Latar Belakang: Penyakit ginjal kronik merupakan penyakit ginjal tahap akhir yang disebabkan oleh hilangnya fungsi tubuh untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan, elektrolit sehingga mengakibatkan tingginya kadar ureum dalam darah yang membutuhkan terapi hemodialisa. Hemodialisis merupakan pengobatan seumur hidup yang sering menimbulkan dampak buruk pada pasien terutama kesehatan mental. Dampaknya bisa menimbulkan komplikasi yang berkepanjangan, penurunan produktivitas dan perubahan mood negative. Persepsi penderita tentang kualitas hidupnya yang semakin buruk dapat memperberat penyakitnya Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RS Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metode: Jenis penelitian ialah deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 138 orang. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner WHOQOL-BREF. Metode analisis yaitu dengan analisis univariat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 69 responden (50,0%) memiliki kualitas hidup sedang pada domain kesehatan fisik, 57 responden (41,3%) memiliki kualitas hidup baik pada domain psikologis, 63 responden ( 45,7%) memiliki kualitas hidup sedang pada domain hubungan sosial, dan 81 responden (58,7%) memiliki kualitas hidup baik pada domain lingkungan. Kesimpulan: Kualitas hidup pasien hemodialisis dalam kategori baik dengan presentase (52,2%)