Kautsar, Muhammad Anas
Universitas Negeri Medan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pemetaan Curah Hujan untuk Tanaman Padi di Kabupaten Serdang Bedagai Daulay, Muhammad Reza Fahlepi; Sari, Naila Elfira; Pratiwi, Lili; Nasution, Khairunnisa; Kautsar, Muhammad Anas; Syukri, Pradipa Nasywa; Matondang, Muhammad Farouq Ghazali
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 12, No 2 (2024): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/jpm.v12i2.22670

Abstract

Iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi, terutama curah hujan yang merupakan sumber air utama. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tipe iklim di Kabupaten Serdang Bedagai dengan menggunakan klasifikasi Schmidt-Ferguson dan mengevaluasi kesesuaiannya untuk budidaya padi. Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) digunakan dengan memanfaatkan data curah hujan dari Climate Hazards Group Infrared Precipitation with Station Data (CHIRPS) yang disediakan oleh Climate Hazards Center, University of California, Santa Barbara. Evaluasi iklim dilakukan dengan menganalisis curah hujan tahunan dan membandingkannya dengan kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman padi dari Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian. Hasilnya mengklasifikasikan iklim di Kabupaten Serdang Bedagai sebagai tipe A (sangat basah) berdasarkan klasifikasi Schmidt-Ferguson, dengan 55 bulan basah dan tidak ada bulan kering dari tahun 2019 hingga 2023. Curah hujan tahunan rata-rata berkisar antara 2.000 hingga 3.500 mm. Sekitar 85% dari wilayah ini mengalami curah hujan sedang (2500-3000 mm/tahun), sehingga cukup sesuai (S2) hingga agak sesuai (S3) untuk padi sawah tadah hujan dan padi gogo. Sementara itu, 13,52% dari wilayah tersebut memiliki curah hujan yang lebih rendah (2000-2500 mm/tahun), yang sangat sesuai (S1) untuk padi rawa pasang surut. Sebaliknya, 1,48% wilayah memiliki curah hujan yang tinggi (3000-3500 mm/tahun), yang tidak sesuai (N) untuk padi sawah tadah hujan dan padi gogo, namun sedikit sesuai (S3) untuk padi rawa pasang surut. Temuan ini memberikan wawasan penting untuk perencanaan budidaya padi di Kabupaten Serdang Bedagai.
Analisis Perkembangan Perumahan di Kecamatan Batang Kuis tahun 2020-2024 Menggunakan Citra Sentinel-2 Kautsar, Muhammad Anas; Syukri, Pradipa Nasywa; Sembiring, Joey Athana; Kurniawan, Muhammad Hafizd; Simaremare, Ermas; Marbun, Sahala Fransiskus
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol 13, No 2 (2025): Jurnal Pemberdayaan Masyarakat (In Press)
Publisher : Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37064/jpm.v13i2.26374

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan penggunaan lahan akibat pembangunan kawasan perumahan serta memberikan dasar ilmiah bagi pengendalian tata ruang berkelanjutan. Target khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran perumahan per desa, menghitung luas dan laju perubahan lahan organisasi, serta mengungkap pola alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan. Metode yang digunakan meliputi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan citra Sentinel-2 tahun 2020–2024, dikombinasikan dengan data sekunder dan survei lapangan. Analisis dilakukan melalui klasifikasi terawasi (supervised classification), overlay, dan intersect untuk mendeteksi perubahan tutupan lahan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan luas organisasi dari 481,79 hektar pada tahun 2020 menjadi 503,18 hektar pada tahun 2024, sementara lahan pertanian menurun drastis dari 1.293,10 hektar menjadi 422,47 hektar. Sebanyak 22 kompleks perumahan teridentifikasi, dengan konsentrasi tertinggi di Desa Paya Gambar (31,82%), Baru (18,18%), dan Bintang Meriah (13,64%). Pertumbuhan perumahan ini dipengaruhi oleh kedekatan dengan Bandara Kualanamu dan proyek Sport Center Sumatera Utara. Penelitian menyimpulkan bahwa Kecamatan Batang Kuis mengalami transformasi spasial menuju semi-perkotaan dengan intensitas pembangunan tinggi. Pertumbuhan perumahan meningkatkan aktivitas ekonomi, namun memerlukan pengendalian tata ruang agar keseimbangan ekologi tetap terjaga.