Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

ANALISIS BUKU: KEUTUHAN TAHAPAN PEMBELAJARAN IPA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA BUKU SISWA SEKOLAH DASAR KURIKULUM 2013 Limiansih, Kintan
JURNAL PEDAGOGIK PENDIDIKAN DASAR Vol 4, No 1 (2016)
Publisher : Departemen Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keutuhan Tahapan Pembelajaran IPA denganPendekatan Saintifik pada Buku Siswa Sekolah Dasar Kurikulum 2013.Penelitian ini bertujuan mengetahui keutuhan tahapan pembelajaran denganpendekatan saintifik di buku siswa SD Kurikulum 2013 khusus di bidang IPA.Analisis buku didasarkan pada pentingnya pengembangan pendekatansaintifik, pentingnya buku sebagai panduan pembelajaran, dan kesenjanganpenelitian sebelumnya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif di manapeneliti mendeskripsikan kegiatan di buku sesuai dengan fakta yang ada.Buku yang dianalisis adalah buku siswa SD kelas 1, 2, 4, dan 5. Analisisdilakukan menggunakan isntrumen rubrik analisis yang telah diolahpeneliti.Dari hasil analisis, diperoleh informasi bahwa tidak ada kegiatan dibidang IPA yang menerapkan tahapan pembelajaran dengan pendekatansaintifik secara utuh (5 tahapan). Maka buku siswa perlu diperbaiki olehpemerintah dan guru. Guru juga perlu melakukan kegiatan tambahan agarpembelajaran dengan pendekatan saintifik dapat terlaksana dengan maksimal.
Identifikasi Profil Literasi Sains Mahasiswa PGSD Kintan Limiansih; Maria Melani Ika Susanti
DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik Vol 5, No 2 (2021): DWIJA CENDEKIA: Jurnal Riset Pedagogik
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.627 KB) | DOI: 10.20961/jdc.v5i2.56281

Abstract

Literasi sains merupakan kompetensi untuk memahami lingkungan hidup dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur literasi sains mahasiswa dari Papua di Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma (PGSD USD). Jenis penelitian ini adalah deksriptif kuantitatif dengan metode survey. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester II PGSD jalur kerjasama Pemerintah Daerah (Pemda) Papua sebanyak 72 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel adalah voluntary sampling design dengan 66 responden terlibat. Instrumen yang digunakan berupa soal tes literasi sains yang dikembangkan berdasarkan kompetensi utama literasi sains yang direkomendasikan PISA 2018 dan telah divalidasi dengan skor 3,68 (kategori sangat baik). Rata-rata skor literasi sains seluruh sampel adalah 51,93 (kategori rendah). Kompetensi literasi sains tertinggi dengan jumlah skor 141,87 (maks.198) adalah menjelaskan fenomena secara ilmiah. Sedangkan kompetensi yang terendah dengan jumlah skor 94,9 (maks 198) adalah kemampuan menginterpretasi data dan fakta secara ilmiah.
Redaman pada Pendulum Sederhana (Halaman 17 s.d. 20) Kintan Limiansih; Ignatius Edi Santosa
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 51 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.769 KB) | DOI: 10.22146/jfi.13747

Abstract

Telah dilakukan pengamatan redaman pada pendulum sederhana. Eksperimen dilakukan dengan merekam pendulum yang sedang berosilasi. Selanjutnya kedudukan setiap saat dari beban ditentukan dengan menganalisa rekaman video menggunakan perangkat lunak LoggerPro. Hasil analisa menunjukkan bahwa untuk berbagai beban dengan ukuran yang sama, besarnya penurunan amplitudo berbanding terbalik dengan massa beban. Sedangkan untuk beban yang massanya sama, redaman berbanding lurus dengan jari-jarinya.
Redaman pada Pendulum Sederhana (Halaman 17 s.d. 20) Kintan Limiansih; Ignatius Edi Santosa
Jurnal Fisika Indonesia Vol 17, No 51 (2013)
Publisher : Department of Physics Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.769 KB) | DOI: 10.22146/jfi.24428

Abstract

Telah dilakukan pengamatan redaman pada pendulum sederhana. Eksperimen dilakukan dengan merekam pendulum yang sedang berosilasi. Selanjutnya kedudukan setiap saat dari beban ditentukan dengan menganalisa rekaman video menggunakan perangkat lunak LoggerPro. Hasil analisa menunjukkan bahwa untuk berbagai beban dengan ukuran yang sama, besarnya penurunan amplitudo berbanding terbalik dengan massa beban. Sedangkan untuk beban yang massanya sama, redaman berbanding lurus dengan jari-jarinya.
Analisis Kemampuan Berhitung Anak Usia 3-4 Tahun Menggunakan Media Montessori Setiani, Iin; Limiansih, Kintan
PG-PAUD Trunojoyo Vol 10, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/pgpaudtrunojoyo.v10i2.20547

