Pemanenan padi merupakan kegiatan yang dilakukan di lahan (on-farm), yang dimulai dengan pemotongan gabah yang sudah siap panen, dan kemudian pemisahan gabah dengan malainya. Saat ini kegiatan pemanenan padi secara modern dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan combine harvester dan power thresher. Petani di Desa Paring Agung memiliki perbedaan pendapat mengenai penggunaan Combine Harvester dan Power Thresher dalam proses pemanenan. Beberapa petani menganggap bahwa penggunaan combine harvester lebih hemat biaya dan menghasilkan lebih banyak produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, pendapatan dan produktivitas usahatani padi dengan menggunakan combine harvester dan power threser di Desa Paring Agung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan rata-rata petani yang menggunakan combine harvester yaitu Rp8.490.733/usahatani atau Rp 12.185.208/ha, sedangkan petani yang menggunakan power thresher sebesar Rp 8.488.933/usahatani atau Rp 11.489.616/ha. Berdasarkan rata-rata produktivitasnya, petani yang menggunakan combine harvester memiliki produktivitas sebesar 2.739 kg/ha lebih tinggi dibanding petani yang menggunakan power thresher yakni sebesar 2.575 kg/ha. Hasil uji statistik menggunakan uji t test berpasangan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap pendapatan petani, namun terdapat perbedaan signifikan terhadap produktivitas padi antara pemanenan menggunakan combine harvester dan power thresher di Desa Paring Agung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.