Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Edukasi Kesehatan Penanganan Pertama Pada Luka Bakar (Combustio) Kepada Anggota Dharma Wanita Persatuan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Tuti Sulastri; Rika Safitri; Natasya Luzien
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.216 KB) | DOI: 10.56303/jppmi.v1i1.25

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian yaitu untuk memberikan penyuluhan kesehatan kepada ibu - ibu Dharma Wanita di lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tentang penanganan pertama pada luka bakar (Combustio). Metode pengabdian yaitu dengan cara penyuluhan menggunakan ceramah dan Leaflet tentang penanganan pertama pada luka Bakar (Combustio). Peserta dalam kegiatan penyuluhan ini adalah ibu-ibu dharma wanita Untirta yang dilaksanakan pada tanggal 27 Januari 2022. Materi edukasi yang diberikan yaitu pengertian luka bakar, jenis luka bakar, penatalaksanaan dan pencegahan luka bakar. Kemudian, tim pengabdian dari Prodi D3 Keperawatan FK Untirta melakukan edukasi terkait penangan luka bakar kepada para anggota dharma wanita Untirta. Luka bakar adalah hal yang sering terjadi dalam rumah tangga maupun kejadian besar diluar rumah. Sehingga masing-masing individu harus menyiapkan penanganan pertama yang tepat dan memberi kesembuhan yang cepat. Kesimpulan yaitu setelah dilakukan edukasi ini ibu-ibu dharma wanita persatuan Untirta dapat memahami dan mengetahui alasan penanganan pada luka bakar tidak boleh sembarang karena bisa menimbulkan infeksi lebih berat
Pencegahan Covid 19 dengan Menjaga Kebersihan Diri Pada Anak di Desa Cibodas, Kecamatan Tanara Kabupaten Serang Lisnawati Yupartini; Tuti Sulastri; Epi Rustiawati
Jurnal Pengabdian dan Pengembangan Masyarakat Indonesia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : Media Publikasi Cendekia Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.368 KB) | DOI: 10.56303/jppmi.v1i1.41

Abstract

Tujuan pengabdian adalah untuk melakukan edukasi tentang tentang pencegahan covid 19 melalui konsep kebersihan diri pada anak-anak dan warga Desa Cibodas Kecamatan Tanara Kabupaten Serang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Desa Cibodas Kecamatan Tanara Kabupaten Serang. Kegiatan ini berupa pemberian pemahaman secara mendasar tentang pentingnya kebersihan diri pada anak guna menangkal dan mencegah Covid 19. Penanaman kesadaran melalui pentingnya kebersihan diri merupakan suatu uapaya pembiasaan yang diharapkan terbentuk secara sadar sejak usia dini, sehingga pola kebiasaan tersebut akan menjadi suatu pola gaya hidup bersih yang akan selalu diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari, terlepas apakah terdapat suatu wabah ataupun dalam keadaan normal sekalipun. Dengan demikian dalam apabila secara konsisten dilaksanakan akan memutus proses penularan yang lebih luas pada masyarakat, khususnya masyarakat Cibodas Kecamatan Tanara Kabupaten Serang. Pelaksanaan kegiatan pengabian masyarakat ini memberi penambahan wawasan tentang pencegahan covid 19 melalui konsep kebersihan diri pada anak-anak, baik secara langsung maupun melalui orang tuanya dan memiliki emampuan mengenal anda-tanda dan pencegahan gejala covid 19, mengenali tahapan kebersihan diri, Mampu melakukan tindakan yang tepat dalam melakukan pencegahan dan pertolongan saat terjadi tanda-tanda yang mengarah ke covid 19, mampu melakukan tehnik kebersihan diri, suatu sikap saling berbuat aktif pada pencegahan covid 19 pada kehidupan masyarakat
Tindakan Dukungan Mobilisasi Dini Pada Pasien Post Operasi Appendictomy dengan Gangguan Mobilitas Di Rsud Dr. Drajat Prawiranegara Tahun 2023 sulastri, tuti; Rustiawati, Epi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 4, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v4i3.23178

