Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENETAPAN KEBUTUHAN HARIAN PAKAN IKAN RUCAH UNTUK PENGGEMUKAN KEPITING BAKAU Scylla paramamosain DI KERAMBA JARING DASAR Permadi, Sandi; Juwana, Sri
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 1 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggemukan kepiting Bakau merupakan bagian dari kegiatan budi daya kepiting yang banyak diminati dan dilakukan petambak karena durasi pemeliharaannya yang relatif pendek, yaitu 14–21 hari per siklus. Ikan rucah merupakan pakan alami kepiting Bakau yang mudah didapat dengan harga terjangkau. Belum diperoleh informasi ilmiah mengenai kebutuhan harian pakan ikan rucah untuk penggemukan kepiting Bakau. Informasi ilmiah mengenai jumlah pemberian pakan harian masih terbatas pada pembesaran kepiting. Oleh karena itu, kajian ilmiah mengenai kebutuhan harian pakan ikan rucah untuk penggemukan kepiting perlu dilakukan. Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu kabupaten penghasil kepiting Bakau dan berpotensi sebagai tempat pengembangan budi daya kepiting Bakau. Oleh karena itu, Probolinggo dipilih sebagai lokasi penelitian ini yang dilakukan pada bulan November–Desember 2014. Kepiting uji yang digunakan memiliki lebar karapas 8–13 cm dan bobot 115–500 g. Kepiting dipelihara dalam keramba jaring dasar (KJD) berukuran 5 x 5 m2 dengan kepadatan 16 kepiting/KJD dan rasio jenis kelamin 1:1. Penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan dengan 3 kali ulangan. Persentase pemberian pakan harian adalah 10, 15, 20, dan 25% dari berat tubuh kepiting. Parameter yang diamati selama pemeliharaan 13 hari yaitu pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, dan persentase kepiting gemuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ransum pakan harian ikan rucah sebanyak 10% dan15% dari berat tubuh kepiting memberikan hasil panen terbaik untuk penggemukan kepiting Bakau. Tingkat kelangsungan hidup yang diperoleh yaitu 70% dari kepadatan awal 0,64 kepiting/m2, dengan pertambahan total berat tubuh sebesar 14% selama pemeliharaan.
Penetapan Kadar Kalsium dalam Pakan Formulasi untuk Zoea Awal Kepiting Scylla paramamosain Pratama, Idham Sumarto; Juwana, Sri; Permadi, Sandi
Oseanologi dan Limnologi di Indonesia Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Oseanologi dan Limnologi di Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses kalsifikasi cangkang baru pascamolting pada burayak kepiting membutuhkan kalsium yang bersumber dari pakan dan air di lingkungan hidupnya. Namun, aktivitas enzim pencernaan pada fase Zoea awal belum sempurna, sehingga pakan buatan yang diberikan dalam ransum pemeliharaan burayak kepiting mungkin kurang dapat dicerna. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan kalsium pada pakan formulasi terhadap laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup Zoea kepiting bakau Scylla paramamosain selama pemeliharaan. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2015 selama 3 hari. Zoea dipelihara dalam wadah ekoplas dengan padat penebaran 50 ind/L. Penambahan kalsium Kalzana-D dilakukan sebanyak 0 mg/g (A), 50 mg/g (B), 100 mg/g  (C), 150 mg/g (D), dan 200 mg/g (E) per adonan (34.50 g) pakan formulasi, dengan 9 kali ulangan untuk setiap perlakuan. Seluruh wadah ekoplas diletakkan di dalam waterbath bersuhu 30°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan kalsium 50 mg/g dapat mendukung keberhasilan Zoea I untuk berkembang ke tahap Zoea II (66%) dengan kelangsungan hidup tertinggi (7.6 ± 4.98%), serta ukuran cephalothorax (597.69 ± 65.81 μm), abdomen (1135.39 ± 126.47 μm), dan telson (409.23 ± 61.80 μm) yang lebih besar dibandingkan keempat perlakuan yang lain.