p-Index From 2020 - 2025
0.408
P-Index
This Author published in this journals
All Journal JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Margaretha Madha Melissa
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Persepsi Guru SMP terhadap Literasi Sains dan Implikasinya pada Pembelajaran Sains di Sekolah Kintan Limiansih; Niluh Sulistyani; Margaretha Madha Melissa
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 14 No 3 (2024): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v14i3.1858

Abstract

Kemampuan literasi sains siswa di Indonesia masih belum mencapai tingkat yang diharapkan. Pemahaman guru tentang literasi sains memainkan peran krusial dalam pengembangan literasi sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi guru mengenai makna dan pentingnya literasi sains, serta pemahaman mereka tentang kualitas literasi sains di kalangan siswa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei yang melibatkan guru IPA di SMP se-DIY. Sebanyak 62 guru berpartisipasi dalam penelitian ini, dipilih melalui teknik voluntary sampling. Instrumen dalam penelitian ini difokuskan pada pertanyaan tentang tingkat pemahaman guru terhadap arti dan pentingnya literasi sains serta tingkat pemahaman guru tentang kualitas literasi sains siswa di Indonesia. Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat frekuensi jawaban setiap responden dan menguraikannya menggunakan kajian teori literasi sains dari OECD. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mayoritas guru (74%) menyatakan diri telah mengenal konsep literasi sains; sebanyak 95% guru sangat menyetujui bahwa literasi sains penting untuk dikembangkan di sekolah, dan sebagian guru telah mengetahui kualitas literasi sains siswa di Indonesia (40%) namun sebagian pula masih ragu-ragu tentang hal ini (40%). Guru perlu secara kritis membedakan kemampuan antar level/tingkat kompetensi dalam literasi sains sehingga dapat mengevaluasi kondisi siswa di kelas dan melakukan perbaikan. Pembelajaran inkuiri baik terbimbing maupun mandiri dapat menjadi salah satu cara mengoptimalkan kemampuan literasi sains karena siswa dapat belajar menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi proses penyelidikan yang dilakukan, serta menginterpretasi data secara ilmiah.
Persepsi Guru SMP terhadap Literasi Sains dan Implikasinya pada Pembelajaran Sains di Sekolah Kintan Limiansih; Niluh Sulistyani; Margaretha Madha Melissa
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol. 14 No. 3 (2024): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v14i3.1858

Abstract

Kemampuan literasi sains siswa di Indonesia masih belum mencapai tingkat yang diharapkan. Pemahaman guru tentang literasi sains memainkan peran krusial dalam pengembangan literasi sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi guru mengenai makna dan pentingnya literasi sains, serta pemahaman mereka tentang kualitas literasi sains di kalangan siswa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei yang melibatkan guru IPA di SMP se-DIY. Sebanyak 62 guru berpartisipasi dalam penelitian ini, dipilih melalui teknik voluntary sampling. Instrumen dalam penelitian ini difokuskan pada pertanyaan tentang tingkat pemahaman guru terhadap arti dan pentingnya literasi sains serta tingkat pemahaman guru tentang kualitas literasi sains siswa di Indonesia. Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat frekuensi jawaban setiap responden dan menguraikannya menggunakan kajian teori literasi sains dari OECD. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mayoritas guru (74%) menyatakan diri telah mengenal konsep literasi sains; sebanyak 95% guru sangat menyetujui bahwa literasi sains penting untuk dikembangkan di sekolah, dan sebagian guru telah mengetahui kualitas literasi sains siswa di Indonesia (40%) namun sebagian pula masih ragu-ragu tentang hal ini (40%). Guru perlu secara kritis membedakan kemampuan antar level/tingkat kompetensi dalam literasi sains sehingga dapat mengevaluasi kondisi siswa di kelas dan melakukan perbaikan. Pembelajaran inkuiri baik terbimbing maupun mandiri dapat menjadi salah satu cara mengoptimalkan kemampuan literasi sains karena siswa dapat belajar menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi proses penyelidikan yang dilakukan, serta menginterpretasi data secara ilmiah.