Sadik Ikhsan
Program Studi Agribisnis/Jurusan SEP, Fakultas Pertanian, Universitas Lambung Mangkurat

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

ANALISIS KELAYAKAN USAHA COFFEE SHOP “SETARA” BANJARBARU KALIMANTAN SELATAN (ASPEK MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA DAN ASPEK FINANSIAL) Rosdiana Rosdiana; Sadik Ikhsan; Umi Salawati
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7793

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis manajemensumberdaya manusia dan kelayakan usaha coffee shop Setara padaaspek finansial. Penelitian ini menggunakan metode studi kasuscoffee shop Setara yang berlokasi di Jalan Soeparto No.24Loktabat Utara, Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dari hasilpenelitian diperoleh bahwa dari aspek manajemen sumberdayamanusia ada beberapa kriteria yang layak seperti sistempemutusan hubungan kerja (PHK), jadwal kerja, jumlah tenagakerja, struktur organisasi, dan job desc. Untuk sistem perekrutandianggap tidak layak. Biaya yang dikeluarkan terdiri dari biayainventaris sebesar Rp. 537.156.000 biaya gaji per tahun Rp309.600.000 biaya operasional per tahun sebesar Rp. 181.860.000,dan biaya produksi per tahun sebesar Rp. 720.536.880. Pendapatanyang diterima per tahun sebesar Rp. 1.885.948.800. Nilai NPVdiperoleh sebesar 2.609.785.455, nilai IRR diperoleh sebesar88,3%, Net B/C diperoleh sebesar 5,859, Gross B/C diperolehsebesar 1,25, dan untuk payback period diperoleh nilai 6,568 atau6 tahun 7 bulan. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas kelayakanfinansial usaha coffee shop Setara masih layak pada tiga simulasiyaitu, pada kenaikan harga produksi sebesar 10%, penurunanpendapatan sebesar 10%, dan secara bersama-sama menaiknyaharga produksi dan menurunnya pendapatan masing-masingsebesar 10%.
Analisis Pendapatan dan Kesejahteraan Petani Karet di Desa Wonorejo, Kecamatan Kusan Hulu, Kabupaten Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan Nur Cholis; Yusuf Azis; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i1.8278

Abstract

Pendapatan dan kesejahteraan merupakan dua aspek yang sering sekali dihubungkan. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur dari kesejahteraan seseorang adalah pendapatan. Sebagian penduduk di Desa Wonorejo berprofesi sebagai petani karet. Usahatani karet yang mereka usahakan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyelenggaraan usahatani karet di Desa Wonorejo, untuk mengetahui berapa besar tingkat pendapatan petani karet di Desa Wonorejo dan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan petani karet di Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 383 orang petani karet dan sampel terpilih sebanyak 38 orang petani karet. Teknik pengambilan sampel diambil secara acak (random sampling). Penyelenggaraan usahatani karet di Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu sudah sesuai dengan anjuran budidaya tanaman karet, kecuali dalam tahap pembuatan lubang tanam. Penyelenggaraan usahatani tersebut terdiri dari persiapan lahan, jarak tanam, pembuatan lubang tanam, penanaman bibit, pemupukan, pemeliharaan serta yang terakhir penyadapan atau produksi yang akan diterima oleh petani karet. Berdasarkan hasil penelitian juga diketahui bahwa rata-rata tingkat pendapatan petani karet di Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu adalah Rp 33.821.655,26 dalam tahun atau Rp 2.818.471,27 setiap bulannya. Tingkat kesejahteraan petani karet di Desa Wonorejo Kecamatan Kusan Hulu Kabupaten Tanah Bumbu menurut indikator BPS Kabupaten Tanah Bumbu 2021 didaerah penelitian terdapat 22 petani dengan tingkat kesejahteraan baik dan 16 petani dengan tingkat kesejahteraan cukup.
Elastisitas Produksi Faktor – Faktor Dalam Usahatani Padi Sawah Di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru Nurhalisa Nurhalisa; Djoko Santoso; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9420