Abstract

Anak usia 3-4 tahun mengalami kesulitan membilang dan menulis aksara awal berupa angka. Belajar matematika dilakukan sejak dini untuk membangun kemampuan berpikir logika anak. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan berhitung anak usia 3-4 tahun. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah 5 anak berusia 3-4 tahun. Pengumpulan data penelitian menggunakan wawancara dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan Milles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia 3-4 tahun memiliki kemampuan berhitung yang baik. Kemampuan berhitung yang baik tersebut ditunjukkan dengan mampu membilang jumlah suatu benda dengan percaya diri. Anak mampu mengikuti instruksi untuk menyalin angka di pasir. Anak mampu memilih dan membilang kertas berbentuk angka yang disajikan. Anak mampu menggambar atau mewarnai sesuai imajinasinya di kertas berbentuk angka. Penelitian ini berimplikasi bahwa mengenalkan angka sejak usia dini dapat dilakukan dengan menggunakan media Montessori.
IMPLEMENTASI COMPUTATIONAL THINKING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR Megawati, Annas Tasya; Sholihah , Mona; Limiansih, Kintan
Jurnal Review Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian Vol. 9 No. 2 (2023): Vol. 9 No. 2 Mei 2023
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jrpd.v9n2.p96-103

Abstract

ABSTRAK The implementation of computational thinking in learning in elementary schools is still a challenge for education, especially educators and students in schools. Teachers must be able to design learning by integrating computational thinking so that the learning process is more meaningful while students are required to be able to solve problems with logical, sequential, and effective steps. This study aims to provide an overview of the application of computational thinking in learning mathematics and to determine the effect of applying computational thinking in learning mathematics in Grade IV Elementary School. The research method uses a single one shot case study design. The research subjects consisted of 21 people in class IV of Elementary School Muhammadiyah Siraman Wonosari in the 2022/2023 academic year. This research took place during one meeting, the implementation of which was in accordance with the implementation plan for learning fraction material. This research produced some data, namely (a) Data analysis of student learning outcomes reached 83.7. (b) Analysis of student activity data reached a percentage of 80.42%. (c) Data analysis on the ability of teachers to obtain an average score of 3.67 (good criterion). (d) Analysis of student response data to learning to get positive results by reaching 96.19%. Keywords: computational thinking, learning mathematics, elementary school ABTRACT Implementasi berpikir komputasi dalam pembelajaran di sekolah dasar masih menjadi tantangan bagi pendidikan khususnya pendidik dan peserta didik di sekolah. Guru harus mampu merancang pembelajaran dengan mengintegrasikan berpikir komputasi agar proses belajar lebih bermakna sedangkan peserta didik dituntut untuk dapat menyelesaikan permasalahan dengan langkah-langkah yang logis, urut, dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran penerapan berpikir komputasi dalam pembelajaran matematika dan mengetahui pengaruh penerapan berpikir komputasi dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar Kelas IV. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 21 orang di kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah Siraman Wonosari pada tahun ajaran 2022/2023. Penelitian ini berlangsung selama satu kali pertemuan yang pelaksanaannya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran materi bilangan pecahan. Penelitian ini menghasilkan beberapa data yaitu (a) Analisis data hasil belajar siswa mencapai 83,7. (b) Analisis data aktivitas siswa mencapai persentase sebesar 80,42% . (c) Analisis data kemampuan guru memperoleh skor rata-rata 3,67 (kreteria baik). (d) Analsis data respon siswa terhadap pembebelajaran mendapatkan hasil positif dengan mencapai 96,19%. Keywords: berpikir komputasi, pembelajaran matematika, sekolah dasar
Persepsi Guru SMP terhadap Literasi Sains dan Implikasinya pada Pembelajaran Sains di Sekolah Kintan Limiansih; Niluh Sulistyani; Margaretha Madha Melissa
JURNAL PENDIDIKAN MIPA Vol 14 No 3 (2024): JURNAL PENDIDIKAN MIPA
Publisher : Pusat Publikasi Ilmiah, STKIP Taman Siswa Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37630/jpm.v14i3.1858

