Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika perubahan penggunaan lahan akibat pembangunan kawasan perumahan serta memberikan dasar ilmiah bagi pengendalian tata ruang berkelanjutan. Target khusus penelitian ini adalah mengidentifikasi sebaran perumahan per desa, menghitung luas dan laju perubahan lahan organisasi, serta mengungkap pola alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan perumahan. Metode yang digunakan meliputi penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan citra Sentinel-2 tahun 2020–2024, dikombinasikan dengan data sekunder dan survei lapangan. Analisis dilakukan melalui klasifikasi terawasi (supervised classification), overlay, dan intersect untuk mendeteksi perubahan tutupan lahan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan luas organisasi dari 481,79 hektar pada tahun 2020 menjadi 503,18 hektar pada tahun 2024, sementara lahan pertanian menurun drastis dari 1.293,10 hektar menjadi 422,47 hektar. Sebanyak 22 kompleks perumahan teridentifikasi, dengan konsentrasi tertinggi di Desa Paya Gambar (31,82%), Baru (18,18%), dan Bintang Meriah (13,64%). Pertumbuhan perumahan ini dipengaruhi oleh kedekatan dengan Bandara Kualanamu dan proyek Sport Center Sumatera Utara. Penelitian menyimpulkan bahwa Kecamatan Batang Kuis mengalami transformasi spasial menuju semi-perkotaan dengan intensitas pembangunan tinggi. Pertumbuhan perumahan meningkatkan aktivitas ekonomi, namun memerlukan pengendalian tata ruang agar keseimbangan ekologi tetap terjaga.