Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pendidikan Self Management Guidance dan Self Care terhadap Kualitas Hidup Pasien Hipertensi Siswandi, Iyar; Hidayah, Syamsul; Chaerani, Reni; Anwar, Syamsul
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 5 No 2 (2023): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v5i2.7178

Abstract

This study aims to determine the effect of self-management guidance and self-care education on the quality of life of hypertensive patients in the working area of the East Rasanae Community Health Center, Bima City. This research method uses a Quasi-experimental research design with pre-test and post-test with control. The results of the study showed that there was an increase in the quality of life score in the intervention group, namely 50,360, and the control group by 55,280, accompanied by a significance value of 0.008 (p < 0.05) and a calculated t value of - 2,788 (< t table (2.05954). Multivariate test The quality of sleep in the intervention group showed P-Value = 0.004. The conclusion is that there is an influence of self-management guidance education and hypertension self-care on the quality of life of hypertensive patients. Keywords: Hypertension, Quality of Life, Self-Management Guidance
Gejala Primer Serangan Stroke pada Pasien Dengan Serang Pertama Agung, Rizki Nugraha; Jumaiyah, Wati; Siswandi, Iyar; Rinawati, Rinawati; Jum’atina, Jum’atina
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 6 No 1 (2024): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v6i1.8378

Abstract

This study aims to identify stroke symptoms that often occur in first-attack stroke patients. Using observational method with secondary data from medical records of stroke patients. The results of the study showed that the symptoms of stroke that often occurred in first stroke stroke patients were experiencing sudden weakness in the movement of half of the body (hands and feet) as many as 89 people (96.08%). Then, the majority of stroke patients had a history of disease, namely hypertension, 88 people (86.3%). and The majority of stroke onset when patients arrived at the hospital in this study was more than 3.5 hours but still under 24 hours. 63 people (61.8%). The conclusion from this study can be seen that the majority of the main symptoms of a stroke are experiencing sudden weakness in the movement of one side of the body (hands and feet) with the onset of stroke when the patient arrives at the hospital in the majority more than 3.5 hours but still less than 24 hours. Keywords: Hypertension, Stroke, Stroke onset, Stroke symptoms
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Stigma Masyarakat Terhadap Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) Fadhila, Asa Nur; Siswandi, Iyar; Chairunnisa, Dea; Kamil, Abdu Rahim
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i2.64-71

Abstract

Background. Banyak masyarakat Indonesia yang memandang orang dengan HIV/AIDS dengan sebelah mata dan menganggap mereka yang menderita penyakit tersebut tidak pantas diterima di masyarakat. Padahal pandangan masyarakat tersebut sangat berpengaruh terhadap kehidupan ODHA.Objective. Untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status ekonomi dengan stigma masyarakat terhadap ODHA di wilayah Jakarta Pusat. Methods. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi menggunakan metode cross-sectional. Dengan teknik sampel purposive sampling. Pada variabel independen berupa karakteristik responden diketahui dengan menggunakan kuesioner demografi dan stigma masyarakat diukur menggunakan kuesioner I-HSS Scale. Analisa bivariat yang dilakukan adalah uji T Independent dan uji Chi Square. Results. Responden pada penelitian ini merupakan masyarakat di wilayah Jakarta Pusat yang berjumlah 111 orang. Pengolahan data menunjukkan responden yang mengalami stigma tinggi berjumlah 59 orang (53,2%).Conclusion. Variabel yang berhubungan dengan stigma masyarakat terhadap ODHA adalah tingkat pendidikan [p = 0,022 dengan OR: 2,813 (1,234-6,409)] dan status ekonomi [p = 0,022 dengan OR: 2,668 (1,219-5,839)], sedangkan variabel yang tidak berhubungan adalah usia (p = 0,089) dan jenis kelamin [p = 0,366 dengan OR: 0,648 (0,298-1,406)].Kata Kunci: Stigma; Masyarakat; Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)
Persepsi Masyarakat (Suku Sasak) tentang Pasien Pasung di Wilayah Kerja Puskesmas Siswandi, Iyar; Sinaga, Parmo; Ibrahim, Ikhsan; Septian, Alnendi
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i2.43-46

