Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The natural food composition of long-tailed macaque (Macaca fascicularis Raffles, 1821) inhabiting the Muara Angke Wildlife Reserve in North Jakarta Lestari, Alvita Dwi; Afifah, Felana; Kinanti, Dinda; Fitrianingtyas, Shinta Alief; Firdaus, Nur Azzizah; Isna, Nabilah Nailiyah; Devia, Dinda; Hasanah, Fajar Nur; Basyuri, Ade; Muhammad, Yusuf
Bioma Vol. 20 No. 1 (2024): Bioma
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/Bioma20(1).5

Abstract

Long-tailed macaque (Macaca fascicularis) is one species of wild animals inhabits Muara Angke Wildlife Reserve (SMMA), a wetland reserve predominantly grown by mangrove swamp forest. As there is high encounter of M. fascicularis with human and high incident of human-given food, it is important to understand the composition of natural food of M. fascicularis. The method used was quantitative with data collection techniques using scan sampling technique with 5-minute intervals. Natural food source for M. fascicularis in SMMA is provided by 17 species of plants. The main natural food sources providing both leaves and fruits are Ficus benjamina (54.62%) and Sonneratia caseolaris (28.9%). The most common plant parts eaten by M. fascicularis are leaves (61%) and fruit (21%), resembles to those of leaf monkeys (langurs). However, is a high possibility that nutrient needed to supplement high leaf consumption in SMMA monkeys is provided by non-natural human-given food.
PERILAKU HARIAN JULANG EMAS (RHYTICEROS UNDULATUS) DI TAMAN BURUNG JAGAT SATWA NUSANTARA, TMII Dhyaksa, R. Nana Anindita; Rahayuningsih, Margareta; Utami, Nur Rahayu; Basyuri, Ade
Prosiding Seminar Nasional Biologi Vol. 13 (2025)
Publisher : Prosiding Seminar Nasional Biologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Julang Emas (Rhyticeros undulatus) merupakan burung rangkong penyebar biji penting dalam ekosistem hutan, namun populasinya menurun akibat deforestasi dan perburuan sehingga berstatus rentan (Vulnerable) menurut IUCN. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku harian Julang Emas di Taman Burung Jagat Satwa, TMII dengan mempertimbangkan faktor abiotik lingkungan. Penelitian dilakukan selama dua bulan melalui observasi perilaku dengan metode scan sampling dan ad libitum, disertai pencatatan parameter lingkungan. Hasil menunjukkan bahwa aktivitas dominan adalah vokalisasi (64,25%), bertengger (12,49%), dan terbang (11,54%). Aktivitas tersebut dipengaruhi oleh kondisi aviary dengan suhu 27–32°C, kelembapan 66–85%, dan intensitas cahaya 3.000–11.000 lux yang masih sesuai toleransi spesies. Temuan ini menunjukkan bahwa perilaku harian Julang Emas di Taman Burung Jagat Satwa merefleksikan adaptasi terhadap kondisi aviary yang mendukung, meskipun pengayaan lingkungan tetap diperlukan agar ekspresi perilaku alaminya lebih optimal.
Aktivitas Makan Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) di Kawasan Resort Pengelolaan Taman Nasional Tapos, Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Iffatalya, Hana; Haribowo, Dinda Rama; Khairiah, Ardian; Pirmansyah, Fitra; Rijal, Ahmad; Wahyuni, Amin Indra; Haidar, Taqiyuddin Zanki; Basyuri, Ade; Sondari, Kenni; Sopiah, Wanda; Zidny, Faqih Fathurahman; Wulandari, Salsabila Ratna
Bioma : Berkala Ilmiah Biologi Vol. 25, No 1, Tahun 2023
Publisher : Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/bioma.25.1.60-73

Abstract

Monyet ekor panjang (MEP) memiliki peran dalam meregenerasi hutan, salah satunya melalui aktivitas makan. Resort PTN Tapos merupakan salah satu habitat MEP yang lokasinya berdekatan dengan pemukiman warga sehingga dapat mempengaruhi aktivitas makan MEP. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas makan MEP yang meliputi aktivitas yang sering dilakukan, aktivitas makan berdasarkan waktu, usia, serta jenis pakan yang dimakan oleh MEP pada dua lokasi pengamatan, yaitu Blok Hutan Pasir Beunyeng (PB) dan Pasir Koja (PK). Pengamatan aktivitas MEP menggunakan metode instantaneous scan sampling dan disajikan dalam bentuk persentase. Aktivitas makan MEP yang teramati di Blok PB sebesar 10,92%, sedangkan di blok PK sebesar 21,72%. Aktivitas waktu makan MEP di blok PB tertinggi pada sore hari 71,43%, sedangkan di blok PK tertinggi pada pagi hari 76,92%. Aktivitas makan MEP berdasarkan usia di blok PB tertinggi pada remaja 53,85%, sedangkan di blok PK tertinggi pada remaja 41,07%. Kelompok MEP di blok PB lebih memilih jenis pakan daun Calliandra sp. sebesar 76,92%, sedangkan MEP di blok PK lebih memilih jenis pakan daun Bambusa sp. sebesar 39,29%. Sumber pakan MEP di habitatnya terus berkurang disebabkan peralihan fungsi lahan sehingga pergerakan MEP cenderung memasuki perkebunan penduduk sekitar.