Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jenis kelamin dan lama pengalaman kepemimpinan kepala dengan kecerdasan emosi dalam kepemimpinan kepala sekolah. Adapun cakupan kecerdasan emosi dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk mengenali, memahami, dan mengelola emosi sendiri dan orang lain dalam kepemimpinan kepala sekolah. Analisis dalam penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melibatkan 226 orang Kepala Sekolah yang tersebar di Kabupaten Toba, Samosir dan Humbang Hasundutan. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur kecerdasan emosi kepala sekolah dengan indikator penilaiankesadaran diri, pengelolaan diri, motivasi, empati, keterampilan sosial, dan keterampilan mengelola hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Secara umum kecerdasan kepala sekolah memiliki rata rata 70,77 dengan standar deviasi 8,39. Data menunjukan sebanyak 11% kepala sekolah memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, 80% berada pada kategori sedang dan terdapat 9% berada pada kategori rendah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jenis kelamin memiliki efek signifikan terhadap kecerdasan emosi kepala sekolah. Kepala sekolah dengan jenis kelamin perempuan memiliki kecerdasan emosi yang lebih baik dari kepala sekolah berjenis kelamin laki-laki. Kecerdasan emosi perempuan dengan kategori tinggi mencapai 13% sedangkan kategori sedang 82% dan hanya 5% pada kategori rendah. Sedangkan pada laki-laki hanya 9% berada pada kategori tinggi, 79% pada kategori sedang dan 12% pada kategori rendah. Tidak ditemukan perbedaan signifikan dalam tingkat kecerdasan emosi berdasarkan lama pengalaman kepemimpinan. Penemuan ini mengindikasikan pentingnya mempertimbangkan variabel-variabel ini dalam pengembangan program pelatihan kepemimpinan dan perumusan kebijakan pendidikan. Implikasi dari studi ini dapat membantu dalam merancang strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan kecerdasan emosi dan, pada gilirannya, kualitas kepemimpinan di sekolah.