Abstract

Latar Belakang. Pemasungan salah satu cara tradisional dalam mengatasi gangguan jiwa yang keberadaannya sudah mengancam lingkungan sekitarnya. Hal ini tentunya menimbulkan persepsi yang berbeda di masyarakat bahwa gangguan jiwa itu harus di pasung. Hal ini didasarkan pada faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional dan Faktor personal. Persepsi sendiri merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensori.  Objektif. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Persepsi masyarakat suku Sasak tentang pasien pasung di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-survei dengan pendekatan deskriptif-analitik , sebanyak 124 responden di wilayah kerja puskesmas Mataram dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dengan stratifikasi berdasarkan kelurahan. Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus-Oktober 2022 dengan teknik pengambilan data menggunakan kuisioner dimana pembuatan kuisioner ini mengacu pada parameter yang sudah di ada sebelumnya. Hasil. penelitian menggunakan metode analisa yang digunakan ialah uji chi-square dan di peroleh bahwa persepsi masyarakat suku sasak tentang pasien pasung di Wilayah Kerja Puskesmas Mataram sebagian besar persepsi kurang yaitu sebanyak 102 responden (82.3%).Implikasi klinis. Studi ini memperoleh bahwa persepsi masyarakat suku Sasak rata-rata berpersepsi kurang, dimana persepsi ini berdasarkan faktor fungsional, faktor struktural, faktor situasional, dan faktor personal yang di nilai kurang. Kata Kunci : Deprivasi, Persepsi, Masyarakat.
HUBUNGAN NILAI INTERDIALYTIC WEIGHT GAIN (IDWG) DAN KEPATUHAN PEMBATASAN DIET TERHADAP TERJADINYA RESTLESS LEGS SYNDROME PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISA Karmiyati, Novia; Irawati, Diana; Siswandi, Iyar
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v4i1.7-16

Abstract

Penyakit ginjal kronik adalah suatu penyakit yang harus membutuhkan terapi hemodialisis, dimana fungsi ginjal yang ireversible, dan menimbulkan dampak komplikasi berupa gejala Restless Legs Syndrome (RLS). Masalah yang dapat menyebabkan terjadinya RLS ini ialah kenaikan berat badan diantara dua waktu dialisis (IDWG) dan kepatuhan pembatasan diet pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan nilai IDWG dan kepatuhan pembatasan diet yang dilakukan pasien. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional, Yang dilakukan di Klinik HD Apotik Berkat Pangkal Pinang dengan jumlah responden 26 orang yang diambil secara total sampling. Uji yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian dengan analisa Chi-Square didapatkan nilai p value untuk IDWG sebesar 0,006 dan nilai p value 0,030 untuk kepatuahn pembatsan diet. Pasien yang patuh terhadap pembatasan diet akan meminimalkan kenaikan nilai IDWG dan akan mengurangi dampak terjadinya RLS. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini diharapkan kepatuhan pembatasan diet dan cairan dapat ditingkatkan pada paien HD sehingga keluhan RLS berkurang
Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Mata Pada Remaja Pengguna Gawai Nuriawalia, Rizqa; siswandi, iyar; choirunnisa, siti; Rayasari, Fitriyan
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v6i2.78-82

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Durasi lamanya penggunaan gawai yang berlebihan, jarak pandang yang kurang baik saat menggunakan gawai, posisi yang tidak benar saat menggunakan gawai dan intensitas pencahayaan yang tidak baik akan memiliki dampak terhadap masalah risiko kesehatan mata. Penelitian sebelumnya mendapati bahwa dampak penggunaan gawai pada kesehatan mata dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti durasi (screen time), jarak, posisi dan pencahayaan yang tidak baik akan memiliki dampak resiko terhadap kesehatan mata.Objektif : Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kesehatan mata pada usia remaja pengguna gawai di wilayah Bekasi Barat.Metode: Penelitian menggunakan desain observasional analitik dengan pendekatan Cross-sectional. sebanyak 55 responden di wilayah Bekasi barat dipilih menggunakan metode purposive sampling dengan stratifikasi berdasarkan RT. Pengambilan data dilakukan pada 12-15 Juni 2021 dengan menggunakan kuisioner dan penggunaan alat ukur (lux meter). Hasil penelitian menggunakan analisis uji statistik Chi–Square dengan tingkat kepercayaan 95% (alpha = 0,05)..Hasil: Hasil penelitian menggunakan analisis statistic Chi-Square diperoleh adanya hubungan antara durasi (screen time) dengan kesehatan mata penggunaan gawai (p-value = 0,039), jarak pandang dengan kesehatan mata penggunaan gawai (p-value = 0,018), posisi dengan kesehatan mata penggunaan gawai (p-value = 0,027), dan intensitas pencahayaan dengan kesehatan mata penggunaan gawai (p-value = 0,039).Implikasi Klinis: Penelitian ini dapat menjadi pengembangan strategi pencegahan yang lebih efektif.Kata Kunci : Kesehatan mata, durasi (screen time), jarak pandang, posisi, intensitas pencahayaan, usia remaja.
PENGARUH LATIHAN RANGE OF MOTION TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA LANSIA DENGAN OSTEOARTRITIS Pratiwi, Jayanti Rahmadina; Setiyono, Erwan; Siswandi, Iyar
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v4i1.49-56

