegiatan pelatihan ini, seluruh kelompok sasaran memahami pentingnya pemanfaatan pangan lokal menjadi bahan makanan campuran sumber protein, vitamin dsn mineral (zat Fe) untuk pencegahan Anemia yang beresiko pada remaja putri dan ibu hamil. Kata Kunci: Anemia, Kelompok Beresiko, Formula Biskuit BMC Abstract Iron deficiency anemia is one of the health problems experienced by all age groups, from toddlers to the elderly. Groups of young women and pregnant women are vulnerable to iron deficiency. Based on data from early February 2020 at the Silian Health Center, Southeast Minahasa Regency, 29.58% of pregnant women experienced mild anemia. One of the efforts that can be made to optimize balanced nutrition among the community includes efforts to diversify the menu by developing a nutritious food formula based on local food that contains protein and is high in iron, including biscuits made with special formulations and fortified with vitamins and minerals. In the community service activity of the Healthy Village Development Program (PPDS) the products to be made are modified mixed food ingredients (BMC) biscuits from local food ingredients, namely skipjack fish meal and mulu bebe banana flour and red spinach flour which has high nutritional content of protein and iron. , can contribute 4.13% energy, 3.44% protein, 5.17% carbohydrates, 2.8% fat and 1.05% Fe from the RDA for adolescent girls. The substitution of skipjack tuna in the manufacture of snacks for anemic pregnant women of 6,049% provides a nutritional value of 2,515 mg/l of iron. The availability of local food in Southeast Minahasa district is very supportive of food diversification efforts to meet the nutritional needs of the community in the context of optimal health. To support the Southeast Minahasa Regency government program in pursuing the movement to accelerate the diversification of food consumption based on local resources, a community service program from the Manado Health Ministry of Health Poltekkes was carried out through a research and community service center, together with Lecturers and Students of the Department of Nutrition by holding training for the target group, namely mothers-to-be. housewives in the development of a high-protein and iron-based mixed food formula based on local resources for the prevention of anemia in groups of pregnant women, adolescent girls and children under five in Silian I Village, Silian Raya District, Southeast Minahasa Regency. As a result of this training activity, all target groups understand the importance of using local food as a mixed food source of protein, vitamins and minerals (Fe) for the prevention of anemia which is at risk for adolescent girls and pregnant women. Keywords: Anemia, Risk Group, BMC Biscuit Formula