Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN NILAI IDWG PASIEN YANG HEMODIALISA RUTIN DI RUMAH SAKIT SWASTA YOGYAKARTA A. Kristanti, Yosi; Tatik Pujiastuti, Theresia; A. Wibowo, Tendean
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA - In Press
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v14i2.351

Abstract

ABSTRACT Interdialytic Weight Gain (IDWG) merupakan penambahan berat badan selama periode interdialisis yang di hitung dari selisih berat badan sebelum dialisis dengan berat badan setelah dialisis sesi sebelumnya. IDWG merupakan indikator penting keberhasilan pasien hemodialisa dalam beradaptasi dengan penyakitnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa lama menjalani hemodialisa berkaitan erat dengan kemampuan pasien mempertahankan nilai IDWG. Namun, hal tersebut bukan generalisasi karena ada beberapa penelitian yang mengatakan tidak ada hubungannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisa dengan nilai IDWG pasien hemodialisa rutin di Rumah Sakit Tipe B Yogyakarta. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 150 responden yang diambil dengan consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan -sebanyak 45.3% responden berusia >60 tahun, 54.7% berjenis kelamin laki-laki, 49.3% berpendidikan menengah keatas dan 27.3% bekerja di bidang swasta. Sebanyak 47,3% pasien menjalani HD > 3 tahun, 42,7 % dalam rentang 1-3 tahun dan hanya 10% yang menjalani hemodialisa < 1 tahun. Pasien yang memiliki nilai IDWG ringan (75,3%), IDWG sedang 23,3% dan IDWG berat hanya 1,3%. Hasil uji spearman menunjukan nilai P value 0,536 > dari α 0,05. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama HD dengan Nilai IDWG. Mengingat IDWG merupakan indikator penting keberhasilan hemodialisia maka bagi pasien disarankan untuk konseling diet agar dapat mengontrol asupan sehingga nilai IDWG stabil, lalu perlu juga diteliti lebih lanjut mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan nilai IDWG pasien yang menjalani hemodialisa rutin.
Pola Sarapan Dan Tingkat Konsentrasi Belajar Mahasiswa Stikes Panti Rapih Yogyakarta Siska Mastifa; Tatik Pujiastuti, Theresia; Lidya, Herlin
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 4 No 2 (2023): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v4i2.265

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Belajar merupakan kegiatan setiap orang untuk mencapai cita-citanya. Belajar erat kaitannya dengan kemampuan konsentrasi. Konsentrasi yang baik mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang. Konsentrasi merupakan proses dimana pikiran terfokus di suatu objek. Fenomena pada mahasiswa STIKes Panti Rapih Yogyakarta ada 62,5% mengalami penurunan konsentrasi. Salah satu faktor diduga mempengaruhi konsentrasi adalah pola sarapan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan pola sarapan dengan tingkat konsentrasi belajar mahasiswa STIKes Panti Rapih Yogyakarta. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif, survei analisis desain penelitian dengan cross sectional study. Sampel 296 mahasiswa secara cluster random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Concentration Grid Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan gambaran pola sarapan kategori baik sebesar 54,4% dan kategori tidak baik 45,6%, sedangkan gambaran tingkat konsentrasi belajar kategori baik sebesar 45,3%, kategori sedang 18,6% dan kategori buruk 36,1%. Berdasarkan uji Spearman Rank diketahui bahwa tidak ada hubungan signifikan antara pola sarapan dengan tingkat konsentrasi belajar mahasiswa dengan nilai p-value 0,393 > 0,05. Simpulan: Meskipun secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan namun analisis prosentase menunjukkan bahwa pola sarapan yang baik menunjukan tingkat konsentrasi yang baik pula. Kata Kunci: Pola sarapan, Konsentrasi, Mahasiswa
Hubungan Lama Menjalani Hemodialisa Dengan Tingkat Depresi Pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Prabawati; Tatik Pujiastuti, Theresia; Kristanti, Fittriya
I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih Vol 5 No 2 (2024): I Care Jurnal Keperawatan STIKes Panti Rapih
Publisher : STIKes Panti Rapih

