Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Persepsi Masyarakat (Suku Sasak) tentang Pasien Pasung di Wilayah Kerja Puskesmas Siswandi, Iyar; Sinaga, Parmo; Ibrahim, Ikhsan; Septian, Alnendi
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i2.43-46

Abstract

Latar Belakang. Pemasungan salah satu cara tradisional dalam mengatasi gangguan jiwa yang keberadaannya sudah mengancam lingkungan sekitarnya. Hal ini tentunya menimbulkan persepsi yang berbeda di masyarakat bahwa gangguan jiwa itu harus di pasung. Hal ini didasarkan pada faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional dan Faktor personal. Persepsi sendiri merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensori.  Objektif. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Persepsi masyarakat suku Sasak tentang pasien pasung di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-survei dengan pendekatan deskriptif-analitik , sebanyak 124 responden di wilayah kerja puskesmas Mataram dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan stratifikasi berdasarkan kelurahan. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2022 dengan teknik pengambilan data menggunakan kuisioner dimana pembuatan kuisioner ini mengacu pada parameter yang sudah di ada sebelumnya. Hasil. penelitian menggunakan metode analisa yang digunakan ialah uji chi-square dan di peroleh bahwa persepsi masyarakat suku sasak tentang pasien pasung di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram sebagian besar persepsi kurang yaitu sebanyak 102 responden (82.3%).Implikasi klinis. Studi ini memperoleh bahwa persepsi masyarakat suku Sasak rata-rata berpersepsi kurang, dimana persepsi ini berdasarkan faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional, dan faktor personal yang di nilai kurang. Kata Kunci : Deprivasi, Persepsi, Masyarakat.
Hubungan Motivasi Perawat dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Prosedur Tetap Pemasangan Infus Siswandi, Iyar; Sinaga, Parmo; Ibrahim, Ikhsan
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v6i2.49-53

Abstract

Latar Belakang. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada ketercapaiannya tujuan tertentu. Hal ini menimbulkan motivasi suatu variabel yang ikut campur dalam faktor-faktor yang mengelola, membangkitkan, mempertahankan, dan mewujudkan perilaku laku menuju suatu sasaran. Kepatuhan merupakan sejauh mana perilaku seseorang atau pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dengan tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus di Instalasi Gawat Darurat RSUD.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-korelasional dengan pendekatan cross-sectional . Populasi dalam penelitian ini merupakan perawat di IGD RSUD Lombok Barat yang berjumlah 25 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Total sampling . Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2021. Instrumen pengumpulan data mengenai motivasi pada penelitian ini menggunakan kuesioner, sedangkan pengumpulan data kepatuhan perawat menggunakan observasi langsung pemasangan infus.Hasil. Penelitian memperoleh perawat dengan motivasi baik sebanyak 14 orang dan cukup sebanyak 11 orang, tingkat kepatuhan sebanyak 13 orang dan tidak patuh sebanyak 12 orang. Sesuai dengan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 for Windows untuk n = 25 diperoleh hasil uji chi-square tingkat penerimaan P < 0,05 dengan diperoleh hasil α = 0,028. Artinya Ha diterima sehingga terdapat hubungan yang bermakna motivasi perawat dengan tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik motivasi perawat maka semakin patuh perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus.Implikasi Klinik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah infeksi nosokomial, penting bagi rumah sakit untuk fokus pada peningkatan motivasi intrinsik, revisi SOP, pelatihan berkelanjutan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung bagi perawat.Kata Kunci: motivasi perawat, kepuasan perawat.
Hubungan Self-Efficacy dan Lama Hemodialisis terhadap Kualitas Hidup Pasien yang Menjalani Hemodialisis Sinaga, Parmo; Siswandi, Iyar; Bahri, Syarif Hidayatullah
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i2.51-56

Abstract

Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif sehingga memerlukan treatment berupa hemodialisis yang bertujuan untuk mengganti fungsi ginjal yang sudah rusak. Hemodialisis merupakan prosedur vital bagi pasien dengan gagal ginjal, namun dampaknya tidak terbatas pada aspek fisik saja, melainkan juga memengaruhi kualitas hidup pasien. Self efficacy, sebagai faktor psikologis yang mempengaruhi keyakinan individu akan kemampuannya dalam menghadapi pengobatan dan perawatan kesehatan serta lama waktu hemodialisis.Objektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan self efficacy dan lama hemodialisis terhadap kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisa RS Jakarta utara Tahun 2020.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deksriptif-korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 66 responden di RS Jakarta utara dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data di lakukan mulai dari Agustus-Oktober 2022 dengan teknik pengisian kuisioner untuk mengukur self eficacy dengan menggunakan kuisioner General Self Eficcacy Scale (GSES), dan cara pengukuran kualitas hidup menggunakan kuisioner The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Uji koefisien korelasi menggunakan Spearman’s Rho. Hasil. Hasil penelitian didapatkan self efficacy mayoritas memiliki tingkat self efficacy sedang 56,1%, lama Hemodialisis >24 bulan 63,6%, kualitas hidup sedang 89,4%. Ada hubungan antara self efficacy terhadap kualitas hidup pasien dengan nilai p-value 0,003 (p<0,05). Ada hubungan antara lama hemodialisis terhadap kualitas hidup pasien dengan nilai p-value 0,001 (p<0,05).Kesimpulan. Disimpulkan bahwa self efficacy dan lama hemodialisis dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis. Kata Kunci : Hemodialisis, Self Efficacy, Lama Hemodialisis, Kualitas Hidup.