This Author published in this journals
All Journal Naditira Widya
Cahyaningtyas, Yuka Nurtanti
Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

LINGKUNGAN PENGENDAPAN DI SITUS NEGERI BARU, KALIMANTAN BARAT Cahyaningtyas, Yuka Nurtanti
Naditira Widya Vol 7, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v7i1.172

Abstract

Situs Negeri Baru terletak di tepi aliran Sungai Pawan yang bermuara di Selat Karimata. Satuan batuandi Situs Negeri Baru adalah aluvium dan endapan rawa, yang terdiri atas lingkungan pengendapan aluvium resen,aluvium tua, dan endapan rawa dataran pantai. Tulisan ini membahas lebih jauh karakteristik lingkungan pengendapandi kawasan Situs Negeri Baru. Studi ini dilakukan dengan analisis sedimentologi dan stratigrafi berdasarkan datadari delapan belas kotak ekskavasi. Hasil kajian menunjukkan bahwa korelasi perubahan lingkungan pengendapansecara lateral dan vertikal pada rangkaian endapan kuarter di Situs Negeri Baru diindikasikan merupakan perubahandari lingkungan permukaan pantai atas (upper shoreface) menjadi sol. Lingkungan pengendapan ini terletak padaestuari dan permukaan pantai (shoreface) dan sangat dipengaruhi oleh pasang surutnya air laut.
RIJANG DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI ALAT BATU Cahyaningtyas, Yuka Nurtanti
Naditira Widya Vol 4, No 1 (2010): April 2010
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v4i1.243

Abstract

Based on bibliographical studies on stone tools which have intensively analyzed by Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional and its centres,it can be inferred that raw materials used to make stone tools are mostly chert. Geologically, this is understandable, since chert is one of the sedimentary rocks originated from the permo-carbon stage which were specifically sedimented in Kalimantan. Such rock is usually structured in the deep sea by a hydrothermal action in forms of aggregate limestone concretion and hematite. Chert is commonly found in rivers and limestone hills. The physical hardness of chert is 7, which makes chert flakes favorable to use in cutting, slicing or incising softer subject. Therefore, I assume that chert was chosen stone tools raw material by human in the past due its physical quality and effortlessness to find it in rivers close to human dwellings. This article discusses the technology of making stone tools of chert focusing on the geology of the site, the environment where chert was formed and its physical attributes
SITUS PULAU SIRANG: DATA BARU JEJAK PALEOLITIK DI KALIMANTAN (PULAU SIRANG: NEW DATA ON THE PALAEOLITHIC IN KALIMANTAN) Fajari, Nia Marniati Etie; Jatmiko, nfn; Hindarto, Imam; Herwanto, Eko; Cahyaningtyas, Yuka Nurtanti; Oktrivia, Ulce
Naditira Widya Vol 12, No 1 (2018): NADITIRA WIDYA VOLUME 12 NOMOR 1 TAHUN 2018
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v12i1.249

Abstract

Jejak budaya paleolitik di Kalimantan ditemukan di lembah Sungai Riam Kanan, yaitu di situs Awang  Bangkal dan Rantau Balai. Data arkeologi yang ditemukan di situs-situs tersebut berupa kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, kerakal dipangkas, dan fragmen serpih. Debit air waduk Riam Kanan yang akhir-akhir ini mengalami penurunan secara signifikan memunculkan situs yang semula tenggelam, yang disebut Pulau Sirang. Fenomena ini memunculkan pertanyaanpertanyaan yang berkaitan dengan bentuk, sebaran, dan kronologi data arkeologi. Penelitian ini merupakan penelitian penyelamatan yang bertujuan untuk mengumpulkan,  dan mendokumentasikan data arkeologi sebanyak mungkin dengan rangkaian metode penelitian survei, ekskavasi, dan analisis. Kami laporkan hasil survei dan ekskavasi di Pulau Sirang berupa (dalam terminologi Movius) kapak perimbas, kapak penetak, proto pahat genggam, kapak genggam, serpih, serut,bilah, lancipan, fragmen serpih, perkutor, batu inti, dan tatal. Sebaran artefak batu tersebut terkonsentrasi di permukaan Pulau Sirang utama, dan beberapa ditemukan di pulau-pulau lain di sekitarnya.Palaeolithic sites in Kalimantan are located in the Riam Kanan Valley at the Awang Bangkal and Rantau Balai sites. Lithics include pebble tools, hand-axes, flakes and debitage. Power plant construction has recently lowered the level of the Riam Kanan reservoir, revealing a formerly submerged site with surface lithics called Pulau Sirang. This phenomenon raises questions on the morphology of lithics, and their distribution and chronology. The present investigation is a rescue research which aims to collect and record as many archaeological data as possible by a sequence of method comprising survey, excavation, and analysis. We report on archaeological survey and excavation at Pulau Sirang, a site which has yielded (in Movius terminology) a range of choppers, chopping tools, proto-hand-adzes, hand-axes, flakes, scrapers, blades, points, flake shatter, awls, cores, and debitage. The distribution of these lithics is concentrated on the surface of the main Pulau Sirang, and some are also found on other small emergent islands around it.
POTENSI PEMUKIMAN DI HANDIL SAKA KAWANG, KALIMANTAN TENGAH Cahyaningtyas, Yuka Nurtanti
Naditira Widya Vol 6, No 2 (2012): Oktober 2012
Publisher : Balai Arkeologi Kalimantan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24832/nw.v6i2.88

Abstract

Abstrak. Sejumlah penelitian arkeologis di wilayah administratif Kabupaten Pulang Pisau telah dilakukan selama1986-1998. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pernah ada pemukiman kuna abad ke-14 sampai ke-15 Masehidi kawasan tersebut. Pada survei 2011 di Handil Saka Kawang, pengeboran tanah di kawasan Handil SakaKawang menghasilkan empat lapisan tanah lempung yang bervariasi antara lain menurut warna, tekstur, struktur,dan permeabilitasnya. Tulisan ini membahas kemungkinan adanya pemukiman kuna berdasarkan data lingkungandan geologisnya. Kajian tersebut menunjukkan pernah adanya alur sungai purba yang dapat menjadi dayadukung aktivitas dan kelangsungan hidup manusia di kawasan tersebut.