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46668/jurkes.v5i2.288

Abstract

Latar belakang: Gagal Ginjal Kronik (GGK) memberikan dampak perubahan berbagai aspek kehidupan bagi pasien yang sedang menjalani hemodialisa yaitu depresi. Depresi yang merupakan reaksi psikologis berupa gangguan suasana hati karena menghadapi penyakit yang dialami oleh pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang sedang menjalani hemodialisa. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisa dengan tingkat depresi pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK). Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan metode deskriptif korelasional. Proses pengambilan sampel dengan cross sectional dan teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling insidental. Sampel penelitian ini 99 responden. Instrumen yang digunakan adalah BDI-II. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagaian besar pasien menjalani hemodialisa >3 tahun (45,5%) dan sebagian besar tidak mengalami depresi (50,5%). Selanjutnya berdasarkan uji korelasi Gamma didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik lama menjalani hemodialisa dengan tingkat depresi pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta dengan p-value 0,076 (p value >0,05). Kesimpulan: Penelitian ini menunjukan bahwa lama hemodialisa tidak berperan dalam fenomena depresi pada pasien yang menjalani hemodislisis. Semakin lama pasien menjalani hemodialisa maka tingkat depresi akan menurun karena pasien sudah menerima keadaannya. Meskipun tidak ada hubungan yang signifikan, namun kondisi depresi meskipun ringan tetap dialami oleh pasien hemodialisa. Maka tenaga kesehatan di ruang hemodialisa tetap harus mendampingi pasien agar mampu beradaptasi dengan proses terapi yang dijalani. Kata kunci: Hemodialisa, Depresi, Gagal Ginjal Kronik
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN NILAI IDWG PASIEN YANG HEMODIALISA RUTIN DI RUMAH SAKIT SWASTA YOGYAKARTA A. Kristanti, Yosi; Tatik Pujiastuti, Theresia; A. Wibowo, Tendean
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v14i2.351

Abstract

ABSTRACT Interdialytic Weight Gain (IDWG) merupakan penambahan berat badan selama periode interdialisis yang di hitung dari selisih berat badan sebelum dialisis dengan berat badan setelah dialisis sesi sebelumnya. IDWG merupakan indikator penting keberhasilan pasien hemodialisa dalam beradaptasi dengan penyakitnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa lama menjalani hemodialisa berkaitan erat dengan kemampuan pasien mempertahankan nilai IDWG. Namun, hal tersebut bukan generalisasi karena ada beberapa penelitian yang mengatakan tidak ada hubungannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisa dengan nilai IDWG pasien hemodialisa rutin di Rumah Sakit Tipe B Yogyakarta. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 150 responden yang diambil dengan consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan -sebanyak 45.3% responden berusia >60 tahun, 54.7% berjenis kelamin laki-laki, 49.3% berpendidikan menengah keatas dan 27.3% bekerja di bidang swasta. Sebanyak 47,3% pasien menjalani HD > 3 tahun, 42,7 % dalam rentang 1-3 tahun dan hanya 10% yang menjalani hemodialisa < 1 tahun. Pasien yang memiliki nilai IDWG ringan (75,3%), IDWG sedang 23,3% dan IDWG berat hanya 1,3%. Hasil uji spearman menunjukan nilai P value 0,536 > dari ? 0,05. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama HD dengan Nilai IDWG. Mengingat IDWG merupakan indikator penting keberhasilan hemodialisia maka bagi pasien disarankan untuk konseling diet agar dapat mengontrol asupan sehingga nilai IDWG stabil, lalu perlu juga diteliti lebih lanjut mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan nilai IDWG pasien yang menjalani hemodialisa rutin.
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN NILAI IDWG PASIEN YANG HEMODIALISA RUTIN DI RUMAH SAKIT SWASTA YOGYAKARTA A. Kristanti, Yosi; Tatik Pujiastuti, Theresia; A. Wibowo, Tendean
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v14i2.351