Abstract

Kemampuan literasi sains siswa di Indonesia masih belum mencapai tingkat yang diharapkan. Pemahaman guru tentang literasi sains memainkan peran krusial dalam pengembangan literasi sains siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi guru mengenai makna dan pentingnya literasi sains, serta pemahaman mereka tentang kualitas literasi sains di kalangan siswa di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif dengan metode survei yang melibatkan guru IPA di SMP se-DIY. Sebanyak 62 guru berpartisipasi dalam penelitian ini, dipilih melalui teknik voluntary sampling. Instrumen dalam penelitian ini difokuskan pada pertanyaan tentang tingkat pemahaman guru terhadap arti dan pentingnya literasi sains serta tingkat pemahaman guru tentang kualitas literasi sains siswa di Indonesia. Data dianalisis secara deskriptif dengan melihat frekuensi jawaban setiap responden dan menguraikannya menggunakan kajian teori literasi sains dari OECD. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa mayoritas guru (74%) menyatakan diri telah mengenal konsep literasi sains; sebanyak 95% guru sangat menyetujui bahwa literasi sains penting untuk dikembangkan di sekolah, dan sebagian guru telah mengetahui kualitas literasi sains siswa di Indonesia (40%) namun sebagian pula masih ragu-ragu tentang hal ini (40%). Guru perlu secara kritis membedakan kemampuan antar level/tingkat kompetensi dalam literasi sains sehingga dapat mengevaluasi kondisi siswa di kelas dan melakukan perbaikan. Pembelajaran inkuiri baik terbimbing maupun mandiri dapat menjadi salah satu cara mengoptimalkan kemampuan literasi sains karena siswa dapat belajar menjelaskan fenomena secara ilmiah, mengevaluasi proses penyelidikan yang dilakukan, serta menginterpretasi data secara ilmiah.
Scientific Literacy in Hybrid Learning with the STEM Approach for the Students of Primary School Teacher Education Santos, Belmira Sagrada Ferrao; Murti, Rahayu Condro; Limiansih, Kintan; Tahu, Gregorius Paulus
QALAMUNA: Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama Vol 15 No 2 (2023): Qalamuna - Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama
Publisher : Lembaga Penerbitan dan Publikasi Ilmiah Program Pascasarjana IAI Sunan Giri Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37680/qalamuna.v15i2.2839

Abstract

Scientific literacy is essential in improving students' skills to deal with the rapid development of science and technology. This quantitative descriptive research aims to: obtain information about the scientific literacy skills of prospective elementary school teacher students in hybrid learning with a STEM approach at a university in Indonesia. The sampling technique in this research applied convenience sampling involving 101 students of semester two as the subjects. The scientific literacy of primary school teacher candidates was collected using a self-developed, multiple-choice questionnaire following the scientific literacy competence of PISA, and it has been validated, achieving a score of 3.50 (perfect category). The results of this research show that scientific literacy of the 2nd-semester students of the primary elementary school teacher department is categorized as low with an average value of competency one is 53.96% (low category), competency 2 is 56.19% (low category), and competency 3 of 63.61% (medium category) so that the overall average of the three competencies is 57.92% (low category). Following up on the findings of this research, the scientific literacy of primary school teacher candidates in hybrid learning with a STEM approach can be further optimized by paying attention to the design of lesson plans, learning modules, and the implementation of a STEM-based learning approach.
PENGUATAN LITERASI SAINS DAN PENDAMPINGAN PEMBUATAN MODUL AJAR UNTUK GURU SD Limiansih, Kintan; Dewi, Agata Mustika Kusuma
ABDIMAS ALTRUIS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/aa.v6i1.5465

Abstract

The challenge most often faced today is how to make students and teachers aware of the importance of literacy. One of the important literacy is scientific literacy. Scientific literacy is defined as a person's ability to use scientific knowledge and scientific process skills to understand and make decisions about the natural environment. In this community service, strengthening scientific literacy and assisting in the manufacture of teaching modules for elementary school teachers at Kanisius Demangan Baru Elementary School. The implementation of community service is carried out in 3 stages, namely: (1) mapping the teacher's interest in scientific literacy (2) the team prepares training materials based on the mapping (3) strengthening scientific literacy and assisting in making teaching modules. From this community service, teachers can create teaching modules that can train students' scientific literacy skills well.
MANAJEMEN EMOSI GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS: STUDI KUALITATIF TENTANG STRATEGI MENGATASI PERILAKU AGRESIF PESERTA DIDIK Vicensia Araya Reinita; Kintan Limiansih; Gracendy Aluz Clarita Budiono
Pendas : Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Vol. 10 No. 02 (2025): Volume 10, Nomor 02 Juni 2025 publish
Publisher : Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Pasundan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23969/jp.v10i02.30624

Abstract

This study focuses on teachers' emotional management strategies in addressing aggressive student behavior in the classroom, particularly at the elementary school level. The central issue examined is how teachers implement the five components of emotional management as proposed by Daniel Goleman, self-awareness, self- regulation, motivation, empathy, and social skills, in responding to the frequent occurrence of aggressive behavior in learning environments. This research employs a descriptive qualitative approach, using observation and in-depth interviews with three teachers from a private elementary school in the Special Region of Yogyakarta. To ensure data validity, source triangulation techniques were applied. The findings reveal that teachers are capable of recognizing and managing their own emotions through strategies such as deep breathing, remaining silent, or adopting a personalized approach to students. Intrinsic motivation rooted in spiritual, professional, and moral values serves as the primary driving force in maintaining emotional control. Teachers also demonstrate empathy by understanding students' backgrounds and establishing supportive and personal communication. Social skills are reflected in flexible and adaptive approaches to building positive relationships with aggressive students. In conclusion, the five components of emotional management play a crucial role in enabling teachers to create a conducive learning environment and maintain emotional resilience in the classroom. It is recommended that emotional management training and institutional support be continuously enhanced to strengthen teacher professionalism.