Abstract

Penggunaan faktor produksi sangat mempengaruhi hasil dari produksi usahatani padi sawah yang memerlukan perhatian lebih dalam budidayanya. Elastisitas produksi mencerminkan pengaruh produksi, sehingga dari besaran elastisitas produksi tersebut diketahui persentase perubahan dari output sebagai akibat dari persentase perubahan dari input. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berpengaruh tidaknya penggunaan faktor-faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja) terhadap produksi padi sawah di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru, serta menganalisis elastisitas produksi dalam usahatani padi sawah di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cempaka Kota Banjarbaru pada bulan Juni 2022 sampai dengan November 2022. Penentuan metode penarikan contoh yang digunakan adalah multistage random sampling berdasarkan pembagian administratif suatu daerah secara bertingkat kemudian diambil secara acak. Dipilih 2 kelurahan secara acak dari 4 kelurahan yaitu Kelurahan Bangkal dan Kelurahan Cempaka. Total seluruh sampel yang diambil dari 2 kelurahan sebanyak 40 orang petani secara acak. Analisis data menggunakan analisis regresi fungsi produksi Cobb-Douglas dengan metode pendekatan kuadrat terkecil Ordinary Least Squares (OLS). Hasil penelitian menunjukkan peningkatan faktor variabel luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja secara bersama-sama signifikan mempengaruhi produksi padi sawah. Secara parsial peningkatan variabel luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh secara nyata terhadap produksi padi sawah. Peningkatan variabel benih dan pestisida tidak mempengaruhi produksi padi sawah, sedangkan peningkatan variabel pupuk dapat menurunkan produksi padi sawah, namun tidak berpengaruh secara nyata. Semua penggunaan variabel luas lahan, benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja bersifat inelastis.
Analisis Pendapatan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar Ahmad Sibawaihi; Nuri Dewi Yanti; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13595

Abstract

Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan penyelenggaraan usahatani padi, untuk menganalisis biaya produksi dan penerimaan petani dari usahatani padi, dan untuk menganalisis pendapatan petani dari usahatani padi sawah di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer merupakan informasi yang dikumpulkan langsung dari lapangan dengan menggunakan kuesioner melalui wawancara dengan petani yang melakukan usahatani padi. Sedangkan data sekunder adalah informasi yang digunakan untuk mendukung analisis yang lebih mendalam dari topik yang dibahas. Penelitian ini dilakukan dengan menerapkan metode survei. Desa yang dipilih sebagai lokasi penelitian adalah Desa Akar Baru dan Desa Akar Begantung dengan alasan kedua desa ini yang paling banyak jumlah petani di Kecamatan Martapura Timur. Populasi kedua desa ini adalah 335 orang petani. Adapun jumlah petani contoh sebanyak 40 orang petani yang diambil secara acak sederhana (simple random sampling). Untuk mendeskripsikan penyelenggaraan usahatani padi, dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif. Untuk menganalisis pendapatan usahatani dilakukan perhitungan yaitu selisih peneriman dengan biaya produksi. Hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata biaya eksplisit usahatani sebesar Rp 2.411.986/UT. Rata-rata produksi padi 1.093,22 kg/UT. Dengan harga jual Rp 9.038/kg, maka rata- rata penerimaan usahatani sebesar Rp 9.879.946/UT. Adapun pendapatan usahatani adalah hasil pengurangan penerimaan dengan biaya eksplisit yaitu Rp 9.879.946 - Rp 2.411.986 = Rp 7.467.960/UT.
Analisis Efisiensi Alokatif Usahatani Padi (Oryza sativa) Lokal di Lahan Rawa Pasang Surut Kecamatan Aluh-Aluh Kabupaten Banjar Susilawati Susilawati; Sadik Ikhsan; Artahnan Aid
Frontier Agribisnis Vol 3, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i2.786

