p-Index From 2020 - 2025
1.687
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Flourishing Journal
Rakhmaditya Dewi Noorizki
Unknown Affiliation

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Analisis Remaja yang Memiliki Perilaku Narsistik Retno Palupi, Anugrah Galuh; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 3 No. 7 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i72023p293-303

Abstract

Adolescence is a time when individuals seek their identity and tend to want to show their identity to those around them. However, if an individual is excessive in showing his identity, then it is known as narcissism. This article aims to analyze the characteristics and factors of adolescents who have narcissistic behavior using a descriptive qualitative approach and a type of literature review. The samples obtained were 5 journal articles that were relevant to the topic of discussion. From these articles, it was found that the characteristics of adolescents who have narcissistic behavior are feeling unique, having fantasies about an ideal life, having difficulty empathizing with others, being arrogant, and feeling the most special self. In addition, the main factors for the emergence of narcissistic behaviour in adolescents are difficulties in socializing with others, resulting in feelings of loneliness, improper upbringing in childhood, and low self-esteem, causing adolescents to expect validation and praise from others. AbstrakMasa remaja adalah masa dimana seorang individu mengalami proses pencarian jati dirinya dan cenderung berkeinginan untuk menunjukkan identitasnya dirinya pada sekitarnya. Namun, jika seorang individu berlebihan dalam menunjukkan identitas dirinya maka hal tersebut dikenal sebagai narsis. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis ciri-ciri dan faktor-faktor dari remaja yang memiliki perilaku narsistik dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dan memiliki jenis kajian literatur. Sampel yang didapatkan sebanyak 5 artikel jurnal yang relevan dengan topik pembahasan. Dari artikel-artikel tersebut didapatkan hasil bahwa ciri-ciri remaja yang memiliki perilaku narsisme adalah merasa memiliki keunikan, memiliki fantasi akan kehidupan yang ideal, sulit berempati terhadap orang lain, angkuh, merasa diri paling istimewa. Selain itu, yang menjadi factor utama timbulnya perilaku narsisme pada remaja adalah karena kesulitan untuk bersosialisasi dengan orang lain sehingga menimbulkan perasaan kesepian, pola didikan yang kurang tepat pada masa kecil, dan self-esteem (harga diri) yang rendah sehingga menyebabkan remaja cenderung mengharapkan validasi dan pujian dari orang lain.
Fenomena Fear of Missing Out dalam Partisipasi Konser Musik di Kalangan Masyarakat Indonesia Mukhtar, Amelia Dwi Rahmah; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 3 No. 7 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i72023p261-268

Abstract

FoMO (Fear of Missing Out) is a psychological phenomenon that arises from curiosity and the urge to keep up with developments in the environment around us. Technology and social media platforms provide opportunities for access to ongoing trend information becoming easier. So it has an impact on the increasing number of individuals suffering from FoMO. This article aims to analyze the phenomenon of FoMO in the participation of music concerts that occurred in Indonesian society. The research method used is the study of literature by examining 1 journal article and 4 news articles that are relevant to the author's research. The data used in this research is secondary data, which is a type of data obtained indirectly. The reference sources used came from search results through the Google and Google Scholar search platforms, which are search systems dedicated to academic research and scientific publications. The data obtained was analyzed thematically to describe findings in the literature and to identify key themes as well as the interrelationship of information. This study revealed that the phenomenon of FoMO in the participation of music concerts in Indonesian society encourages individuals to follow the trend in order to avoid anxiety. AbstrakFoMO (Fear of Missing Out) merupakan fenomena psikologis yang timbul dari keingintahuan dan dorongan untuk terus mengikuti perkembangan yang sedang berlangsung di lingkungan sekitar kita. Teknologi dan platform media sosial memberikan peluang akses terhadap informasi trend yang sedang berlangsung menjadi lebih mudah. Sehingga berdampak pada meningkatnya jumlah individu yang mengalami FoMO. Artikel ini bertujuan untuk menganalisis fenomena FoMO dalam partisipasi konser musik yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Metode penelitian yang digunakan berupa studi literatur menelaah 1 artikel jurnal dan 4 artikel berita yang relevan dengan penelitian penulis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, merupakan jenis data yang diperoleh secara tidak langsung. Sumber referensi yang digunakan berasal dari hasil penelusuran melalui platform pencarian Google dan Google Scholar, yang merupakan sistem pencarian khusus untuk kajian akademik dan publikasi ilmiah. Data yang diperoleh dianalisis secara tematik untuk menggambarkan temuan dalam literatur dan mengidentifikasi tema-tema utama serta hubungan antar informasi. Penelitian ini mengungkap bahwa fenomena FoMO dalam partisipasi konser musik di kalangan masyarakat Indonesia mendorong individu untuk ikut trend demi menghindari kekhawatiran tertinggal.
Pemahaman terhadap Diskriminasi Agama: Menyoroti Faktor yang Memengaruhi Agnes Monica Shella Puspita; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 3 No. 8 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i82023p338-344