Abstract

ABSTRACT Interdialytic Weight Gain (IDWG) merupakan penambahan berat badan selama periode interdialisis yang di hitung dari selisih berat badan sebelum dialisis dengan berat badan setelah dialisis sesi sebelumnya. IDWG merupakan indikator penting keberhasilan pasien hemodialisa dalam beradaptasi dengan penyakitnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa lama menjalani hemodialisa berkaitan erat dengan kemampuan pasien mempertahankan nilai IDWG. Namun, hal tersebut bukan generalisasi karena ada beberapa penelitian yang mengatakan tidak ada hubungannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisa dengan nilai IDWG pasien hemodialisa rutin di Rumah Sakit Tipe B Yogyakarta. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 150 responden yang diambil dengan consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan -sebanyak 45.3% responden berusia >60 tahun, 54.7% berjenis kelamin laki-laki, 49.3% berpendidikan menengah keatas dan 27.3% bekerja di bidang swasta. Sebanyak 47,3% pasien menjalani HD > 3 tahun, 42,7 % dalam rentang 1-3 tahun dan hanya 10% yang menjalani hemodialisa < 1 tahun. Pasien yang memiliki nilai IDWG ringan (75,3%), IDWG sedang 23,3% dan IDWG berat hanya 1,3%. Hasil uji spearman menunjukan nilai P value 0,536 > dari ? 0,05. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama HD dengan Nilai IDWG. Mengingat IDWG merupakan indikator penting keberhasilan hemodialisia maka bagi pasien disarankan untuk konseling diet agar dapat mengontrol asupan sehingga nilai IDWG stabil, lalu perlu juga diteliti lebih lanjut mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan nilai IDWG pasien yang menjalani hemodialisa rutin.
HUBUNGAN LAMA HEMODIALISA DENGAN NILAI IDWG PASIEN YANG HEMODIALISA RUTIN DI RUMAH SAKIT SWASTA YOGYAKARTA A. Kristanti, Yosi; Tatik Pujiastuti, Theresia; A. Wibowo, Tendean
Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA Vol 14 No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kesehatan MAKIA
Publisher : LPPM ISTeK ICsada Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37413/jmakia.v14i2.351

Abstract

ABSTRACT Interdialytic Weight Gain (IDWG) merupakan penambahan berat badan selama periode interdialisis yang di hitung dari selisih berat badan sebelum dialisis dengan berat badan setelah dialisis sesi sebelumnya. IDWG merupakan indikator penting keberhasilan pasien hemodialisa dalam beradaptasi dengan penyakitnya. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa lama menjalani hemodialisa berkaitan erat dengan kemampuan pasien mempertahankan nilai IDWG. Namun, hal tersebut bukan generalisasi karena ada beberapa penelitian yang mengatakan tidak ada hubungannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui hubungan lama menjalani hemodialisa dengan nilai IDWG pasien hemodialisa rutin di Rumah Sakit Tipe B Yogyakarta. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 150 responden yang diambil dengan consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Hasil penelitian menunjukan -sebanyak 45.3% responden berusia >60 tahun, 54.7% berjenis kelamin laki-laki, 49.3% berpendidikan menengah keatas dan 27.3% bekerja di bidang swasta. Sebanyak 47,3% pasien menjalani HD > 3 tahun, 42,7 % dalam rentang 1-3 tahun dan hanya 10% yang menjalani hemodialisa < 1 tahun. Pasien yang memiliki nilai IDWG ringan (75,3%), IDWG sedang 23,3% dan IDWG berat hanya 1,3%. Hasil uji spearman menunjukan nilai P value 0,536 > dari ? 0,05. Tidak ada hubungan yang signifikan antara lama HD dengan Nilai IDWG. Mengingat IDWG merupakan indikator penting keberhasilan hemodialisia maka bagi pasien disarankan untuk konseling diet agar dapat mengontrol asupan sehingga nilai IDWG stabil, lalu perlu juga diteliti lebih lanjut mengenai faktor faktor yang berhubungan dengan nilai IDWG pasien yang menjalani hemodialisa rutin.