Abstract

Mobilisasi merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak bebas, mudah, teratur, dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat. Kehilangan kemampuan untuk bergerak menyebabkan ketergantungan dan ini membutuhkan tindakan keperawatan (Ambarwati, 2014). Sedangkan Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam suatu gerakan fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Faktor yang mempengaruhi proses penyembuhan luka operasi appendic adalah kurangnya atau tidak melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dapat menunjang proses penyembuhan luka pasien karena dengan menggerakkan anggota badan akan mencegah kekakuan otot dan sendi, sehingga dapat mengurangi nyeri dan dapat memperlancar peredaran darah kebagian yang mengalami perlukaan (Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, 2021 Ananda). Rencana studi kasus ini akan dilakukan diruang Melati 1 RSUD dr.Drajat Prawiranegara Serang dengan melibatkan 2 pasien post operasi appendiktomi. Dengan menggunakan metode studi kasus. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui gambaran Asuhan Keperawatan gangguan mobilitas fisik dengan tindakan melatih mobilisasi dini pada pasien post operasi appendictomy.Kata Kunci : Mobilisasi dini, gangguan mobilitas fisik, appendectomy
ANALISIS OPTIMALISASI PELAKSANAAN FIVE MOMENT HAND HYGIENE PERAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BERKAH PANDEGLANG sulastri, tuti; Amaliah, Eli
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v3i1.17727

Abstract

Penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi tingkat optimalisasi perawat dalam melakasanakan salah satu pedoman patient safety dengan five moment hand hygiene di RSU Berkah Pandeglang . Desain penelitian korelasi deskriptif dengan cross sectional. Sampel 45 perawat. Analisis data  dengan Regresi  uji  Anova . Tujuan dari pnelitian ini untuk menganalisis optimalisasi perawat dalam menerapkan salah satui pedoman patient safety   yaitu five moment hand hygiene untuk mencapai keselamatan klien di rumah sakit. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode kuesioner dan observasi pada responden dalam melaksanakan standar prosedur operasional  five moment hand hygiene di masing-masing perawat tersebut dinas. Hasil  penelitian   teridentifikasi optimalisasi padaa pelaksnaan cuci tangan pada 3 moment yaitu sebelum tind Sedangkan untuk sebelum kontak dengan pasien dan setelah kontak dengan lingkungan pasien tidak optimal. yang diharapkan baik untuk Rumah sakit  mapun perawat adalah pelayanan yang maksimal dan mencegah terjadinya kejadian infeksi nasokomial bagi klien yang dirawat dengan menggunakan standar patient safety yang maksimal di lakukan oleh perawat khususnya dan seluruh karyawan Rumah sakit pada umumnya. Kata Kunci                : five moment hand hygiene , perawat.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN MAHASISWA PRAKTEK DALAM MELAKSANAKAN LIMA MOMENT CUCI TANGAN DI RUANG INTERNA DAN BEDAH RSUD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA sulastri, tuti
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v2i2.14347

Abstract

Rumah sakit sebagai instansi pelayanan kesehatan yang harus mengutamakan  pelayanan kesehatan, dan mencegah terjadinya infeksi nosocomial. Pencegahan dimulai dari seberapa maksimalnya para petugas, perawat dan mahasiswa yang praktik  melaksanakan lima moment cuci tangan. Penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa yang sedang praktik ini menggunakan metode diskriptif Korelasi untuk mengetahui  tingkat kepatuhan Mahasiswa dalam melakukan lima moment cuci tangan saat mereka praktik di rumah sakit dr. drajat Prawiranegara berdasarkan tingkatan, jenis kelamin, asal daerah dan fasilitas kesehatan. Responden yang dilakukan penelitian sebanyak 55 mahasiswa. Hasil penelitian bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat kepatuhan dalam pelaksanaan cuci tangan berdasarkan jenis kelamin, Mahasiswa Perempuan  lebih patuh disbanding dengan mahasiswa laki-laki dengan nilai uji statistic nilai P ; α :0.05. Tidak ada hubungan yang signifikan  kepatuhan mahasiswa praktik terhadap kepatuhan cuci tangan dalam lima moment. Saran untuk para  mahasiswa praktik untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya cuci tangan  sebagai langkah awal pencegahan infeksi nasokomial. Kata Kunci :  lima moment cuci tangan, Mahasiswa praktik.
GAMBARAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DENGAN TINGKAT KEJADIAN GAGAL GINJAL KRONIS (END STAGE RENAL DISEAS) PADA PASIEN DI KLINIK GINJAL DAN HIPERTENSI RSUD DR.ADJIDARMO RANGKAS BITUNG Amalia, Maulida Nur; Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v5i3.28420