Abstract

Cases of religious discrimination in Rohingya receive serious attention regarding protecting human rights in freedom of belief. Indonesia, as a multicultural country, faces challenges in maintaining the principles of equality and respect for religious freedom. This article exists to understand the psychological factors behind discrimination, including stereotypes, prejudice, social identity, conformity, and personal experiences. All of these factors interact with each other and can trigger discriminatory behavior that is detrimental and destroys religious diversity in society. This study uses a literature review method where the author will collect and analyze data from 4 journals and 1 news item regarding religious discrimination over the last five years. The results of literature studies show that the factors that cause religious discrimination can originate from stereotypes formed from negative views and assumptions, religious prejudice that underlies the assessment and treatment of a person's religious beliefs, and social interactions that influence behavior toward other religions. This research plays an important role in developing policies and education that will involve various parties in efforts to face the challenges of religious discrimination holistically in Indonesia. AbstrakKasus diskriminasi agama di Rohingya mendapatkan perhatian yang serius terkait perlindungan hak asasi manusia dalam kebebasan memeluk keyakinan. Indonesia sebagai negara multikultural menghadapi tantangan dalam mempertahankan prinsip kesetaraan dan penghormatan terhadap kebebasan beragama. Artikel ini ada untuk memahami faktor psikologis di balik diskriminasi termasuk stereotip, prasangka, identitas sosial, konformitas, dan pengalaman pribadi. Semua faktor ini saling berinteraksi dan dapat memicu perilaku diskriminatif yang merugikan dan merusak keragaman agama dalam masyarakat. Studi ini menggunakan metode tinjauan literatur dimana penulis akan mengumpulkan dan menganalisis data dari 4 jurnal dan 1 berita mengenai diskriminasi agama selama lima tahun terakhir. Hasil studi literatur menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diskriminasi agama dapat berasal dari stereotip yang terbentuk dari pandangan dan asumsi negatif, prasangka agama yang mendasari penilaian dan perlakuan terhadap keyakinan agama seseorang, serta interaksi sosial yang memengaruhi perilaku terhadap agama lain. Penelitian ini berperan penting dalam pengembangan kebijakan dan edukasi yang akan melibatkan berbagai pihak dalam upaya menghadapi tantangan diskriminasi agama secara holistik di Indonesia.
Perilaku Konformitas Anggota Komunitas Penggemar K-Pop Pujirahayu, Fadila; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 4 No. 7 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i72024p288-295

Abstract

The K-Pop fan community is a community consisting of individuals who have the same interest in the world of K-Pop. Joining a community encourages individuals to behave in conformity to fit and be accepted by their community, including in this K-Pop fan community. This study aims to determine the forms of conformity behavior in members of the K-Pop fan community. This research uses a descriptive qualitative approach. The research data was obtained through an interview process with three informants who are members of the K-Pop fan community. The results showed that the forms of conformity behavior shown by members of the K-Pop fan community can be seen from three aspects, namely (1) cohesiveness, shown through support or loyalty by buying albums, merchandise, watching concerts, streaming mv, voting in award events, participating in activities in the community, and self-adjustment by increasing interaction with fellow members, following the style of dress and language, (2) agreement, in the form of respecting other people's opinions and following group agreements, (3) obedience, shown by obeying the rules and doing what the community expects or wants. AbstrakKomunitas penggemar K-Pop merupakan komunitas yang terdiri dari individu-individu yang memiliki ketertarikan yang sama dalam dunia K-Pop. Bergabung dengan sebuah komunitas mendorong individu untuk berperilaku konformitas agar sesuai dan diterima komunitasnya, termasuk dalam komunitas penggemar K-Pop ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-betuk perilaku konformitas pada anggota komunitas penggemar K-Pop. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui proses wawancara bersama tiga narasumber yang merupakan anggota komunitas penggemar K-Pop. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perilaku konformitas yang ditunjukkan oleh anggota komunitas penggemar K-Pop dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu (1) kekompakan, ditunjukkan melalui dukungan atau loyalitasnya dengan membeli album, merchandise, menonton konser, streaming mv, voting dalam ajang penghargaan, mengikuti kegiatan-kegiatan dalam komunitas, serta penyesuaian diri dengan memperbanyak interaksi dengan sesama anggota, mengikuti gaya berpakaian dan berbahasa, (2) kesepakatan, berupa menghargai pendapat orang lain dan mengikuti kesepakatan kelompok, dan (3) ketaatan, ditunjukkan dengan menaati peraturan dan melakukan hal yang diharapkan atau diinginkan komunitas.
Kelekatan di Masa Dewasa Awal pada Individu yang Menjalin Hubungan tanpa Komitmen Jundiyana, Haniyah; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 4 No. 1 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i12024p21-30

