Panti Asuhan memainkan peran krusial dalam mendidik dan membina anak-anak terlantar agar menjadi individu yang mandiri dan berkontribusi dalam pembagunan nasional. Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan yang dihadapi anak-anak panti asuhan dalam mengikuti Latihan gulat sebagai bagian dari program peningkatan kedisiplinan melalui Teknik self-management. Metode yang digunakan meliputi observasi, wawancara, serta implementasi teknik self-management yang didasarkan pada teori belajar Albert Bandura. Penelitian dilakukan di Panti Asuhan X, yang memiliki 58 anak dengan rentang 4 hingga 22 tahun. Program ini bertujuan meningkatkan kedisiplinan melalui latihan gulat, menggunakan papan evaluasi dengan stiker warna untuk menilai kehadiran dan partisipasi. Pada awal program, mayoritas stiker berwarna merah, menunjukan ketidakhadiran yang tinggi. Setelah intervensi dengan Teknik self-management dan psikoedukasi, terjadi peningkatan signifikan dalam kedisiplinan, yang terlihat dari meningkatnya jumlah stiker kuning yang menunjukan kehadiran. Hasil penelitian menunjukan bahwa banyak anak panti asuhan merasa terpaksa dan kurang termotivasi dalam mengikuti Latihan gulat. Melalui pendekatan self-management, anak-anak menunukan peningkatan dalam kedisiplinan, motivasi dan regulasi emosi. Peningkatan regulasi emosi ini dilihat memalui respon anak-anak ketika diminta untuk berlatih, yang sebelumnya sering marah kini menunjukan respons yang lebih tenang dan menurut. Keberhasilan intervensi ini menegaskan pentingnya pendekatan berbasis teori psikologi social dalam meningkatkan kedisiplinan dan regulasi emosi di lingkungan panti asuhan. Temuan ini memberikan rekomendasi kuat untuk penerapan Teknik self-management, teori modeling, dan pendekatan psikoedukasi serupa dalam program-program pengembangan anak di panti asuhan lainnya.