Abstract

Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi yang memiliki lahan rawa pasang surut cukup luas yang sebagian besarnya berlokasi di Kabupaten Barito Kuala dan di Kabupaten Banjar, gabungan dari keduanya adalah 87,61% dari luasan lahan rawa pasang surut yang ada di Kalimantan Selatan. Pemanfaatan lahan marginal pada lahan pasang surut dinilai cukup potensial untuk pengembangan pertanian tanaman pangan terutama padi dengan melalui penerapan teknologi, sistem pengelolaan dan penggunaan faktor yang tepat. Tujuan dari penelitian inii yaitu untuk menganalisis jumlah penggunaan faktor produksi (luas lahan,  jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah pestisida cair, tenaga kerja dalam keluarga and tenaga kerja luar kaluarga) pada usahatani padi lokal; untuk menganalisis pengaruh penggunaan faktor produksi (luas lahan, jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah pestisida cair, tenaga kerja dalam keluarga and tenaga kerja luar kaluarga) pada usahatanii dengan analisis regresi linier berganda yaitu model fungsi Cobb-Douglas; dan untuk menganalisis kondisi efisiensi alokatif (efisiensi harga) faktor produksi yang digunakan petani dengan menggunakan analisis NPMxi = Pxi. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bunipah and Desa Aluh-aluh Kecil Kecamatan Aluh-aluh Kabupaten Banjar yang ditentukan secara purposive. Sebanyak 60 orang petani padi lokal diambil sebagai sampel menggunakan metode proportioned random sampling. Dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata faktor produksi yang digunakan petani sampel yaitu pada faktor produksi luas lahan sebesar 1,54 ha/usahatani, benih 13,35 kg/usahatani,  pupuk 125,58 kg/usahatani, pestisida cair 5,12 liter/usahatani, TKDK 87,65 HOK/usahatani, dan TKLK 105,42 HOK /usahatani. Faktor produksi yang berpengaruh secara nyata pada tingkat kepercayaan (α = 0,01) adalah faktor produksi luas lahan, pestisida cair dan tinaga kerja dalam keluarga. Pada uji efisiensi alokatif menunjukkan faktor produksi luas lahan dengan nilai Ki = 2,61 yang artinya belum efisien begitu juga dengan faktor produksi pestisida cair nilai Ki = 9,55 yang artinya belum efisien karena nilai Ki > 1. Sedangkan faktor produksi tenaga kerja dalam keluarga nilai Ki = -0,305 yang artinya penggunaan faktor produksi tidak efisien karena nilai Ki < 1.Kata kunci: efisiensi alokatif, fungsi regresi linier berganda, model fungsi Cobb-Douglas
Analisis Faktor Produksi Tempe di Kelurahan Guntung Paikat Kecamatan Banjarbaru Selatan Kota Banjarbaru Bety Lestari; Sadik Ikhsan; Abdurrahman Abdurrahman
Frontier Agribisnis Vol 5, No 4 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v5i4.6003

Abstract

Tempe merupakan produk yang telah dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia sejak lama untuk memenuhi kebutuhan pangan sumber protein, harganya relatif terjangkau dibandingkan dengan pangan sumber protein asal hewani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembuatan usaha tempe; dan mengetahui faktor produksi yang mempengaruhi produksi usaha tempe serta untuk menganalisis efisiensi harga penggunaan faktor-faktor produksi pada usaha pembuatan tempe di Kelurahan Guntung Paikat. Penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2020 sampai dengan bulan Mei 2021. Jumlah sampel sebanyak 23 orang pengrajin tempe yang diambil menggunakan metode sensus. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata faktor produksi yang digunakan pengrajin tempe selama tiga yaitu pada faktor produksi kedelai sebesar 6.610,43 kg/pengrajin tempe, ragi 7,76 kg/pengrajin tempe, TK 236,61 HOK/pengrajin tempe, daun pisang 201,65 ikat/pengrajin tempe dan plastik 7,7 gulung/pengrajin tempe. Faktor produksi yang nyata secara berpengaruh pada di tingkat kepercayaan (α = 0,05) yakni faktor produksi kedelai. Berdasarkan uji efisiensi alokatif menunjukkan bahwa faktor produksi kedelai, tenaga kerja dan daun pisang sudah efisien.
Analisis Keuntungan Pengepul Kelapa Sawit di Kecamatan Panyipatan Kabupaten Tanah Laut Hasbi Noor; Sadik Ikhsan; Muhammad Fauzi
Frontier Agribisnis Vol 7, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v7i2.9411