Abstract

The need for love and affection is a basic human need. In fulfilling these needs, humans will try to find an attachment figure by building romantic relationships, especially in early adulthood. Not all romantic relationships are based on strong commitment, which raises many questions about attachment in individuals who are in relationships without commitment. This study aims to determine whether there is attachment in romantic relationships built without commitment. The method used in this research is descriptive quantitative by distributing questionnaires to 20 participants in a relationship without commitment with the age range of 18-30. The results show that 3 out of 4 attachment indicators are successfully fulfilled by individuals who undergo relationships without commitment in early adulthood, so it cannot be proven that the absence of commitment will cause the absence of attachment to the relationship. The data results also indicate that attachment will still exist, especially in the aspects of satisfaction, trust, and self-disclosure, even though the relationship is built without based on formal commitment. The findings of this study are expected to be useful in developing the study of psychology, especially social psychology, regarding the discussion of problems in relationships and their relation to mental health. AbstrakKebutuhan cinta dan kasih sayang merupakan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial. Manusia akan berupaya mencari sosok lekat dengan membangun relasi romantis untuk memenuhi kebutuhan tersebut, khususnya pada masa dewasa awal. Namun, tidak semua hubugan romantis dilandasi oleh komitmen kuat, hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai kelekatan pada individu yang menjalin hubungan tanpa komitmen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat kelekatan pada hubungan romantis yang dibangun tanpa adanya komitmen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif dengan menyebarkan kuisioner pada 20 partisipan yang menjalani hubungan tanpa komitmen dari rentang usia 18-30 tahun. Perolehan hasil data menunjukkan bahwa 3 dari 4 indikator attachment berhasil dipenuhi oleh individu yang menjalani hubungan tanpa komitmen pada masa dewasa awal, sehingga tidak dapat dibuktikan bahwa ketiadaan komitmen akan menyebabkan ketiadaan kelekatan pada hubungan. Hasil data juga mengindikasikan bahwa kelekatan akan tetap ada terutama pada aspek kepuasan, kepercayaan, dan self-disclosure, walaupun hubungan tersebut dibangun tanpa didasari komitmen formal. Temuan dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengembangkan kajian ilmu psikologi khususnya terhadap psikologi sosial mengenai pembahasan permasalahan dalam hubungan dan kaitannya dengan kesehatan mental pada individu.
Gambaran Perilaku Pro Lingkungan pada Mahasiswa Hasan Asyhuri; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i42024p153-162

Abstract

Environmental pollution is one of the problems facing society today, especially in Indonesia. Students have a big role in maintaining pro-environmental behavior. Pro-environmental behavior is behavior aimed at minimizing all potential negative impacts on the environment. However, data shows a lack of public awareness, especially among college students, of pro-environmental behavior. This problem is often found in littering and single-use plastic packaging, which causes plastic waste to accumulate. Factors such as level of education, government support, social norms, and the role of peers influence pro-environmental behavior. The research aims to determine pro-environmental behavior carried out by students using descriptive statistical methods. Researchers' results are that students must improve their waste recycling behavior, use materials that can be used many times, and use environmentally friendly transportation. However, students are quite good at energy conservation and knowledge of more environmentally friendly vehicles. Pencemaran lingkungan menjadi salah satu masalah pelik yang dihadapi oleh masyarakat saat ini, khususnya di Indonesia. Mahasiswa memiliki andil besar dalam menjaga perilaku pro-lingkungan. Perilaku pro-lingkungan adalah sebuah perilaku yang ditujukan untuk memperkecil segala dampak buruk yang berpotensi muncul terhadap lingkungan. Namun data menunjukkan bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya mahasiswa akan perilaku pro-lingkungan. Masalah tersebut paling banyak ditemukan pada membuang sampah sembarangan dan penggunaan kemasan plastik sekali pakai yang menimbulkan menumpuknya sampah plastik. Faktor seperti tingkat pendidikan, dukungan pemerintah, norma sosial, dan peran teman sebaya memiliki pengaruh terhadap perilaku pro-lingkungan tersebut. Penelitian bertujuan untuk mengetahui perilaku pro lingkungan yang telah dilakukan oleh mahasiswa dengan metode statistik deskriptif. Hasil yang didapat oleh peneliti yakni mahasiswa perlu meningkatkan perilaku pengolahan kembali sampah, menggunakan bahan yang dapat digunakan berkali kali, serta dalam penggunaan transportasi ramah lingkungan. Namun, mahasiswa sudah cukup baik dalam sisi konservasi energi dan pengetahuan akan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Empati: Jalan Mengurangi Konflik pada Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2024 Faiz Yunsar Hammam; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 4 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i42024p183-190

