Sartika, Sartika
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Olahraga Dan Kesehatan, Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pencegahan Tuberkulosis dalam Keluarga Melalui Media Rekaman Video Sartika Sartika; Sigit Mulyono
Journal of Telenursing (JOTING) Vol 4 No 1 (2022): Journal of Telenursing (JOTING)
Publisher : Institut Penelitian Matematika, Komputer, Keperawatan, Pendidikan dan Ekonomi (IPM2KPE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31539/joting.v4i1.3491

Abstract

This study aims to determine the effect of providing education using video recording media in preventing tuberculosis in the family. The method used is an integrated literature review through article searches in the Pubmed, ScienceDirect, Scopus and Google Scholar databases. The results showed that the knowledge and behavior of respondents in preventing tuberculosis increased after being given education using video recordings. In conclusion, there is an effect of health education with video recording on transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis families. Keywords: Family, Prevention, Nurse, Video Recording, Tuberculosis
Peningkatan pengetahuan kader dalam manejemen diri diabetes melitus melalui kelas edukasi kader Zainuddin, Zainuddin; Sulistiani, Ita; Ahmad, Zul Fikar; Sartika, Sartika; Maryadi, Maryadi
Jurnal PADE: Pengabdian & Edukasi Vol 6, No 2 (2024): Oktober
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30867/pade.v6i2.2215

Abstract

Diabetes mellitus is a metabolic disease characterized by an increase in blood sugar caused by disruption of the insulin hormone which has a function to maintain body homeostasis by lowering blood sugar levels. The expected goal after the implementation of this program is to increase the knowledge of cadres in compliance with diabetes mellitus management in cadres in Lemito District, Lomuli Village. This is intended for cadres with a total of 10 health cadres. The methods used in this activity include counseling and also providing Pre-tests and Post-tests. To find out the knowledge of cadres before and after being given counseling about Diabetes Mellitus. The results of the initial screening using a written pre-test question sheet showed that the cadres' knowledge of DM was around 6.1% where the results of the pre-test showed that the cadres did not know much about Diabetes Mellitus, and after the presentation of the material showed an increase in the cadres' knowledge of around 7.2% as evidenced by the written post-test question sheet.
KONSEP DIRI DAN ADAPTASI PSIKOSOSIAL LANSIA: STUDI DI LINGKUNGAN MANONGKOKI I TAKALAR Zainuddin, Zainuddin; Sartika, Sartika; Hunowu, Sri Yulian
Jurnal Kesehatan Samawa Vol. 9 No. 2 (2024): JKS
Publisher : Jurnal Kesehatan Samawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lansia terus menghadapi cedera narsistik saat mereka berusaha beradaptasi pada kehidupan biologis, psikologis, dan sosial yang berhubungan dengan proses penuaan. Konsep diri memainkan peran sentral dalam menentukan kemampuan adaptasi psikososial mereka, namun penelitian yang menghubungkan konsep diri dengan adaptasi psikososial dalam konteks lokal, seperti di Manongkoki I, masih terbatas. untuk mengetahui Hubungan Konsep Diri Dengan Adaptasi Psikososial Lansia Di Di Lingkungan Manongkoki I Kec. Polut Kab. Takalar. Metode: penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel adalah Purposive Sampling dengan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 50 orang. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner terstruktur dan dianalisis dengan uji statistik Chi-square. diperoleh data bahwa konsep diri negatif dengan adaptasi psikososial mal-adaptif sebanyak 19 orang (38,0%) dan yang adaptif sebanyak 4 orang (8,0%), sedangkan responden yang memiliki konsep diri positif dengan adaptasi psikososial mal-adaptif sebanyak 2 orang (4,0%) dan yang adaptif sebanyak 25 orang (50,0%). Dari hasil analisa bivariat yang menggunakan uji Continuity Correction, diperoleh nilai Pvalue lebih kecil dari nilai ? (p:0,000 < ?:0,05). Hal tersebut menunjukkan hubungan signifikan antara konsep diri positif dengan perilaku psikososial adaptif . Responden dengan konsep diri positif memiliki peluang lebih besar untuk menunjukkan perilaku adaptif. Konsep diri yang positif berperan penting dalam meningkatkan adaptasi psikososial lansia. Oleh karena itu, intervensi berbasis komunitas yang memperkuat konsep diri lansia perlu diterapkan untuk mendukung kesejahteraan psikososial mereka.
MANFAAT ALOE VERA TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II: A SYSTEMATIC REVIEW Maryadi, Maryadi; Purwanto, Erwin; Indra, Indra; Sartika, Sartika
OVUM : Journal of Midwifery and Health Sciences Vol. 5 No. 1 (2025): OVUM : Journal of Midwifery and Health Sciences
Publisher : Universitas Duta Bangsa Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47701/ovum.v5i1.4828

