Sudrajat, Andi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAMBARAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIS (END STAGE RENAL DISEAS) PADA PASIEN DI KLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI RSUD DR.ADJIDARMO RANGKAS BITUNG Amalia, Maulida Nur; Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v5i3.28420

Abstract

ABSTRAKPeningkatan  kejadian gagal ginjal kronis dapat di sebabkan oleh beberapa faktor karakteristik yang meliputi jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian gagal ginjal kronis (ESRD) berdasarkan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan pada pasien di Klinik Hipertensi dan Ginjal RSUD dr.Adjidarmo Rangkas Bitung. Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini  termasuk ke dalam penelitian deskriptif yang menggambarkan tingkat kejadian gagal ginjal kronis (ESRD) berdasarkan jenis kelaim, usia, dan pekerjaan, menggunakan accidental sampling sebanyak 115 responden. Hasil dari penelitian ini  mayoritas responden pada penelitaan adalah perempuan, yakni sebanyak 73, kemudian mayoritas usia pada penelitian ini adalah dewasa akhir sebanyak 62, dan mayoritas responden tidak bekerja sebanyak 31. Kesimpulan dari penelitian ini Jenis kelamin, usia dan pekerjaan dapat menjadi faktor risiko terkena gagal ginjal jika dari masing – masing induvidu tidak menjaga Kesehatan dengan baik. Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronis, Karakteristik
PENGARUH PROGRAM HEALTH EDUCATION DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI SMP NEGERI 01 PANIMBANG TAHUN 2024 Herlina, Heni; Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v5i2.25851

Abstract

Pendahuluan : Kasus infeksi menular seksual pada remaja di Indonesia sudah mulai banyak ditemukan, meskipun tidak sebanyak di Amerika Serikat yang menyumbang setengah dari 20 juta kasus IMS baru setiap tahunnya, mereka adalah remaja berusia antara 15 dan 24 tahun. Di Provonsi Banten sendiri angka kejadian IMS terus meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun, Penemuan kasus IMS yang dilaporkan pada tahun 2019 mencapai angka 407 penderita dengan angka kematian 447 jiwa. Peningkatan angka kejadian IMS pada remaja dipengaruhi oleh minimnya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya IMS. Oleh karena itu edukasi kesehatan penting untuk diberikan agar angka kejadian IMS dikemudian hari dapat dikendalikan. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang IMS dan ada atau tidaknya pengaruh health education infeksi menular seksual terhadap tingkat pengetahuan Siswa di SMP Negeri 01 Panimbang setelah dilakukannya edukasi. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan one group pre test post test design tanpa kelompok kontrol dengan menerapkan kode etik dalam penelitian. Hasil : Tingkat pengetahuan siswa sebelum dilakukan edukasi dominan pada kategori kurang dan setelah dilakukannya edukasi menjadi dominan baik, hasil uji wilcoxon signed ranks test menunjukan nila P-Value = 0,000 < 0,05 Maka Ho diterima, yang berarti ada pengaruh health education tentang infeksi menular seksual terhadap tingkat pengetahuan siswa di SMP Negeri 01 Panimbang. Kata kunci : Edukasi kesehatan, infeksi menular seksual, pengetahuan
EFEKTIVITAS TERAPI GARGLING RIPE WATER DAN SUGAR- FREE CHEWING GUM TERHADAP PENURUNANA RASA HAUS PASIEN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) DI RUANG DIALISIS RSUD DR. ADJIDARMO TAHUN 2023 Mustika, Irma Desti; Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v5i1.25850