Abstract

Indonesia is a country based on the democracy of Pancasila. Elections are one of the important pillars in the world of politics in a democratic country. Election, especially the election of president and vice president, gives the right to all Indonesian citizens who already have the right to vote, both within the country and abroad, to choose suitable candidate pairs to lead Indonesia in the future. The large voting population allows for a variety of voters for each existing candidate, and it is not uncommon for conflicts to arise from partiality towards one of the presidential and vice presidential candidate pairs. Such a conflict is based on a lack of empathy between the two supporters of the two presidential and vice presidential candidates. By writing this article, the researcher wants to describe how empathy can minimize or even prevent societal conflict with differences in the interests of the 2024 presidential and vice presidential candidates. This article was prepared using descriptive qualitative methods. The result shows that empathy can reduce the possibility of conflict in the 2024 presidential and vice presidential general elections, which are viewed from 4 aspects of empathy, namely the affective dimension, moral dimension, cognitive dimension, and behavioral dimension. AbstrakIndonesia adalah negara yang berdasarkan demokrasi pancasila. Pemilu menjadi salah satu pilar penting di dunia politik dalam negara demokrasi. Pemilu, khususnya pada pemilihan presiden dan wakil presiden, memberikan hak kepada suluruh warga Negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, baik yang di dalam negeri maupun di luar negeri untuk memilih pasangan calon yang pantas untuk memimpin Indonesia kedepannya. Banyaknya populasi pemilih memungkinkan beragamnya pemilih untuk setiap calon yang ada dan tidak jarang akan timbul konflik dari adanya keberpihakan kepada salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden. Konflik seperti itu didasari atas kurangnya empati antar kedua pendukung kedua calon presiden dan wakil presiden tersebut. Dengan penulisan artikel ini peneliti ingin mengetahui gambaran empati dalam meminimalisir atau bahkan mencegah konflik masyarakat dengan perbedaan minat pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024. Artikel ini disusun dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan empati dapat mengurangi kemungkinan adanya konflik di pemilihan umum presiden dan wakil presiden 2024 yang ditinjau dari 4 aspek empati yaitu dimensi afektif, dimensi moral, dimensi kognitif, dan dimensi perilaku.
Dampak Bullying terhadap Konsep Diri Pelajar: Sebuah Kajian Literatur Novian Arif Ramadhan; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 4 No. 6 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i62024p274-278

Abstract

Self-concept becomes the most important thing for students. Because self-concept can determine what kind of behavior will be shown by a person. A positive self-concept will make individuals avoid negative behavior, while a negative self-concept can make individuals take deviant actions. One of the factors that affects self-concept is bullying. This is worth discussing because bullying is one of the cases that are often found in school environments. The purpose of this research is to examine the impact of bullying on student self-concept. This research uses a literature review method with descriptive analysis. The results of this study found that bullying has an impact on student self-concept. The impacts that arise are low self-esteem, having negative self-evaluation, hating oneself, having no self-respect, stress, and a tendency to withdraw from the social environment. The suggestion from this research is that it is necessary to further examine the impact of bullying on the self-concept of female and male students. AbstrakKonsep diri menjadi hal yang terpenting bagi seorang pelajar. Sebab konsep diri dapat menentukan perilaku seperti apa yang akan diperlihatkan oleh seseorang. Konsep diri yang positif akan membuat individu terhindar dari perilaku negatif, sedangkan konsep diri negatif dapat membuat individu melakukan tindakan menyimpang. Salah satu faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah bullying. Hal ini patut menjadi pembahasan dikarenakan bullying merupakan salah satu kasus yang sering dijumpai di lingkungan sekolah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji dampak bullying terhadap konsep diri pelajar. Penelitian ini menggunakan metode kajian literatur dengan analisis deskriptif. Hasil dari penelitian ini menemukan hasil bahwasannya bullying membawa dampak kepada konsep diri pelajar. Dampak yang timbul adalah harga diri yang rendah, memiliki evaluasi diri yang negatif, membenci diri sendiri, tidak memiliki rasa hormat kepada dirinya sendiri, stress, dan kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial. Saran dari penelitian ini adalah perlunya diteliti lebih dalam mengenai dampak bullying konsep diri pelajar perempuan dan laki-laki.
Organizational Commitment pada Mahasiswa yang Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Doni Irawan; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 4 No. 3 (2024)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v4i32024p119-126

