Penelitian ini menyoroti pentingnya literasi dan penggunaan bahasa Indonesia agar dapat dipahami dan diterima di berbagai konteks geografis. Penelitian ini berfokus pada masyarakat di Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur pulau Madura, dalam interaksi sehari-hari. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh melalui teknik triangulasi yang meliputi observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk memahami tingkat literasi bahasa Indonesia di wilayah tersebut. Hasil penelitian menunjukkanbahwa sebagian masyarakat Kecamatan Socah belum sepenuhnya mampu menggunakan bahasa Indonesia secara efektif dalam berkomunikasi sehari-hari. Keterbatasan ini mencakup penguasaan kosakata, tata bahasa, serta penerapan bahasa sesuai konteks. Faktor pendidikan formal berperan signifikan dalam kemampuan literasi bahasa Indonesia, namun dominasi dalam lingkungan sosial menjadi salah satu tantangan utama. Penelitian ini merekomendasikan upaya peningkatan literasi bahasa Indonesia melalui program pendidikan berbasis komunitas, pelatihan komunikasi lintas budaya, dan penguatan peran institusi pendidikan dalam mendorong penggunaan bahasa Indonesia. Implikasi kebijakan yang dapat diambil meliputi perlunya integrasi program literasi bahasa Indonesia dalam kurikulum pendidikan formal maupun informal, penyusunan modul pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan masyarakat lokal, serta pengembangan kebijakan pendukung yang memperkuat peran bahasa persatuan di tengah keragaman bahasa daerah. Kebijakan ini juga harus mendorong kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan dan komunitas lokal untuk menciptakan lingkungan yang mendukung penggunaan bahasa Indonesia dalam berbagai situasi sosial dan budaya. Serangkaian langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan masyarakat dalam beradaptasi di lingkungan multikultural serta memperkokoh identitas nasional di tengah keberagaman bahasa daerah.