Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

IMPLEMENTASI ASESMEN DIAGNOSTIK NONKOGNITIF GAYA BELAJAR TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IX F SMP NEGERI 1 KOTA SERANG Ahyani; Auliyanti Savira; Dian Oktaviani; Jundan Firdaus
BEGIBUNG: Jurnal Penelitian Multidisiplin Vol. 3 No. 5 (2025): BEGIBUNG: Jurnal Penelitian Multidisiplin, November 2025
Publisher : Lembaga Berugak Baca

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62667/begibung.v3i5.257

Abstract

Penelitian ini mengkaji permasalahan pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP yang sering kali terkendala oleh rendahnya minat, motivasi, dan keterampilan berbahasa peserta didik. Salah satu penyebabnya adalah pendekatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher-centered), yang gagal mengakomodasi keragaman karakteristik siswa. Untuk mengatasi hal ini, penelitian ini mengusulkan penerapan asesmen diagnostik non-kognitif di awal pembelajaran. Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi gaya belajar (visual, auditori, dan kinestetik) serta aspek non-akademis lainnya, seperti kondisi psikologis dan emosional siswa. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dan kuesioner asesmen diagnostik non-kognitif. Data dianalisis dengan model Miles & Huberman (1992), yang meliputi tiga tahapan: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan asesmen diagnostik non-kognitif terbukti efektif dalam meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Dari 41 siswa kelas IX F di SMP Negeri 1 Kota Serang, teridentifikasi 10 siswa dengan gaya belajar visual, 10 siswa auditori, dan 21 siswa kinestetik. Pemetaan ini memungkinkan guru untuk merancang strategi pembelajaran yang personal dan berdiferensiasi, seperti menggunakan media gambar untuk siswa visual, diskusi untuk siswa auditori, dan praktik langsung untuk siswa kinestetik. Integrasi pemahaman gaya belajar ini ke dalam empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) secara signifikan meningkatkan pemahaman dan motivasi belajar siswa. Kesimpulannya, penelitian ini menekankan pentingnya pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered) dengan guru sebagai fasilitator. Penerapan asesmen diagnostik non-kognitif adalah solusi strategis untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif, efektif, dan bermakna, serta membantu siswa tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh secara psikologis dan emosional.