Abstract

Learning is something important and needed by humanity. Gaining knowledge can not only be done through conventional activities such as teaching and learning in class but can also be done within an organization. In an organization, it is also important to prioritize coordination and cooperation to achieve the vision and mission of an organization. However, many problems arise, including many members of the organization who slowly abandon their responsibilities, causing problems in the organization itself. A similar thing happened at UKM X State University of Malang, where many UKM members handed over their responsibilities. Therefore, the author wants to conduct research to see how much value organizational commitment has in UKM X, because commitment is an important aspect in determining member involvement in an organization. This research uses a quantitative descriptive method using organizational commitment instruments. The result is that the organizational commitment of UKM X members is in the range of 60% -70%. AbstrakBelajar ialah suatu hal yang penting dan dibutuhkan oleh umat manusia. Menuntut ilmu tidak hanya bisa dilakukan dengan aktivitas konvensional seperti belajar mengajar di kelas, akan tetapi juga bisa berada di dalam sebuah organisasi. Di dalam sebuah organisasi, penting halnya untuk mengedepankan koordinasi dan kerjasama dalam tujuan mencapai visi dan misi sebuah organisasi. Akan tetapi, banyak sekali masalah yang muncul, diantaranya banyak anggota di organisasi yang secara perlahan meninggalkan tanggung jawabnya sehingga menimbulkan permasalahan di organisasi itu sendiri. Hal Seperti halnya yang terjadi di UKM X Universitas Negeri Malang dimana banyak anggota UKM yang meninggalkan tanggung jawabnya. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian untuk melihat seberapa besar nilai komitmen organisasi di UKM X, karena komitmen adalah salah satu aspek penting dalam menentukan keterlibatan anggota dalam sebuah organisasi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif yang menggunakan instrument komitmen organisasi. Hasilnya ialah komitmen organisasi anggota UKM X berada di rentang 60%-70%.
Hubungan Komunikasi Interpersonal Pelatih dengan Motivasi Pemain Enjis Argi Prayugi Prisswigstya; Rakhmaditya Dewi Noorizki
Flourishing Journal Vol. 3 No. 12 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um070v3i122023p536-543

Abstract

Coach interpersonal communication is an important factor in player motivation. The role of the coach is not only to train the performance of the players but also to be able to communicate well so that they can become an external driver for the players. The purpose of this research is to determine the relationship between coach communication and player motivation. This research uses a literature review research design. There are five journals with a minimum publication year of 2018. The results of the data analysis show that there is a significant relationship between coach interpersonal communication and player motivation. The subjects studied were table tennis athletes, badminton women's doubles athletes, club woodball players, futsal athletes, and UKM athletes. Good interpersonal communication gives players the opportunity to increase their motivation when competing. Apart from that, based on the results of intervention in the form of effective communication training, it also shows a significant influence on player success. Effective communication can increase the sense of trust between players and coaches so that it can improve player performance. AbstrakKomunikasi interpersonal pelatih menjadi faktor penting dalam motivasi pemain. Peran pelatih tidak hanya melatih performa pemain tetapi harus mampu berkomunikasi dengan baik sehingga mampu menjadi salah satu pendorong eksternal bagi pemain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan komunikasi pelatih dengan motivasi pemain. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tinjauan pustaka. Terdapat lima jurnal dengan minimal pernerbitan tahun 2018. Hasil analisis data menunjukkan apabila ada hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal pelatih dan motivasi pemain. Subjek yang dikaji yaitu atlet tenis meja, atlet ganda putri bulutangkis, pemain club woodball, atlet futsal, dan atlet UKM. Komunikasi interpersonal yang baik memberi peluang pemain untuk meningkatkan motivasi mereka saat bertanding. Selain itu berdasarkan hasil intervensi berupa pelatihan komunikasi efektif juga menunjukan pengaruh yang signifikan pada keberhasilan pemain. Komunikasi efektif dapat meningkatkan rasa percaya antara pemain dan pelatih sehingga mampu meningkatkan performa pemain.