Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Morphological and Molecular Identification of Saurida spp. (Teleostei: Synodontidae) from Saudi Arabia and Indonesia Santanumurti, Muhammad Browijoyo; Suciyono, Suciyono; Abu El-Regal, Mohamed Ahmed
Makara Journal of Science Vol. 28, No. 4
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saurida is a unique fishery commodity because it is difficult to differentiate visually. They can be only effectively con-served once accurately identified. This study aimed to determine the morphology and molecular characteristics of Sau-rida spp. from Banyuwangi (Indonesia) and Jizan (Saudi Arabia). Meristic and morphometric analysis was performed for morphological identification, whereas COI gene analysis was performed for molecular identification. Morphological analysis was performed to identify Saurida in this study, such as S. tumbil (Jizan, Saudi Arabia) and S. micropectoralis (Banyuwangi, Indonesia). S. tumbil did not have dark brown spots on the lateral line and upper caudal fin, whereas S. micropectoralis had 6–9 spots on those parts. S. tumbil also had a larger body size, white intestines, and more dorsal fin spines, and its pectoral fin could reach the pelvic fin. This was different with S. micropectoralis, which had a smaller body size, black intestines, and fewer dorsal fin spines, and its pectoral fin was far from the pelvic fin. Molecular identi-fication showed 100% of S. tumbil for the sample from Jizan and 99.84% S. micropectoralis for the sample from Banyuwangi. Morphological and molecular characteristics can be combined for Saurida identification to avoid misi-dentification for future studies.
Morphological and Molecular Comparison of Areolate Grouper (Epinephelus areolatus) from Saudi Arabia and Indonesia Santanumurti, Muhammad Browijoyo; Suciyono, Suciyono; Syaifurrisal, Arif; Adiputra, Yudha Trinoegraha; Abu El-Regal, Mohamed Ahmed
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis Vol. 16 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis
Publisher : Department of Marine Science and Technology, Faculty of Fisheries and Marine Science, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/jitkt.v16i2.57410

Abstract

Ikan kerapu (subfamily Epinephelinae) merupakan salah satu kelompok ikan terbesar di dunia. Identifikasi kerapu, khususnya genus Epinephelus, dilakukan berdasarkan karakteristik morfologi seperti warna, bentuk tubuh, dan ukurannya. Namun, proses identifikasinya kadang sulit untuk dibedakan secara morfologi karena memiliki karakteristik yang sangat mirip. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah penggunaan DNA barcoding. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ikan kerapu dari Arab Saudi dan Indonesia. Hasil identifikasi morfologi dan molekuler menunjukkan bahwa kerapu dari penelitian ini (dari Yanbu, Arab Saudi dan Lamongan, Indonesia) adalah Epinephelus areolatus (kerapu sirip putih). Secara morfologi, sampel kerapu ekor putih dari Yanbu Arab (Saudi) adalah sebagai berikut: sirip dorsal X-XI/12-15; sirpi anal II-III/8-9; sirip pectoral 13-15; sirip pelvic I-5; sisik linea lateralis 48-53; vertebrae 24. Sementara hasil meristik dari kerapu dari Lamongan (Indonesia) adalah sebagai berikut: sirip dorsal X-XI/15-17; sirip anal II-III/8; sirip pectoral 16-19; sirip pelvic I-5; sisik linea lateralis 48-53; vertebrae 24. Perbedaan E. areolatus dari Arab Saudi dan Indonesia secara morfologi adalah dari bintik dan ekor caudal-nya. Hasil molekuler pada E. areolatus menunjukkan perbedaan clade. Sampel dari Arab Saudi termasuk clade Western Indian Ocean sementara Indonesia termasuk Western Pacific. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan morfologi dan molekuler antara E. areolatus dari Yanbu (Saudi Arabia) dan Lamongan (Indonesia). Sekuens gen COI dari DNA ikan kerapu ekor putih pada penelitian ini telah didaftarkan ke NCBI (PP388919.1 untuk Lamongan dan PP388920.1 untuk Arab Saudi). Data penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi untuk konservasi.