Jayawiguna, Muhammad Hikmat
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Model Rendaman Rob di Desa Tambakbulusan Kabupaten Demak Sebagai Evaluasi Rencana Pengembangan Kawasan Wisata Bahari Claus, Berril; Nugraha, R. Bambang Adhitya; Gultom, Iqbal S.; Anggoro, Tri Danny; Jayawiguna, Muhammad Hikmat; Setiyono, Heryoso; Wirasatriya, Anindya
Jurnal Kelautan Nasional Vol 19, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v19i2.14000

Abstract

Kabupaten Demak salah satu kawasan pesisir di utara Jawa Tengah yang sering mengalami banjir rob akibat kenaikan muka air laut dengan dampak yang siginifikan di wilayah tersebut seperti  terganggunya kegiatan pariwisata yang dikelola oleh masyarakat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk memperkirakan potensi genangan rob yang terjadi di Desa Tambakbulusan dan akan digunakan sebagai referensi rencana pengembangan wisata bahari di kawasan tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kajian model genangan rob dari pasang surut dengan periode pengumpulan data sekunder selama 5 tahun dan uji akurasi hasil uji lapangan. Elevasi muka air laut lokasi kajian menggunakan prediksi pasang surut global MIKE 21 dan selanjutnya diolah untuk mendapatkan nilai bilangan Formzhal untuk mengetahui tipe pasang surut lokasi, dan selisih nilai HHWL dan MSL tertinggi selama 5 tahun periode. Model genangan rob kemudian dibuat dengan bantuan raster calculator pada ArcMap 10.8. Hasil penelitian menunjukan bahwa model genangan memiliki nilai accuracy sebesar 0,89 atau akurasi model 89%, nilai precision sebesar 1 atau presisi prediksi nilai positif 100%, dan recall sebesar 0.87 atau model dapat menangkap kasus positif sebanyak 87%. Hal ini menunjukkan bahwa algoritma memberikan hasil klasifikasi kondisi pesisir Tambakbulusan  saat banjir rob terjadi dengan sangat baik. Pengolahan elevasi muka air laut menunjukan kawasan pesisir Desa Tambakbulusan yang memiliki tipe pasang surut campuran condong harian tunggal dengan bilangan Formzhal sebesar 1,526, dikategorikan memiliki tingkat kerentanan sedang.  Genangan rob dengan tinggi muka laut 78 cm saat pasang menjangkau 72,11% luas Tambakbulusan dimana terdapat are tambak seluas 410,91 Ha dan area sawah seluas 3,88 Ha, sedangkan untuk pemukiman warga tidak terkena dampak dari banjir rob.
Analisis Penyebab Banjir Rob di Muara Gembong Teluk Jakarta dan Estimasi Dampak Kerugian Ekonominya Bagi Masyarakat Sekitar : Sebuah Bahan Masukan Kebijakan Jayawiguna, Muhammad Hikmat
Jurnal Kelautan Nasional Vol 19, No 2 (2024): Agustus
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkn.v19i2.14720

Abstract

Kecamatan Muara Gembong termasuk wilayah pesisir Timur Teluk Jakarta yang rentan terkena dampak banjir rob. Hal ini menimbulkan dampak kerugian ekonomi yang sangat besar karena selain melumpuhkan aktivitas ekonomi juga menimbulkan dampak kerusakan infrastruktur yang cukup parah. Diduga salah satu penyebab terjadinya rob adalah degradasi mangrove yang cukup signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis akar masalah dan mengestimasi dampak kerugian ekonomi Masyarakat akibat rob serta memberikan rekomendasi upaya adaptasi pemulihannya. Kajian ini menggunakan metode rapid asessment dan Averting Behaviour Method untuk menghitung estimasi kerugian ekonomi secara langsung dan tidak langsung. Hasil analisis menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 42 tahun terkahir (1976-2018) sebanyak 55% luasan ekosistem mangrove di pesisir Timur Teluk Jakarta telah berubah menjadi tambak dan pemukiman dengan laju perubahan rata-rata sekitar 23 Ha/tahun. Besar kerugian ekonomi yang ditanggung oleh Masyarakat akibat rob diprediksi mencapai Rp.71,861,086,250/Tahun. Jika pemerintah tidak segera melakukan upaya adaptasi yang tepat, diprediksi abrasi akan semakin parah dan banjir rob akan semakin meluas menggenagi desa. Upaya adaptasi yang penting untuk dilakukan adalah dengan melakukan restorasi mangrove, pembangunan tanggul pantai pemecah gelombang, dan relokasi pemukiman warga disekitar bantaran sungai.