Etnografi merupakan kajian tentang kehidupan dan kebudayaan suatu masyarakat atau etnik, misalnya tentang adat istiadat, kebiasaan, seni, religi, dan bahasa. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui secara mendalam mengenai Aktivitas Komunikasi Pesantren Modern Di Pondok Modern Ar-Risalah Slahung Ponorogo.Untuk menjabarkan Aktivitas tersebut, peneliti memfokuskan kedalam beberapa sub masalah mikro yaitu situasi komunikatif, peristiwa komunikatif, dan tindakan komunikatif. Metode Penelitian pada penelitian ini yang digunakan adalah metode kualitatif tradisi etnografi komunikasi dengan teori pendukung (subtantif) yaitu interaksi simbolik. Subjek pada penelitian ini berjumlah 6 (enam) orang, terdiri dari 4 (empat) informan dan 2(dua) informan pendukung yang diperoleh melalui teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Peristiwa komunikatif, ada beberapa komponen yang peneliti sajikan, yaitu melalui kata SPEAKING, yang terdiri dari : setting/ scence yaitu di majelis dan lingkungan pesantren, partisipants yaitu ustadzah dengan santri, ends yaitu kepemahaman, act sequence yaitu isi pesan berupailmu keislaman, keys yaitu sikap kesopanan/ tadzim dan sikap hurmat, instrumentalities yaitu media tutur dan bentuk tutur, norms yaitu Berhubungan dengan cara berinterupsi, cara bertanya, dan sebagainya Genres (Jenis tutur). Kesimpulan Pada penelitian ini yaitu terdapat beberapa tuturan yang digunakan oleh para santri pondok modern Ar-Risalah dalam berbagai ragam, yakni ragam resmi, ragam akrab, dan ragam santai. Para santri mengucapkan berbagai tuturan dengan tema yang bermacam-macam, karena untuk berkomunikasi para santri sehari-hari dituntut untuk bisa menguasai dua bahasa resmi yang digunakan di pondok modern Ar-Risalah. Jadi semua yang berhubungan dengan aktifitas santri mereka menggunakan bahasa resmi yang sudah ditentukan tersebut. Proses berbahasa santri modern Ar-Risalah dipengruhi oleh beberapa faktor, seperti: tuntutan berbahasa, kebiasaan, faktor basa-basi serta perubahan jadwal berbahasa dimana setiap satu minggu sekali santri diwajibkan berbahasa Arab dan diminggu berikurnya berbahasa Inggris.