Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EFFECT OF TEMPERATURE ON RUMEN MICROBES ACTIVITY TO PRODUCE METHANE FROM COAL Bambang Agus W; Kosasih; Irawan Sugoro; Dahrul Effendi; Byan M Pratama
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 37 No. 3 (2014): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.37.3.179

Abstract

This paper is intended to show the effect of temperature on utilization microbes of rumen Àuid to produce methane from coal (lignite, sub-bituminous and bituminous). By considering to field applications, where the CBM reservoir temperature is higher than the microbes natural living conditions in the cow's body, the experiment is carried out at a temperature of 30ºC and 50ºC with an incubation period time of 105 days. Laboratory scale study was conducted by mixing the coal, formation water and rumen Àuid (1: 1: 1). This mixture were inserted into a closed chamber equipped with a hose to measuring the volume of gas produced. The experiment results showed that the microbes of the rumen Àuid can grow on different type of coal and temperatures. The volume of gas production increased during the incubation time for all treatments. Obtained the highest methane production occurs at a temperature treatment of 50ºC for the sub-bituminous coal with a volume of 0.627liters/kg (22.14 cf/ton) from the total volume of gas produced as much as 7.25liters/kg (256 cf/ton).
PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR PADA STASIUN PENGUMPUL (SP) LAPANGAN MINYAK Y SESUAI PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP (PER-MEN LH) NO 19 TH 2010 Dahrul Effendi; Berkah Hani; Rosda Syelly; Syamsyida Rozi
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 54 No. 2 (2020): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air terproduksi adalah air yang terjebak di dalam tanah yang terbawa ke atas permukaan selama terjadinya eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi. Air terproduksi bisa disebut sebagai brine, saltwater atau air formasi. Air terproduksi merupakan salah satu volume limbah terbesar yang terkait dengan produksi minyak dan gas bumi. Terlebih untuk lapangan marjinal, water cut mencapai 90 persen bahkan lebih. Air tersebut tidak dapat dimanfaatkan dan dibuang secara langsung dikarenakan bahan - bahan berbahaya. Pembuangan secara langsung dan penanganan yang tidak tepat pada limbah air akan menyebabkan efek jangka pendek dan jangka panjang ke lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan kata lain, penanganan limbah air dapat mencegah resiko diatas. Dimulai dengan melakukan penelitian terhadap karakteristik air formasi yang terkait dalam pengurangan kadar bahan berbahaya didalam limbah air tersebut sebelum dibuang. Pengolahan dan proses yang tepat membuat limbah air tersebut dapat dimanfaatkan. Untuk mengetahui karakteristik air yang terproduksi dan untuk mengetahui tingkat pencemaran air formasi perlu dilakukan analisa sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Per-Men LH) No 19 Tahun 2010. Dengan Parameter COD, minyak dan lemak, H2S, Amoniak, Fenol, Temperatur, pH dan TDS, Hasil analisis dari ketiga perconto memperlihatkan bahwa air injeksi Outlet SP#A, Outlet SP#B dan Outlet SP#C dari lapangan minyak Y untuk beberapa parameter masih dibawah baku mutu yang ditetapkan, tetapi untuk konsentarsi TDS melebihi nilai bakumutu yang ditetapkan yaitu 4000 mg/L
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI REVERSE DEMULSIFIER TERHADAP NILAI OIL CONTENT DAN EMULSION BLOCK PADA AIR INJEKSI LAPANGAN JAMBI Dahrul Effendi; Fidya Varayesi
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 53 No. 1 (2019): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air injeksi yang digunakan sebagai fl uida pendesak dalam water fl ooding sering ditemukan masalah pada kualitasnya, diantaranya adalah masalah oil content dan emulsion block. karena minyak bertindak sebagai perekat pada padatan yang menyebabkan penyumbatan pada pori- pori batuan. Hal tersebut berpotensi dalam penyebab terjadinya low oil recovery factor pada proses water fl ooding. Air injeksi (IW) dan air formasi (FW) sebelum di injeksikan kedalam reservoir perlu dianalisa dilaboratorium dengan tujuan air injeksi dapat digunakan sebagai fl uida pendesak pada proses water fl ooding. Berdasarkan hasil uji laboratorium, air injeksi (IW) menunjukkan konsentrasi oil content yang tinggi yaitu 50.55 mg/L, sehingga dapat membentuk emulsion block, hal ini dapat mengakibatkan plugging pada pori-pori batuan. Untuk itu, solusi yang dipilih untuk menyelesaikan masalah emulsion block dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan chemical treatment. Masalah oil content dan emulsion block dapat diatasi dengan menggunakan reverse demulsifi er, pada uji di laboratorium dengan menambahkan konsentrasi 50 mg/L reverse demulsifi er kedalam air injeksi dapat meningkatkan kualitas air injeksi dari poor water quality (oil content 50.55 mg/L) menjadi good water quality (oil content 15.89 mg/L).
PENGARUH GAS TERLARUT DALAM AIR INJEKSI TERHADAP LAJU KOROSI PADA FASILITAS PERMUKAAN DI INDUSTRI PERMINYAKAN Dahrul Effendi; Adeguna Ridlo Pramurti
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 53 No. 2 (2019): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebelum air injeksi digunakan untuk keperluan water fl ooding, terlebih dahulu diuji kualitasnya untuk mengetahui kandungan unsur lain di dalamnya. Faktor yang memegang peranan penting dalam penentuan kualitas air injeksi salah satunya adalah faktor laju korosi. Parameter yang mempengaruhi laju korosi antara lain pH dan kandungan gas terlarut (DO, H2S, CO2) di dalam air injeksi. Hasil penelitian ini memperlihatkan ketiga perconto air (air injeksi IW-1, IW-2, dan air formasi FW) mempunyai nilai pH > 7 dan bersifat basa. Penentuan nilai laju korosi berdasarkan metode elektrokimia menggunakan alat Potentiostat. Hasil analisis dari ketiga perconto memperlihatkan air injeksi dan air formasi bersifat korosif.
PRODUKSI GAS METANA BATUBARA DENGAN PEMANFAATAN MIKROBA CAIRAN RUMEN PADA BERBAGAI PERLAKUAN KONDISI DAN MEDIA Dahrul Effendi; Bambang Agus Widjayanto; Kosasih; Byan Muslim Pratama; Irawan Sugoro
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 2 (2017): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Produksi Gas metana Batubara (GMB) dapat ditingkatkan dengan cara biologi, yaitu melalui teknik biostimulasidan bioaugmentasi yang dapat dilakukan secara in situ atau ex situ. Penelitian ini memanfaatkan mikroba cairanrumen yang diambil dari limbah rumah potong hewan.