Abstract

Luka bakar menjadi masalah lokal hingga global karena kasusnya terus mengalami peningkatan sehingga perlu dilakukan penanganan luka dengan baik untuk mencegah terjadinya kematian. Banyak studi pada hewan yang melaporkan manfaat pengobatan herbal dalam penyembuhan luka bakar, salah satunya adalah aloe vera. Studi systematic review ini bertujuan untuk melakukan tinjauan efek aloe vera terhadap penyembuhan luka bakar. Database yang digunakan yaitu Pubmed, Scopus, Ebsco, Science Direct, dan Proquest untuk mencari literatur yang relevan selama tahun 2015-2025 dengan menggunakan kata kunci yang telah disusun. Hasil penelusuran didapatkan total 841 literatur, yang hingga pada fase akhir seleksi didapatkan 3 literatur yang diputuskan untuk dilakukan review karena memenuhi seluruh kriteria yang telah ditetapkan. Hasil studi ini didaptkan bahwa penggunaan aloe vera efektif dalam mempercepat penyembuhan luka bakar, mempersingkat lama rawat, serta dapat mengurangi rasa nyeri dan gatal pada luka.
Pembersihan Jalan Nafas Pasien dengan Penyakit Paru Obstruksi Kronis Menggunakan Active Cycle of Breathing Technique Erwin Purwanto; Maryadi Maryadi; Indra Indra; Sartika Sartika
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 15, No 4 (2024): Oktober-Desember 2024
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf15451

Abstract

Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD) causes persistent cough that produces mucopurulent or purulent sputum. Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) is an alternative therapy to improve airway clearance. However, the effect of ACBT on airway clearance in patients with COPD from various previous studies still shows mixed and fragmented results. Therefore, an integrative review is needed to determine the effect of ACBT therapy on improving airway clearance in patients with COPD. This literature review uses five electronic databases, namely PubMed, ScienceDirect, ProQuest, EBSCO and Garuda, to search for relevant research articles published in 2014 to 2024 in English and Indonesian. This literature review obtained 213 articles, which then in the final phase obtained 8 articles that met the criteria. The results of the review showed that ACBT therapy was carried out on average in 2 minutes in one cycle with the most effective therapy implementation time of 15-20 minutes, which was carried out 2-3 times a day, proven to be effective in improving airway clearance in patients with COPD. This can be seen from the increase in sputum output, changes in breathing patterns, increased lung function as measured by Force Vital Capacity (FVC), Forced Expiratory Volume in one second (FEV1), and Oxygen Saturation (SpO2). Furthermore, it was concluded that ACBT has been proven effective in improving airway clearance in patients with COPD.Keywords: chronic obstructive pulmonary disease; active cycle of breathing technique; airway clearance ABSTRAK Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) menimbulkan batuk persisten yang menghasilkan sputum mukopurulen atau purulent. Active Cycle of Breathing Technique (ACBT) merupakan terapi alternatif untuk meningkatkan bersihan jalan napas. Namun, efek ACBT terhadap bersihan jalan napas pada pasien dengan PPOK dari berbagai penelitian sebelumnya masih menunjukkan hasil yang beragam dan terfragmentasi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tinjauan integratif yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi ACBT terhadap peningkatan bersihan jalan napas pada pasien dengan PPOK. Literature review ini menggunakan lima database elektrolik yaitu PubMed, ScienceDirect, ProQuest, EBSCO dan Garuda, untuk mencari artikel penelitian yang relevan, yang diterbitkan pada tahun 2014 sampai 2024 dalam bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Tinjauan literatur ini mendapatkan 213 artikel, yang selanjutnya pada fase akhir didapatkan 8 artikel yang memenuhi kriteria. Hasil review menunjukkan bahwa terapi ACBT rata-rata dilaksanakan dalam 2 menit dalam satu siklus dengan waktu pelaksanaan terapi paling efektif 15-20 menit, yang dilakukan 2-3 kali sehari, terbukti efektif untuk meningkatkan bersihan jalan napas pasien dengan PPOK. Hal ini dilihat dari peningkatan pengeluaran sputum, perubahan pola pernapasan, meningkatnya fungsi paru yang diukur dari Force Vital Capacity (FVC), Forced Expiratory Volume in one second (FEV1), dan Saturasi Oksigen (SpO2). Selanjutnya disimpulkan bahwa ACBT terbukti efektif untuk meningkatkan bersihan jalan napas pada pasien dengan PPOK.Kata kunci: penyakit paru obstruksi kronis; active cycle of breathing technique; bersihan jalan napas
Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Lansia Melalui Edukasi Dan Demonstrasi Sartika, Sartika; Zainuddin, Zainuddin; Wahyudin, Wahyudin
Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 2 No 2 (2025): Linggamas: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.linggamas.2025.2.2.15895

