Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERBANDINGAN BATUBARA DAN CaSO4 SEBAGAI REDUKTOR DALAM PROSES REDUKSI BIJIH NIKEL LATERIT Tyassena, Flaviana Yohanala Prista; Agus, Tri Gustiany; Nur, Muhammad Aslam; Prameswara, Gyan; Amin, Idi
JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL Vol 1 No 1 (2022): JURNAL TEKNOLOGI KIMIA MINERAL
Publisher : Politeknik ATI Makassaar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.255 KB) | DOI: 10.61844/jtkm.v1i1.25

Abstract

Berdasarkan data ESDM pada Tahun 2020 Indonesia memiliki 52% cadangan nikel yang ada di dunia. Cadangan nikel di Indonesia ini sebagian besar (90%) tersebar di Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku. Pirometalurgi konvensional merupakan metode pengkayaan mineral yang sering digunakan namun memiliki kelemahan dimana dibutuhkan energi yang besar dan berakibat pada biaya yang besar. Oleh karena itu saat ini banyak dilakukan penelitian untuk mengembangkan proses pirometalurgi suhu rendah dengan memanfaatkan reduktor. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan dua jenis reduktor, yaitu batubara dan CaSO4 serta melihat peranannya dalam proses reduksi selektif. Dua jenis reduktor, yaitu batu bara dan CaSO4, masing-maing dicampur dengan ore nikel dengan perbandingan berat 1:4 dan 1:10. Proses reduksi selektif dilakukan dengan kalsinasi menggunakan furnace pada variasi suhu 800oC, 900oC, dan 1000oC selama 120 menit. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa reduktor CaSO4 pada suhu 1000oC menghasilkan % recovery yang lebih tinggi mencapai 36% dibandingkan dengan batubara yang hanya mencapai 17%. Kandungan Sulfur pada CaSO4 akan berikatan dengan besi membentuk FeS dan kalsium akan berikatan dengan silikat. Proses pemisahan secara magnetik lebih lanjut diperlukan untuk memisahkan pengotor-pengotor non-magnetik yang terbentuk, yaitu FeS dan CaSi2O5 sehingga akan didapatkan % recovery nikel yang lebih tinggi. Sedangkan hasil yang tidak optimal pada batubara disebabkan karena rendahanya kandungan karbon, serta tingginya kandungan zat pengotor dan air.