Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Perkembangan Perdagangan Islam di Nusantara pada Masa Lampau dan Kontemporer Fatma Azzahra; Salmi Wati; Andy Riski Pratama
Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat Vol. 3 No. 1 (2024): April : Jurnal Riset Rumpun Agama dan Filsafat
Publisher : Pusat Riset dan Inovasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55606/jurrafi.v3i1.2179

Abstract

Islamic trade in Indonesia from pre-independence to contemporary times reflects various features, including nationalist missions, religious solidarity and Islamization. The pre-independence period was marked by nationalist and religious sentiments as a response to discriminatory Dutch colonialism. Religious solidarity is used to inspire unity and independence. After independence, the Islamic trade movement focused more on capitalizing religious organizations for the welfare of the people and da'wah. In the 1990s, the spirit of Islamization strengthened, influenced by the difficulty of access to trade resources and the search for Islamic identity amidst foreign domination. The BMT Movement, Islamic Banks, and Islamic philanthropic institutions responded to this phenomenon, prioritizing empowerment and community education. The phenomenon of the Indonesian trade movement is related to socio-political factors, such as the Dutch East Indies political system and the strength of non-indigenous trade. Islamic trade movements can be classified into two types: the pre-independence period, characterized by religious nationalism in business competition with non-indigenous groups; and post-independence, involving the consolidation of religious groups such as Muhammadiyah and NU, as well as the establishment of BMT and ZISWAF institutions. Islamic trade routes in the archipelago in the past included coastal areas, especially via sea routes which influenced the archipelago as an international trade center. The research method used is a qualitative Library Research approach with a historical-descriptive method. The research results show that the Islamic trade movement is developing in line with social and political dynamics in Indonesia.
TANGGUNG JAWAB HUKUM PEMERINTAH KABUPATEN PIDIE JAYA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI PERMUKIMAN BERDASARKAN PERSPEKTIF FIQH SIYĀSAH TANFIẒIYYAH: Permukiman Kuta Simpang, Kecamatan Meurah Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh Fatma Azzahra; Husni; Reza, T. Surya
As-Siyadah Vol. 2 No. 2 (2023): September As-Siyadah : Jurnal Politik dan Hukum Tata Negara
Publisher : Prodi Hukum Tata Negara (Siyasah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/as-siyadah.v2i2.3209

Abstract

Pengelolaan sampah di Kabupaten Pidie Jaya tertuang dalam Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 2 Tahun 2017 tentang pengelolaan sampah, dimana pada pasal 26 ayat (1) mengamanatkan kepada Pemerintah Kabupaten untuk memfasilitasi pengelola kawasan untuk menyediakan TPS/TPST di kawasan permukiman. Namun fakta di lapagan menunjukkan tidak adanya TPS/TPST di kawasan permukiman Kuta Simpang Kacamatan Meurah Dua Kabupaten Pidie Jaya. Tujuan dalam penelitian ini pertama, untuk mengetahui tanggung jawab hukum Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya dalam pengelolaan sampah. Kedua, untuk mengetahui perspektif fiqh siyāsah tanfiẓiyyah terhadap Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya atas pengelolaan sampah. Metode penelitian yang digunakan merupakan metode penelitian kualitatif bersumber dari data primer dan skunder dan menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Adapun hasil penelitian ini, pertama tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya yang dijalankan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) belum maksimal dalam menjalankan tanggung jawab pelaksanaan pengelolaan sampah. Tetapi tidak dapat diberikan sanksi administrasi dikarenakan DLH tidak mempunyai mitra kerja sesuai dengan pasal 72 Qanun Kabupaten Pidie Jaya Nomor 2 Tahun 2017. Kedua berdasarkan perspektif fiqh siyāsah tanfiẓiyyah, pemerintahan kabupaten disebut imāmah dan DLH sebagai wazῑr tanfiẓ yang bertujuan untuk membantu pemerintah Kabupaten dalam mewujudkan kesejahteraan umum seperti kemaslahatan rakyat dan pemerintahan yang baik sesuai dengan konsep hukum Islam.