Abstract

Kecamatan Panyipatan merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Tanah Laut yang sebagian petani bermata pencaharian sebagai petani kelapa sawit dan sebagian menjadi pengepul kelapa sawit. Pada umumnya, petani kelapa sawit tidak menjual langsung ke pabrik melainkan mereka menjual hasil taninya ke pengepul yang ada disekitar daerah. Peran Pengepul disini sangat penting bagi petani sebagai sarana petani untuk menjual buah sawit rakyat ke pabrik pengolahan dan memberikan penghasilan bagi petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan pengepul kelapa sawit di Kecamatan Panyipatan dan untuk mengetahui permasalahan pengepul kelapa sawit di Kecamatan Panyipatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode sensus dengan jumlah populasi sebanyak 17 orang pengepul kelapa sawit yang ada di Kecamatan Panyipatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh pengepul kelapa sawit rata- rata sebesar Rp 308.677.852/bulan dan penerimaan pengepul kelapa sawit rata-rata sebesar Rp 340.866.124/bulan, sehingga keuntungan yang diperoleh pengepul kelapa sawit di Kecamatan Panyipatan rata-rata sebesar Rp 32.188.272/bulan. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh pengepul adalah adanya naik turunnya harga sawit, persaingan antar pengepul, grading buah berlebihan, mencari pelanggan kelapa sawit, kerusakan alat transportasi, naiknya harga solar dan proses sortir yang dilakukan kembali oleh pihak perusahaan penerima buah kelapa sawit.
Peranan Wanita dalam Usaha Industri Rumah Tangga Gula Aren dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Keluarga di Kecamatan Mataraman Kabupaten Banjar Gita Ayu Aprianti; Hamdani Hamdani; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 3, No 4 (2019)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v3i4.2121

Abstract

Abstrak. Fungsi ekonomi memegang peranan penting bagi keluarga dikarenakan merupakan faktor dasar penunjang kebutuhan fisik keluarga. Peluang kerja bagi wanita yang meningkat di sektor Industri salah karena banyak pekerjaan industri yang menuntut keteletian dan ketekunan serta sifat-sifat lainnya yang biasanya dimiliki oleh wanita. Pengembangan sektor industri selalu beriringan dengan perbaikan pertumbuhan berkelanjutan dan produktivitas di sektor pertanian. Industri pengolahan yang berbahan baku produk sektor pertanian salah satunya adalah industri pengolahan gula aren. Aren atau enau (Arenga pinnata Merr.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai potensi nilai ekonomi tinggi karena hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan. Gula aren adalah produk pengolahan yang berasal dari pohon aren yaitu air nira. Industri ini telah dilakukan secara turun temurun dan penyelenggaraannya masih bersifat tradisional dalam proses produksinya. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini adalah metode sensus. Hasil dari penelitian menunjukkan usaha industri rumah tangga gula aren dalam pengerjaannya didominasi oleh wanita dengan persentase 50% terhadap HOK dan pendapatan TKDK usaha industri rumah tangga gula aren. Pelaku usaha industri rumah tangga gula aren di Kecamatan Mataraman memperoleh keuntungan sebesar Rp 2.035.086,- selama bulan Juli tahun 2019. Kontribusi usaha industri rumah tangga gula aren adalah sebesar 65,65% dari usaha lain yang diusahakan yaitu usahatani padi sebesar 3,32%, kontribusi dari non usahatani adalah sebesar 31,04% menunjukkan bahwa usaha industri rumah tangga gula aren dominan terhadap pendapatan total keluarga.Kata kunci: peranan, biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan kontribusi
Analisis Pangsa Pengeluaran Pangan Rumah Tangga Petani di Desa Hakurung Kecamatan Daha Utara Kabupaten Hulu Sungai Selatan Lailatunnazmi Lailatunnazmi; Ahmad Yousuf Kurniawan; Sadik Ikhsan
Frontier Agribisnis Vol 6, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v6i3.7800

