Abstrak Bunga matahari (Helianthus annuus L.) adalah tanaman yang tahan kekeringan dan berpotensi besar bagi kesejahteraan petani. Minyak dari bijinya dimanfaatkan dalam industri makanan dan kosmetik, sementara produk sampingan digunakan untuk pakan ternak, bioenergi, dan industri tekstil. Meskipun memiliki potensi, Indonesia belum tercatat sebagai produsen minyak biji bunga matahari, dengan produksi global didominasi Ukraina dan Rusia. Kesenjangan antara produksi dan konsumsi menunjukkan peluang bagi Indonesia untuk berkontribusi dalam pasar global. Petani bunga matahari menghadapi tantangan dalam produksi dan pemasaran. Produktivitas minyak masih belum optimal, metode pengeringan biji konvensional kurang efisien, dan penerapan GMP belum maksimal. Selain itu, belum semua produk olahan biji bunga matahari bersertifikasi halal, membatasi akses pasar. Kegiatan pemberdayaan bertujuan meningkatkan efisiensi produksi dan pemasaran dengan melibatkan 11 petani melalui observasi, wawancara, pelatihan, dan penerapan teknologi. Hasilnya, teknologi ruang rak pengering mempercepat waktu pengeringan dari 6 hari menjadi 2 hari, dan mesin peras baru meningkatkan efisiensi dari 30 menit menjadi 20 menit per liter minyak. Pelatihan GMP dan IoT membantu petani meningkatkan standar produksi, sementara sertifikasi halal meningkatkan penjualan minyak herbal dari Rp1.500.000/bulan menjadi Rp2.500.000/bulan. Secara keseluruhan, kegiatan ini meningkatkan produktivitas, kualitas, dan daya saing industri bunga matahari di Indonesia, membuka peluang bagi petani untuk berkembang di pasar global.Kata kunci: Ekonomi Hijau, Internet of Things, Minyak Bunga Matahari, Petani Bunga Matahari, Produktivitas.