Environmental pollution is one of the problems facing society today, especially in Indonesia. Students have a big role in maintaining pro-environmental behavior. Pro-environmental behavior is behavior aimed at minimizing all potential negative impacts on the environment. However, data shows a lack of public awareness, especially among college students, of pro-environmental behavior. This problem is often found in littering and single-use plastic packaging, which causes plastic waste to accumulate. Factors such as level of education, government support, social norms, and the role of peers influence pro-environmental behavior. The research aims to determine pro-environmental behavior carried out by students using descriptive statistical methods. Researchers' results are that students must improve their waste recycling behavior, use materials that can be used many times, and use environmentally friendly transportation. However, students are quite good at energy conservation and knowledge of more environmentally friendly vehicles. Pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat saat ini, khususnya di Indonesia. Mahasiswa memiliki andil besar dalam menjaga perilaku pro-lingkungan. Perilaku pro-lingkungan adalah sebuah perilaku yang ditujukan untuk memperkecil segala dampak buruk yang berpotensi muncul terhadap lingkungan. Namun data menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya mahasiswa akan perilaku pro-lingkungan. Masalah tersebut paling banyak ditemukan pada membuang sampah sembarangan dan penggunaan kemasan plastik sekali pakai yang menimbulkan menumpuknya sampah plastik. Faktor seperti tingkat pendidikan, dukungan pemerintah, norma sosial, dan peran teman sebaya memiliki pengaruh terhadap perilaku pro-lingkungan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku pro lingkungan yang telah dilakukan oleh mahasiswa dengan metode statistik deskriptif. Hasil yang didapat oleh peneliti yakni mahasiswa perlu meningkatkan perilaku pengolahan kembali sampah, menggunakan bahan yang dapat digunakan berkali kali, serta dalam penggunaan transportasi ramah lingkungan. Namun, mahasiswa sudah cukup baik dalam sisi konservasi energi dan pengetahuan akan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.