Abstract

ABSTRAKPeningkatan  kejadian gagal ginjal kronis dapat di sebabkan oleh beberapa faktor karakteristik yang meliputi jenis kelamin, usia, dan pekerjaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian gagal ginjal kronis (ESRD) berdasarkan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, dan pekerjaan pada pasien di Klinik Hipertensi dan Ginjal RSUD dr.Adjidarmo Rangkas Bitung. Metode penelitian ini adalah kuantitatif. Pengambilan sampel dalam penelitian ini  termasuk ke dalam penelitian deskriptif yang menggambarkan tingkat kejadian gagal ginjal kronis (ESRD) berdasarkan jenis kelaim, usia, dan pekerjaan, menggunakan accidental sampling sebanyak 115 responden. Hasil dari penelitian ini  mayoritas responden pada penelitaan adalah perempuan, yakni sebanyak 73, kemudian mayoritas usia pada penelitian ini adalah dewasa akhir sebanyak 62, dan mayoritas responden tidak bekerja sebanyak 31. Kesimpulan dari penelitian ini Jenis kelamin, usia dan pekerjaan dapat menjadi faktor risiko terkena gagal ginjal jika dari masing – masing induvidu tidak menjaga Kesehatan dengan baik. Kata Kunci : Gagal Ginjal Kronis, Karakteristik
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEBERHASILAN BANTUAN HIDUP DASAR RESUSITASI JANTUNG PARU DI UNIT GAWAT DARURAT RSD DR. DRAJAT PRAWIRANEGARA KABUPATEN SERANG sulastri, tuti
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v1i1.14335

Abstract

Resusitasi Jantung Paru yang dilakukan  pada pasien  yang  mengalami  kegawatdaruratan  pada jantung  dan paru  merupakan suatu tindakan kritis yang  harus segera dilakukan baik perawat maupun dokter dengan responsive time 0 detik dan memiliki kompetnsi dalam melakukan Resusitasi jantung paru (RJP). Strategi RJP bertujuan untuk menolong pasien yang mengalam henti napas atau henti jantung agar tetap hidup. RJP modern telah banyak perubahan dan perkembangan besar dalam melakukan resustasi, ( journal ANA  2008). Dari studi pendahuluan di Unit gawat darurat RSU dr.Drajat Prawiranegara yang dilakukan  dengan melihat laporan pasien yang telah mendapat RJP, terhitung  dari bulan Juli sampai Agustus 2018 didapatkan data bahwa 136 pasien dengan berbagai kasus yang meninggal di UGD yang telah dilakukan RJP, prosentase keberhasilannya belum terukur, sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah diskriptif korelasi, Hasil penelitian kemampuan perawat yang meliputi masa kerja nilai R 0.418 artinya mempengaruhi tapi skala  sedang, berdasarkan pelatihan nilai R   0.341 artinya memiliki pengaruh yang Rendah, Kedalam kompresi memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap keberhasilan RJP serta kondisi pasien nilai R 0.482  memiliki pengaruh yang sedang. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa yang menjadi factor yang sangat kuat dalam keberhasilan RJP secara statistika adalah kedalam kompresi > 5 cm dan <6cm, dan hasil ini sesuai secara teori maupun standarisasi AHA  (Asosiasi Heart America ) 2015, yang menjadi Guidelines for CPR and ECC  secara internasional. Kata  Kunci : Resusitasi Jantung Paru , UGD.
TINDAKAN MANAJEMEN ELIMINASI URINE PADA PASIEN POST OPERASI BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA (BPH) DI RSUD dr. DRAJAT PRAWIRANEGARA TAHUN 2023 Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi; Maulidyawati, Ira
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 4, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v4i2.21074