Abstract

Osteoartritis adanya degenerasi kartilago, pembentukan tulang baru pada bagian pinggir sendi dan penurunan fungsi akibat penuaan. Salah satu tanda dan gejala pada osteoartritis yaitu nyeri sendi. Latihan ROM merupakan intervensi non farmakologi yang memberi dampak meringankan nyeri dan meningkatkan fleksibilitas sesuai batas gerak klien sendiri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan metabolisme cairan sendi sinovial yang akan memberikan nutrisi pada tulang rawan sehingga nyeri dapat berkurang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan range of motion terhadap penurunan intensitas nyeri pada lansia dengan osteoartritis di Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma Bekasi. Penelitian kuantitatif dengan metode Quasi Eksperimental dengan rancangan One Group Pretest Posttest Design. Hasil perhitungan sampel sebanyak 15 responden menggunakan teknik Purposive Sampling. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan hasil analisis nilai mean nyeri osteoartritis yang dialami responden sebelum melakukan Latihan ROM adalah 3.40 dan hasil nilai mean setelah melakukan Latihan ROM 2.47. Dari hasil uji statistic dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nilai mean yang bermakna antara intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan Latihan ROM. Berdasarkan hasil uji paired sampel t-test didapatkan nilai p Value 0.001 (p < 0.05) yang artinya ada pengaruh antara Latihan ROM terhadap penurunan intensitas nyeri pada lansia dengan osteoartritis. Saran dari peneliti yaitu latihan ROM sebagai bahan masukan untuk menetapkan strategi menjadikan standar operasional prosedur dalam penanganan nyeri osteoartritis yang dilakukan 2 kali dalam sehari pada pagi dan sore hari pada lansia dengan osteoartritis.
Hubungan Motivasi Perawat dengan Tingkat Kepatuhan Perawat dalam Melaksanakan Prosedur Tetap Pemasangan Infus Siswandi, Iyar; Sinaga, Parmo; Ibrahim, Ikhsan
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 6, No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v6i2.49-53

Abstract

Latar Belakang. Motivasi adalah suatu kebutuhan yang mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang mengarah pada ketercapaiannya tujuan tertentu. Hal ini menimbulkan motivasi suatu variabel yang ikut campur dalam faktor-faktor yang mengelola, membangkitkan, mempertahankan, dan mewujudkan perilaku laku menuju suatu sasaran. Kepatuhan merupakan sejauh mana perilaku seseorang atau pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi perawat dengan tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus di Instalasi Gawat Darurat RSUD.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-korelasional dengan pendekatan cross-sectional . Populasi dalam penelitian ini merupakan perawat di IGD RSUD Lombok Barat yang berjumlah 25 orang dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode Total sampling . Pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2021. Instrumen pengumpulan data mengenai motivasi pada penelitian ini menggunakan kuesioner, sedangkan pengumpulan data kepatuhan perawat menggunakan observasi langsung pemasangan infus.Hasil. Penelitian memperoleh perawat dengan motivasi baik sebanyak 14 orang dan cukup sebanyak 11 orang, tingkat kepatuhan sebanyak 13 orang dan tidak patuh sebanyak 12 orang. Sesuai dengan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16 for Windows untuk n = 25 diperoleh hasil uji chi-square tingkat penerimaan P < 0,05 dengan diperoleh hasil α = 0,028. Artinya Ha diterima sehingga terdapat hubungan yang bermakna motivasi perawat dengan tingkat kepatuhan perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus, sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin baik motivasi perawat maka semakin patuh perawat dalam melaksanakan prosedur tetap pemasangan infus.Implikasi Klinik. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan mencegah infeksi nosokomial, penting bagi rumah sakit untuk fokus pada peningkatan motivasi intrinsik, revisi SOP, pelatihan berkelanjutan, dan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung bagi perawat.Kata Kunci: motivasi perawat, kepuasan perawat.
Hubungan Self-Efficacy dan Lama Hemodialisis terhadap Kualitas Hidup Pasien yang Menjalani Hemodialisis Sinaga, Parmo; Siswandi, Iyar; Bahri, Syarif Hidayatullah
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i2.51-56

