Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

FEMINISME DAN KRITIK IDEOLOGI TERHADAP ILMU PENGETAHUAN Ishmatun Nihayah; Yusuf Suharto
Empirisma: Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam Vol. 29 No. 2 (2020): Seni, Agama dan Budaya
Publisher : Prodi Studi Agama-agama Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IAIN Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30762/empirisma.v29i2.431

Abstract

This study attempts to discuss feminism and ideological criticism of science. Feminism is a movement that fights for the rights of oppressed women as a result of injustice and inequality, both in terms of economics, social, politics, education and others. In Indonesia, it was spread by Raden Ajeng Kartini, who fought for the women, especially in the field of education. Feminism movements in the world are various; liberal feminists, social feminism, radical feminism, Marxist feminism, ecofeminism, Islamic feminism and so on. These feminisms are different in analyzing the causes of injustice and the goals and forms of their struggle. Although having different opinions, they contain the same core struggle, i.e awareness of injustice against women in the family or community. This study focuses on feminism and ideological criticism of science. In the past time, men and women did not get the same education rights. Women could only get low education and only work indoors, while men received high education and obtained jobs as they wanted. Thus, men have a broader knowledge of science, they could create sophisticated technology to ease their burden.
IMPLEMENTASI METODE ROLE PLAYING TERHADAP MINAT BELAJAR PESERTA DIDIK MATA PELAJARAN FIQIH KELAS IX DI MTS THORIQUL ULUM Ummu Zakiyyatul Miskiyyah; Ishmatun Nihayah
Jurnal Intelek Insan Cendikia Vol. 1 No. 6 (2024): Agustus 2024
Publisher : PT. Intelek Cendikiawan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Metode Role playing merupakan metode yang dilakukan dengan cara bermain peran. Bermain peran dilakukan seperti halnya dikehidupan nyata. Dalam metode ini peserta didik berperan layaknya aktivitas sehari-hari. Sehingga peserta didik mudah mempraktikkannya. Metode role playing ini dianggap menyenangkan karena peserta didik bisa berimajinasi dan berkreasi. Dengan metode yang menyenangkan maka minat belajar peserta didik akan tumbuh. Minat belajar peserta didik akan meningkat jika metode role playing ini diterapkan dalam proses pembelajaran. Penelitian ini akan fokus pada perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta faktor pendorong dan faktor penghambat implementasi metode role playing terhadap minat belajar peserta didik kelas IX mata pelajaran fiqih di MTs Thoriqul Ulum. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis metode penelitian kualitatif deskriptif. Dengan pendekatan studi kasusu. Penelitian ini akan berfokus pada implementasi metode role playing terhadap minat belajar peserta didik kelas IX mata pelajaran fiqih di MTs Thoriqul Ulum. Untuk pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Selanjutnya untuk analisis data yang digunakan peneliti yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Sedangkan untuk tekhnik uji keabsahan data peneliti menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses perencanaannya sudah bagus karena guru sudah menyusun perangkat pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Pelaksanaan metode role playing juga sudah baik karena sudah sesuai dengan perencanaan. Meskipun dalam pelaksanaannya sudah berhasil tetapi belum maksimal dikarenakan ada peserta didik yang belum bisa berperan dengan baik. Untuk tahap evaluasinya dari segi materi peserta didik mudah memahami materi dengan metode ini. Dan hasil belajar peserta didik berbeda dengan sebelum diterapkannya metode ini. Adapun faktor pendukungnya yaitu dukungan dari lingukungan sekolah dalam menerapkan metode role playing serta sarana prasarana yang terpenuhi. Namun ada faktor penghambatnya yaitu waktu atau jam mengajar yang terbatas karena sudah ditetapkan sesuai aturan dan peserta didik belum bisa berperan dengan baik.