Abstract

Gangguan eliminasi urine adalah disfungsi eliminasi urin (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017). Gangguan eliminasi urine juga bisa dialami oleh pasien post operasi BPH (Benigna Prostat Hiperplasia) atau istilah lainnya pembesaran prostat jinak. Menurut Satryo Prayoga, Nunu Harison, Hetty Pusfita (2022) diambil dari data (Kemenkes RI, 2021) kasus di Indonesia, Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) merupakan urutan kedua setelah batu saluran kemih dan diperkirakan ditemukan pada 50% pria berusia diatas 50 tahun. Biasanya orang yang mengalami BPH akan dilakukan operasi pembedahan yang bernapa Reseksi Transuretal Prostat (TURP). TURP adalah prosedur standar pembedahan pada pasien BPH dengan volume prostat 30-80 ml. Efek dari tindakan operasi ini adalah keluhan BAK kemerahan dan terjadi retensi urin yang sering terjadi karena adanya cloth yang menyumbat di saluran kemih. Tujuan studi kasus asuhan keperawatan ini adalah untuk membandingkan kefektifan manajemen elminasi urine pada pasien post operasi BPH di RSUD dr. Drajat Prawiranegara Serang. Pada pasien post operasi BPH kebanyakan mengeluh urine yang berwarna kemerahan, sehingga intervensi yang dilakukan adalah manajemen pola eliminasi, memonitoring intake dan output cairan dan edukasi minum yang cukup. Penelitian ini menggunakan studi kasus terhadap 2 pasien untuk membandingkan keefektifan tindakan yang akan dilakukan dan didapatkan hasil yang berbeda pada kedua pasien yaitu perbedaan lamanya waktu dilakukannya irigasi serta perbedaan antara intake dan output cairan dari kedua pasien.Kata kunci: Gangguan eliminasi, benigna prostat hiperplasia, manajemen eliminasi urinePENDAHULUANGangguan elminasi urine adalah keadaan dimana sesorang individu mengalami atau beresiko mengalami disfungsi eliminasi urine. Biasanya orang yang mengalami gangguan eliminasi urine akan dilakukan katerisasi yaitu tindakan memasukkan selang kateter ke dalam kansung kemih melalui uretra dengan tujuan mengeluarkan urine. (Nurfantri dkk, 2022)Gangguan eliminasi urine adalah disfungsi eliminasi urin (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017).Penyebab gangguan eliminasi urine yaitu penurunan kapasitas kandung kemih; iritasi kandung kemih; penurunan kemampuan kandung kemih; efek tindakan medis dan diagnosa (mis. Operasi ginjal; operasi saluran kemih; anestesi, dan obat-obatan); kelemahan otot pelvis; ketidakmampuan menagkses toilet; hambatan lingkungan; ketidakmampuan mengkonsumsi kebutuhan eliminasi; outlet kandung kemih tidak lengkap (mis. Anomali saluran kemih kongenital); dan imaturitas (pada anak < 3 tahun) (Tim Pokja SDKI DPP PPNI,2017).BPH kerap menyebabkan disfungsi pada saluran kemih
PENGARUH PROGRAM HEALTH EDUCATION DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL (IMS) DI SMP NEGERI 01 PANIMBANG TAHUN 2024 Herlina, Heni; Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v5i2.25851