Abstract

Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif sehingga memerlukan treatment berupa hemodialisis yang bertujuan untuk mengganti fungsi ginjal yang sudah rusak. Hemodialisis merupakan prosedur vital bagi pasien dengan gagal ginjal, namun dampaknya tidak terbatas pada aspek fisik saja, melainkan juga memengaruhi kualitas hidup pasien. Self efficacy, sebagai faktor psikologis yang mempengaruhi keyakinan individu akan kemampuannya dalam menghadapi pengobatan dan perawatan kesehatan serta lama waktu hemodialisis.Objektif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan self efficacy dan lama hemodialisis terhadap kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis di unit hemodialisa RS Jakarta utara Tahun 2020.Metode. Penelitian ini menggunakan desain deksriptif-korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 66 responden di RS Jakarta utara dipilih menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan data di lakukan mulai dari Agustus-Oktober 2022 dengan teknik pengisian kuisioner untuk mengukur self eficacy dengan menggunakan kuisioner General Self Eficcacy Scale (GSES), dan cara pengukuran kualitas hidup menggunakan kuisioner The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL-BREF). Uji koefisien korelasi menggunakan Spearman’s Rho. Hasil. Hasil penelitian didapatkan self efficacy mayoritas memiliki tingkat self efficacy sedang 56,1%, lama Hemodialisis >24 bulan 63,6%, kualitas hidup sedang 89,4%. Ada hubungan antara self efficacy terhadap kualitas hidup pasien dengan nilai p-value 0,003 (p<0,05). Ada hubungan antara lama hemodialisis terhadap kualitas hidup pasien dengan nilai p-value 0,001 (p<0,05).Kesimpulan. Disimpulkan bahwa self efficacy dan lama hemodialisis dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis. Kata Kunci : Hemodialisis, Self Efficacy, Lama Hemodialisis, Kualitas Hidup.
Efektivitas Wound Care Modern dengan Madu dan Chitosan terhadap Akselerasi Penyembuhan Fase Proliferasi pada Partisipan Diabetik Wagner II (Tendon Exposed) di Klinik Perawatan Luka Bekasi Octoba, Fatwa Achmad; Siswandi, Iyar; Ibrahim, Mufti; Jumaiyah, Wati
Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/ijnsp.v5i1.6-12

Abstract

Latar Belakang. Penyakit diabetes mellitus tipe 2 merupakan penyakit kronis dan silent, dimana pankreas tidak cukup dapat menghasilkan insulin sesuai kebutuhan tubuh serta tanda dan gejala awalnya tidak disadari oleh partisipan. Kerusakan saraf tepi (neuropati), dapat dengan mudah sekali terjadinya luka yang tidak di rasakan oleh partisipan. Wound care modern dengan menggunakan madu dan chitosan adalah salah satu intervensi proses akselerasi penyembuhan pada perawatan luka diabetik.Objektif. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektifitas dari penggunaan madu atau chitosan pada diabetisi dengan luka wagner II tendon exposed.Metode. Metode penelitian ini menggunakan desain desain penelitian  kuantitatif-research menggunakan desain Quasi Eksperimen dengan pengamatan secara aplikatif pre dan post perawatan. Sampel yang terlibat yaitu para partisipan dengan ulkus diabetik wagner II sebanyak 18 partisipan.Hasil. Setelah dilakukan uji statistik dengan bantuan program spsss diperoleh nilai p-value = 0,007 dengan jumlah partisipan 18 sehingga p-value < α (0,007 < 0,05) artinya H0 di tolak dan H1 diterima, maka dapat diartikan bahwa ada lebih efektif penggunaan chitosan dalam perawatan luka modern terhadap akselerasi penyembuhan fase proliferasi pada partisipan diabetik wagner II (tendon exposed) di Klinik perawatan luka Bekasi.Implikasi Klinis. Implikasi klinis dari penelitian ini Chitosan dinilai sebagai Dressing Luka yang Efektif untuk Diabetes Melitus dimana penelitian ini menunjukkan bahwa chitosan merupakan dressing luka yang efektif untuk mempercepat penyembuhan luka pada pasien diabetes mellitus Wagner II (Tendon exposed).Kata Kunci. Wound Care Modern , Madu, Chitosan, Akselerasi