Abstract

Ketahanan pangan tingkat rumah tangga menggambarkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan untuk konsumsi dan pemenuhan energi para anggota keluarga. Salah satu indikator yang digunakan dalam mengukur ketahanan pangan adalah pangsa pengeluaran pangan. Berdasarkan laporan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam FSVA 2019, masih terdapat 10 desa di Kecamatan Daha Utara, termasuk salah satunya Desa Hakurung yang berada pada kategori rentan rawan pangan. Salah satu penyebabnya adalah tingkat kesejahteraan warga yang rendah. Tujuan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi dan menganalisis kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani beserta faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pangsa pengeluaran pangan rumah tangga petani. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah proportional random sampling dengan 50 responden. Hasil penelitian diperoleh kondisi ketahanan pangan rumah tangga petani, menggunakan indikator pangsa pengeluaran pangan di Desa Hakurung berada pada kondisi tidak tahan pangan dengan rata-rata pangsa sebanyak 75,44%. Pendapatan non-usahatani adalah faktor yang secara signifikan mempengaruhi pangsa pengeluaran petani. Sedangkan tiga faktor lainnya, pendapatan usahatani, jumlah anggota keluarga dan tingkat pendidikan ibu tidak berpengaruh secara signifikan.
Analisis Komparatif Pendapatan dan Produktivitas Usahatani Padi Sawah Menggunakan Combine Harvester dan Power Thresher Muhammad Asrafi; Sadik Ikhsan; Ahmad Yousuf Kurniawan
Frontier Agribisnis Vol 8, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/frontbiz.v8i3.13586

Abstract

Pemanenan padi merupakan kegiatan yang dilakukan di lahan (on-farm), yang dimulai dengan pemotongan gabah yang sudah siap panen, dan kemudian pemisahan gabah dengan malainya. Saat ini kegiatan pemanenan padi secara modern dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu menggunakan combine harvester dan power thresher. Petani di Desa Paring Agung memiliki perbedaan pendapat mengenai penggunaan Combine Harvester dan Power Thresher dalam proses pemanenan. Beberapa petani menganggap bahwa penggunaan combine harvester lebih hemat biaya dan menghasilkan lebih banyak produksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, pendapatan dan produktivitas usahatani padi dengan menggunakan combine harvester dan power threser di Desa Paring Agung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pendapatan rata-rata petani yang menggunakan combine harvester yaitu Rp8.490.733/usahatani atau Rp 12.185.208/ha, sedangkan petani yang menggunakan power thresher sebesar Rp 8.488.933/usahatani atau Rp 11.489.616/ha. Berdasarkan rata-rata produktivitasnya, petani yang menggunakan combine harvester memiliki produktivitas sebesar 2.739 kg/ha lebih tinggi dibanding petani yang menggunakan power thresher yakni sebesar 2.575 kg/ha. Hasil uji statistik menggunakan uji t test berpasangan diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan terhadap pendapatan petani, namun terdapat perbedaan signifikan terhadap produktivitas padi antara pemanenan menggunakan combine harvester dan power thresher di Desa Paring Agung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Hulu Sungai Selatan.