Abstract

Pendahuluan : Kasus infeksi menular seksual pada remaja di Indonesia sudah mulai banyak ditemukan, meskipun tidak sebanyak di Amerika Serikat yang menyumbang setengah dari 20 juta kasus IMS baru setiap tahunnya, mereka adalah remaja berusia antara 15 dan 24 tahun. Di Provonsi Banten sendiri angka kejadian IMS terus meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun, Penemuan kasus IMS yang dilaporkan pada tahun 2019 mencapai angka 407 penderita dengan angka kematian 447 jiwa. Peningkatan angka kejadian IMS pada remaja dipengaruhi oleh minimnya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksualitas yang komprehensif sehingga menyebabkan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya IMS. Oleh karena itu edukasi kesehatan penting untuk diberikan agar angka kejadian IMS dikemudian hari dapat dikendalikan. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa tentang IMS dan ada atau tidaknya pengaruh health education infeksi menular seksual terhadap tingkat pengetahuan Siswa di SMP Negeri 01 Panimbang setelah dilakukannya edukasi. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan one group pre test post test design tanpa kelompok kontrol dengan menerapkan kode etik dalam penelitian. Hasil : Tingkat pengetahuan siswa sebelum dilakukan edukasi dominan pada kategori kurang dan setelah dilakukannya edukasi menjadi dominan baik, hasil uji wilcoxon signed ranks test menunjukan nila P-Value = 0,000 < 0,05 Maka Ho diterima, yang berarti ada pengaruh health education tentang infeksi menular seksual terhadap tingkat pengetahuan siswa di SMP Negeri 01 Panimbang. Kata kunci : Edukasi kesehatan, infeksi menular seksual, pengetahuan
EFEKTIVITAS TERAPI GARGLING RIPE WATER DAN SUGAR- FREE CHEWING GUM TERHADAP PENURUNANA RASA HAUS PASIEN END STAGE RENAL DISEASE (ESRD) DI RUANG DIALISIS RSUD DR. ADJIDARMO TAHUN 2023 Mustika, Irma Desti; Sulastri, Tuti; Sudrajat, Andi
Jawara : Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 5, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62870/jik.v5i1.25850

Abstract

Latar Belakang: Ginjal merupakan organ utama untuk menyaring darah. ESRD merupakan tingkatan terakhir dari gagal ginjal. Berdasarkan data RISKESDAS menunjukkan bahwa tahun 2013 terdapat peningkatan prevalensi ESRD dari 0,2% atau 499.800 penduduk menjadi 0,38% atau739.208 penduduk pada tahun 2018. Pasien hemodialisis harus membatasi asupan cairan ketika interdialisis. Manajemen rasa haus diantaranya chewing gum, gargling ripe water, dan lainnya.Tujuan: Mengetahui efektivitas dari terapi Gargling Ripe Water dan Sugar-Free Chewing Gum terhadap penurunan rasa haus pada pasien ESRD.Metode: Penelitian kuantitatif, pre experiment, pendekatan one group pretest-post test. Ada dua variable penelitian, yaitu variable independent (Terapi Gargling Ripe Water dan Sugar-Free Chewing Gum) dan dependen (Penurunan rasa haus).Hasil: Tingkat rasa haus pasien pre-test, yaitu median 24,00, minimum 12, dan maksimum30. Hal ini berarti didominasi oleh rasa haus berat. Adapun tingkat rasa haus pasien post test, yaitu median 14,00, minimum 8, dan maksimum 22. Adapun tingkat rasa haus pasien post test, yaitu haus ringan 7,1%, haus sedang 88,1%, dan haus berat 4,8%. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank Test, yaitu nilai Z sebesar -5,650 dengan p values < 0,001 di bawah nilai p < 0,05 sehingga Ha diterima. Kesimpulan: Terapi Gargling Ripe Water dan Sugar-Free Chewing Gum dapat menurunkan rasa haus yang terjadi pada pasien ESRD.Kata Kunci: ESRD, Hemodialisis, Gargling, Chewing Gum