Abstract

Latar Belakang: Ginjal merupakan organ utama untuk menyaring darah. ESRD merupakan tingkatan terakhir dari gagal ginjal. Berdasarkan data RISKESDAS menunjukkan bahwa tahun 2013 terdapat peningkatan prevalensi ESRD dari 0,2% atau 499.800 penduduk menjadi 0,38% atau739.208 penduduk pada tahun 2018. Pasien hemodialisis harus membatasi asupan cairan ketika interdialisis. Manajemen rasa haus diantaranya chewing gum, gargling ripe water, dan lainnya.Tujuan: Mengetahui efektivitas dari terapi Gargling Ripe Water dan Sugar-Free Chewing Gum terhadap penurunan rasa haus pada pasien ESRD.Metode: Penelitian kuantitatif, pre experiment, pendekatan one group pretest-post test. Ada dua variable penelitian, yaitu variable independent (Terapi Gargling Ripe Water dan Sugar-Free Chewing Gum) dan dependen (Penurunan rasa haus).Hasil: Tingkat rasa haus pasien pre-test, yaitu median 24,00, minimum 12, dan maksimum30. Hal ini berarti didominasi oleh rasa haus berat. Adapun tingkat rasa haus pasien post test, yaitu median 14,00, minimum 8, dan maksimum 22. Adapun tingkat rasa haus pasien post test, yaitu haus ringan 7,1%, haus sedang 88,1%, dan haus berat 4,8%. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test, yaitu nilai Z sebesar -5,650 dengan p values < 0,001 di bawah nilai p < 0,05 sehingga Ha diterima. Kesimpulan: Terapi Gargling Ripe Water dan Sugar-Free Chewing Gum dapat menurunkan rasa haus yang terjadi pada pasien ESRD.Kata Kunci: ESRD, Hemodialisis, Gargling, Chewing Gum
HUBUNGAN KESEJAHTERAAN SPIRITUAL TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD dr ADJIDARMO RANGKASBITUNG Sudrajat, Moch. Ferdy Firdaus; Djuria, Syafrina Arbaani; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v6i1.34604

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang: Penyakit ginjal kronis (CKD) adalah penyakit ginjal progresif yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara bertahap, sehingga tubuh tidak dapat mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit, dan metabolisme. Pasien CKD sering menjalani hemodialisa sebagai terapi jangka panjang. Kondisi ini dapat menyebabkan kecemasan sebagai akibat dari perubahan gaya hidup dan ketergantungan pada pengobatan. Kesejahteraan Spiritual memiliki peran penting dalam membantu pasien dalam mengelola kecemasan.Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan antara Kesejahteraan Psikologis terhadap Kecemasan pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang sedang menjalani Hemodialisa di RSUD dr Adjidarmo Rangkasibitung. Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional yang dilakukan pada 87 responden di ruang Hemodialisa RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Data dikumpulkan menggunakan kuisoner Spiritual Well-Being Scale (SWBS) dan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS.  Hasil: Penelitian ini didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara kesejahteraan spiritual dengan tingkat kecemasan (p value 0.020< 0,05), dengan hasil bahwa mayoritas responden pada pasien hemodialisa tidak mengalami kecemasan yaitu sebanyak 59 (67,8%), sedangkan pada kesejahteraan spiritual yang tinggi yaitu sebanyak 60 responden (69%),  menunjukan bahwa semakin tinggi kesejahteraan spiritual maka semakin rendah tingkat kecemasan. Kesimpulan: Kesejahteraan spiritual memiliki peran penting dalam menurunkan kecemasan pada pasien CKD yang menjalani hemodialisaKata kunci: CKD, Hemodialisa, Kecemasan, Kesejahteraan Spiritual ABSTRACTBackground: Chronic kidney disease (CKD) is a progressive kidney disease characterized by a gradual decline in kidney function, so that the body cannot maintain fluid electrolyte balance, and metabolism. CKD patients often undergo hemodialysis as a long-term therapy. This condition can cause anxiety as a result of lifestyle changes and dependence on medication. Spiritual Well-being plays an important role in helping patients manage anxiety. Objective: To determine the Relationship between Psychological Well-being and Anxiety in Chronic Kidney Disease (CKD) patients undergoing Hemodialysis at RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Method: This study uses a quantitative research type using a cross-sectional method conducted on 87 respondents in the Hemodialysis room of RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung. Data were collected using the Spiritual Well-Being Scale (SWBS) and Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaires. Results: This study found a significant relationship between spiritual well-being and anxiety levels (p value 0.020 <0.05), with the results that the majority of respondents in hemodialysis patients did not experience anxiety, namely 59 (67.8%), while in high spiritual well being, namely 60 respondents (69%), indicating that the higher the spiritual well-being, the lower the level of anxiety. Conclusion: Spiritual well-being has an important role in reducing anxiety in CKD patients undergoing hemodialysis.Key words: CKD, Hemodialysis Anxiety,Psychological Well-being
PENGARUH TERAPI MUROTAL QUR’AN TERHADAP TINGKAT ANSIETASPADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RSUD DR. ADJIDARMO RANGKAS BITUNG Wibowo, Rizki; Djuria, Syafrina Arbaani; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 6, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v6i2.34603