Abstract

Lansia merupakan kelompok rentan terhadap masalah kesehatan akibat penurunan fungsi fisik dan imunitas. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi kunci pencegahan penyakit, namun pemahaman dan praktiknya seringkali belum optimal pada kelompok ini. Pengabdian masyarakat ini berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan PHBS, khususnya cuci tangan pakai sabun (CTPS), pada lansia di Panti Griya Lansia Jannati. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pemahaman lansia mengenai pentingnya PHBS dan mempraktikkan CTPS dengan benar. Metode yang digunakan meliputi penyuluhan interaktif menggunakan media visual (Video melalui Proyektor, leaflet) dan demonstrasi langsung langkah-langkah CTPS. Evaluasi dilakukan melalui observasi partisipasi, tanya jawab, dan redemonstrasi oleh lansia. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan antusiasme dan pemahaman lansia terhadap materi yang disampaikan, serta mayoritas lansia mampu mempraktikkan kembali langkah CTPS dengan benar setelah intervensi. Kegiatan ini berkontribusi pada upaya promotif dan preventif kesehatan di lingkungan panti lansia
Kebiasaan Menahan Kemih dan Kebersihan Genitalia Sebagai Faktor Risiko Infeksi Saluran Kemih Indra, Indra; Sartika, Sartika; Maryadi, Maryadi; Purwanto, Erwin
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 16, No 1 (2025): Januari-Maret 2025
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf16102

Abstract

Urinary tract infection is one of the common health problems in hospitals, which increases morbidity, treatment costs, and length of hospitalization. The habit of holding urine and poor genital hygiene are risk factors that are often overlooked. This study aimed to analyze the significance of the habit of holding urine and poor genital hygiene as risk factors for urinary tract infection. This study used a case-control design, involving patients with urinary tract infection at Hermina Kendari Hospital. The sample size of cases and controls was 38 people each, selected using the accidental sampling technique. Data were collected by filling out a questionnaire, then the odds ratio was calculated for both factors. The results showed that the odds ratio for the habit of holding urine was 2.949; while the odds ratio for genital hygiene was 3.322. It could be concluded that the habit of holding urine and negative behavior in maintaining genital hygiene are risk factors for urinary tract infection at Hermina Kendari Hospital.Keywords: urinary tract infection; habit of holding urine; genital hygiene ABSTRAK Infeksi saluran kemih merupakan salah satu masalah kesehatan umum di rumah sakit, yang meningkatkan morbiditas, biaya perawatan, dan lama rawat inap. Kebiasaan menahan kemih dan kurangnya kebersihan genitalia merupakan faktor risiko yang sering diabaikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis signifikansi kebiasaan menahan kemih dan kurangnya kebersihan genitalia sebagai faktor risiko infeksi saluran kemih. Penelitian ini menggunakan desain case-control, dengan melibatkan pasien infeksi saluran kemih di RS Hermina Kendari.  Ukuran sampel kasus dan sampel kontrol masing-masing adalah 38 orang, yang dipilih dengan teknik accidental sampling. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner, lalu dihitung odds ratio untuk kedua faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa odds ratio untuk kebiasaan menahan kemih adalah 2,949; sedangkan odds ratio untuk kebersihan genitalia adalah 3,322. Dapat disimpulkan bahwa kebiasaan menahan kemih dan perilaku negatif dalam menjaga kebersihan genitalia merupakan faktor risiko infeksi saluran kemih di Rumah Sakit Hermina Kendari.Kata kunci: infeksi saluran kemih; kebiasaan menahan kemih; kebersihan genitalia 
Implementasi Pendidikan Kesehatan dan Senam Kaki untuk Cegah Komplikasi Diabetes Mellitus pada Lansia Sartika, Sartika; Zainuddin, Zainuddin; Hunowu, Sri Yulian; Indra, Indra
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 4, No 2 (2025)
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/phar.soc.v4i2.31363

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang prevalensinya terus meningkat, terutama pada kelompok lanjut usia (lansia) yang rentan terhadap komplikasi akibat perubahan fisiologis. Kurangnya pengetahuan tentang pencegahan DM dan minimnya aktivitas fisik seperti senam kaki memperburuk risiko komplikasi. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman lansia mengenai DM serta keterampilan melakukan senam kaki diabetes sebagai salah satu strategi nonfarmakologis untuk pencegahan komplikasi. Metode pelaksanaan berupa pendidikan kesehatan berbasis ceramah interaktif dan demonstrasi praktik senam kaki kepada peserta Prolanis di Desa Bubeya, Kecamatan Suwawa. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tiga tahapan utama, yaitu persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan hasil pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil kegiatan menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam tingkat pemahaman peserta setelah diberikan pendidikan kesehatan. Sebelum intervensi, terdapat beberapa aspek pengetahuan peserta yang masih kurang, terutama terkait pentingnya aktivitas fisik dan karakteristik penyakit tidak menular. Namun setelah intervensi, lebih dari 90% peserta mampu memahami definisi DM, gejala, kadar gula darah normal, pencegahan komplikasi, serta pentingnya melakukan senam kaki secara rutin. Demonstrasi senam kaki diabetes juga diterima dengan baik oleh peserta dan mampu meningkatkan keterampilan mereka dalam menjaga sirkulasi darah dan mencegah komplikasi ulcus diabetik. Partisipasi aktif peserta selama kegiatan menunjukkan efektivitas pendekatan ceramah interaktif yang dikombinasikan dengan praktik langsung. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan dan praktik senam kaki merupakan intervensi yang efektif untuk meningkatkan perilaku pencegahan komplikasi DM pada lansia. Edukasi berkelanjutan serta pendampingan oleh kader kesehatan diperlukan untuk menjaga keberlanjutan perilaku sehat ini di tingkat komunitas