Abstract

ABSTRAKLatar Belakang : Penyakit gagal ginjal kronis (GGK) merupakan suatu penyakit system endoktrin yang disebabkan penurunan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversible sehingga tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit (Rahayu, 2018). Ansietas merupakan suatu kondisi yang menyebabkan seseorang merasakan ketidaknyamanan, takut, gelisah, khawatir dan tidak tenang disertai dengan berbagai gejala fisik (Wulandari, 2024). Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi murottal Qur’an terhdap tingkat ansietas pada pasien gagal ginjal kronis (GGK) yang menjalani hemodialisa di RSUD dr. Adjidarmo Rangkas Bitung. Metode : Penelitian yang digunakan, yaitu quasi exsperiment menggunakan rancangan one group yaitu kelompok perlakuan. sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumblah 34 responden yang diambil menggunakan teknik Purposive Sampling non probability. Hasil : Hasil penelitian ini didapatkan Sebagian besar responden sebelum dilakukan intervensi terapi murottal Qur’an terdapat tingkat ansietas dengan kategori ringan dan sesudah dilakukan intervensi murottal Qur’an terdapat tingkat ansietas dengan kategori tidak cemas berjumlah 20 responden (58,8 %) terdapat  p value 0,000 <0,05 yang artinya terdapat pengaruh terapi murottal Qur’an terhadap tingkat ansietas pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa. Kesimpulan :  Terapi murottal Qur’an dapat menurunkan tingkat ansietas pada pasien GGK yang menjalani hemodialisa.         Kata Kunci : Ansietas, Gagal ginjal kronis (GGK), hemodialisa, terapi murottal Qur’an. ABSTRACTBackground: Chronic kidney failure (CKD) is an endocrine system disease caused by a progressive and irreversible decline in kidney function so that the body fails to maintain metabolism and fluid and electrolyte balance (Rahayu, 2018). Anxiety is a condition that causes a person to feel uncomfortable, afraid, restless, worried and restless accompanied by various physical symptoms (Wulandari, 2024). Objective: This study aims to determine the effect of Qur'an murottal therapy on anxiety levels in chronic kidney failure (CKD) patients undergoing hemodialysis at Dr. Adjidarmo Rangkas Bitung Hospital. Method: The research used was a quasi-experiment using a one-group design, namely the treatment group. The sample used in this study was 34 respondents who were taken using the non-probability Purposive Sampling technique. Results: The results of this study obtained that most respondents before the intervention of Qur'an murottal therapy had a mild level of anxiety and after the intervention of Qur'an murottal there was a level of anxiety in the non-anxious category totaling 20 respondents (58.8%) there was a p value of 0.000 <0.05 which means that there is an effect of Qur'an murottal therapy on the level of anxiety in CKD patients undergoing hemodialysis. Conclusion: Qur'an murottal therapy can reduce the level of anxiety in CKD patients undergoing hemodialysis.Keywords: Anxiety, Chronic kidney failure (CKD), hemodialysis, Qur'an murottal therapy